Pelacakan Kasus dan Perluasan Vaksinasi Jadi Tantangan di Lampung
Masyarakat dan pemangku kebijakan di Lampung tidak boleh terlena dalam melaksanakan protokol kesehatan dan pelacakan kasus. Jika ini sampai terjadi, situasi darurat karena pandemi Covid-19 di Lampung akan terulang lagi.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
Tren penurunan kasus Covid-19 di Lampung mulai terlihat sejak awal September 2021. Zonasi sebaran Covid-19 di 15 kabupaten/kota di Lampung juga semakin membaik. Namun, konsistensi menjadi tantangan bagi pengendalian pandemi di Lampung. Persoalan deteksi dini dan percepatan vaksinasi Covid-19 masih menjadi pekerjaan rumah belum tuntas.
Saat berkunjung ke Lampung pada Kamis (2/9/2021), Presiden Joko Widodo juga menyoroti dua persoalan krusial dalam penanganan pandemi Covid-19 di Lampung, yakni tingkat kematian yang tinggi dan capaian vaksinasi yang rendah.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Lampung, hingga 11 September 2021, cakupan vaksinasi Covid-19 di Lampung baru mencapai 14,85 persen. Dari total sasaran 6,6 juta warga, baru 986.957 warga Lampung yang mendapat vaksin Covid-19 dosis pertama.
Sementara itu, jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 di Lampung hingga Minggu (12/9/2021) sebanyak 3.693 jiwa. Jumlah itu setara dengan 7,67 persen dari total 48.113 kasus Covid-19 di Lampung.
Hasil pengukuran indeks pengendalian Covid-19 yang dilakukan Litbang Kompas menunjukkan, Lampung termasuk daerah dengan indeks pengendalian Covid-19 di bawah rata-rata nasional. Tak hanya Lampung, dua provinsi lain di Sumatera yang indeksnya masih rendah adalah Aceh dan Sumatera Utara.
Kendati begitu, skor indeks pengendalian Covid-19 di Lampung cenderung menunjukkan perbaikan. Pada awal pengukuran indeks, Lampung mendapat skor rendah (35). Namun, pada minggu ke-6 hingga minggu ke-8 pengukuran, indeks pengendalian Covid-19 di Lampung menunjukkan skor yang lebih baik.
Potret tersebut tergambar dari tren penurunan kasus Covid-19 di Lampung beberapa pekan ini. Bahkan, dua hari terakhir, penambahan kasus baru Covid-19 di Lampung kurang dari 100 orang per hari. Penurunan kasus di hampir seluruh kabupaten/kota di Lampung juga membuat 12 daerah berstatus zona kuning.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dalam berbagai kesempatan menjelaskan, hambatan dalam pencapaian target vaksinasi di Lampung adalah pasokan vaksin dari pusat yang terbatas. Hingga saat ini, Lampung masih kekurangan sekitar 12,5 juta dosis vaksin Covid-19.
Hingga 8 September 2021, Lampung baru mendapat alokasi vaksin sebanyak 2,08 juta dosis atau setara dengan 14,26 persen. Hampir semua vaksin juga sudah didistribusikan ke 15 kabupaten/kota.
Persoalan distribusi vaksin Covid-19 ke daerah juga diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Way Kanan Anang Risgiyanto. Menurut dia, stok vaksin yang dikirim setiap minggu hanya cukup untuk pelaksanaan vaksinasi di puskesmas selama 1-2 hari ke depan.
Kematian akibat Covid-19
Adapun terkait kasus kematian yang cukup tinggi di Lampung, Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reihana menjelaskan, kondisi itu lebih didominasi pasien yang berusia lebih dari 60 tahun. Pasien manula dan memiliki komorbit mempunyai risiko kematian 19 kali lebih tinggi.
Berdasarkan pemantauan, tingkat kesembuhan Covid-19 di Lampung sebenarnya cenderung meningkat. Hingga saat ini, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 mencapai 87,04 pesen.
Tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) Covid-19 di rumah sakit sebesar 18,84 persen. Kondisi itu jauh lebih baik dibandingkan dengan situasi pada pertengan Juli 2021. Saat itu, tingkat BOR di setiap rumah sakit rujukan Covid-19 di Lampung berkisar 70-80 persen.
Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Lampung Ismen Mukhtar menilai, pemerintah pusat semestinya memprioritaskan Lampung untuk distribusi vaksin Covid-19. Selain dekat dengan ibu kota, Lampung juga menjadi pintu gerbang Sumatera sehingga risiko penularan virus lebih tinggi.
Selain meningkatkan capaian vaksinasi, pemerintah daerah juga perlu meningkatkan kapasitas dan kualitas pelacakan kasus Covid-19. Hal ini penting untuk memetakan laju penyebaran Covid-19 di masyarakat.
Tantangan lainnya adalah konsistensi penerapan protokol kesehatan. Dia mengingatkan, euforia masyarakat dengan adanya penurunan level PPKM perlu menjadi perhatian. Jangan sampai masyarakat dan pemangku kebijakan terlena dalam melaksanakan protokol kesehatan dan pelacakan kasus. Jika ini yang terjadi, situasi darurat karena pandemi Covid-19 di Lampung akan kembali terjadi.