Dua Perawat Korban KKB Ditemukan Pingsan di Dasar Jurang
Tim gabungan TNI-Polri menemukan dua perawat yang menjadi korban serangan KKB di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua, tidak sadarkan diri. Tenaga kesehatan yang terluka akan dievakuasi pada Kamis (16/9/2021).
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
KOMPAS/PENREM 172/PRAJA WIRA YAKHTI
Salah seorang tenaga kesehatan yang menjadi korban dalam serangan kelompok kriminal bersenjata di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9/2021).
JAYAPURA, KOMPAS — Tim gabungan TNI-Polri menemukan dua perawat Puskesmas Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, di dasar jurang sedalam 30 meter dalam kondisi tidak sadarkan diri pada Rabu (15/9/2021). Keduanya menjadi korban dalam serangan kelompok kriminal bersenjata atau KKB di Kiwirok pada Senin (13/9/2021).
”Kami mendapatkan informasi menyedihkan. Kedua perempuan yang berprofesi sebagai perawat Puskesmas Kiwirok ditemukan berada di dasar jurang,” kata Komandan Korem 172/Praja Wira Yakhti Brigadir Jenderal Izak Pangemanan saat dihubungi dari Jayapura.
Ia menuturkan, kedua perawat ini sama sekali tidak merespons saat dipanggil tim gabungan TNI-Polri dari atas jurang. Keduanya diperkirakan berada di dasar jurang selama dua hari terakhir.
Tim belum dapat menyelamatkan kedua korban karena tidak memiliki tali untuk menjangkau ke dasar jurang sedalam itu. (Izak Pangemanan)
Sebelumnya, KKB pimpinan Lamek Taplo membakar Kantor Distrik Kiwirok, puskesmas, pasar, sekolah dasar, rumah tenaga kesehatan, rumah guru, dan kantor Bank Papua di Distrik Kiwirok pada Senin pukul 09.30 WIT. Seorang anggota TNI AD, yakni Prajurit Dua Ansar, terluka saat terlibat kontak tembak dengan kelompok tersebut.
SATGAS PAMTAS YONIF 403/WP
Kelompok kriminal bersenjata membakar sejumlah fasilitas publik di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9/2021). Fasilitas publik yang dibakar adalah sekolah, puskesmas, pasar, dan kantor Bank Papua.
”Tim belum dapat menyelamatkan kedua korban karena tidak memiliki tali untuk menjangkau ke dasar jurang sedalam itu. Kami telah meminta bantuan tali dari tim SAR Jayapura,” kata Izak.
Izak mengaku masih terdapat seorang tenaga kesehatan yang belum diketahui nasibnya hingga kini. Tenaga kesehatan ini bertugas sebagai mantri di Puskesmas Kiwirok.
Adapun sebanyak delapan tenaga kesehatan dan enam guru yang dapat dievakuasi tim gabungan TNI-Polri ke Pos Satgas Pengamanan Perbatasan Yonif 403/WP di Kiwirok. Tiga tenaga kesehatan dalam kondisi luka-luka.
Pelanggaran HAM
Izak menyatakan, perbuatan KKB adalah aksi terorisme dan pelanggaran hak asasi manusia. Sebab, kelompok ini telah menyerang tenaga kesehatan yang sama sekali tidak bersalah.
KOMPAS/FABIO MARIA LOPES COSTA
Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakti Brigadir Jenderal TNI Izak Pangemanan
”Kami akan mengevakuasi mereka dengan helikopter pada Rabu ini namun terkendala kondisi cuaca buruk. Kami juga berupaya mengevakuasi tenaga kesehatan dan guru pada Kamis (16/9/2021),” tambahnya.
Ketua Ikatan Dokter (IDI) Papua Donald Aronggear mengecam aksi penyerangan tenaga kesehatan di Distrik Kiwirok. Ia merasa prihatin karena tenaga kesehatan selalu menjadi korban dalam konflik di Papua.
”Kami menuntut negara melindungi tenaga kesehatan yang bertugas di pedalaman Papua. Tidak boleh terulang lagi aksi penyerangan tenaga kesehatan di Papua,” katanya.
Kapolres Pegunungan Bintang Ajun Komisaris Besar Cahyo Sukarnito saat dihubungi dari Jayapura memaparkan, aksi KKB telah menyebabkan sembilan fasilitas publik hangus terbakar dalam dua hari terakhir di dua distrik atau kecamatan. Kelompok ini juga membakar rumah dinas milik guru dan tenaga kesehatan.
Ia menuturkan, KKB memanfaatkan minimnya jumlah anggota polisi di Pegunungan Bintang yang minim. Hanya ada 148 personel yang bertugas di kabupaten seluas 15.863 kilometer persegi itu.
”Hanya terdapat tiga markas polsek dan tiga polsubsektor di Kabupaten Pegunungan Bintang. Satu anggota kami harus mengawasi hingga 105 kilometer persegi,” ujar Cahyo.
Diketahui, KKB Lamek Taplo terus menebar aksi teror di Pegunungan Bintang sejak tahun 2020. Dari data Polri dan TNI, kelompok Lamek terlibat dalam tujuh aksi teror dalam 18 bulan terakhir. Serangan kelompok Lamek mengakibatkan tiga warga sipil dan sembilan aparat keamanan terluka.
Kelompok Lamek juga menembak pesawat TNI AU jenis CASA CN-2909 pada 22 Maret 2020 sebelum mendarat di Bandara Oksibil. Mereka juga membakar satu truk dan dua alat berat ekskavator milik PT Wijaya Karya di Kampung Mangabib, Distrik Oksebang, 8 September 2021.