Lima Tenaga Kesehatan Terluka Diserang di Pegunungan Bintang
Seorang mantri kesehatan belum ditemukan sejak Senin (13/9/2021) hingga kini. Kelompok kriminal bersenjata dituding ada di balik penyerangan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Lima tenaga kesehatan terluka akibat serangan kelompok kriminal bersenjata atau KKB di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9/2021). Sementara satu tenaga kesehatan lainnya belum ditemukan hingga kini.
Kepala Satgas Penegakan Hukum Nemangkawi Komisaris Besar Faizal Ramadhani yang telah berada di Oksibil, ibu kota Pegunungan Bintang, saat dihubungi pada Selasa (14/9/2021) membenarkan adanya aksi penyerangan tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Kiwirok. Lima tenaga kesehatan itu seorang dokter dan empat tenaga paramedis. Tenaga kesehatan yang belum ditemukan adalah seorang mantri.
Seperti diberitakan, KKB pimpinan Lamek Taplo disebut membakar Kantor Distrik Kiwirok, puskesmas, pasar, sekolah dasar, rumah tenaga kesehatan, rumah guru, dan kantor Bank Papua di Distrik Kiwirok, Senin pukul 09.30 WIT. Seorang anggota TNI AD, Prajurit Dua Ansar, terluka saat terlibat kontak tembak dengan kelompok tersebut.
”Tim gabungan menemukan lima tenaga kesehatan yang mengalami luka-luka akibat aksi KKB pada Selasa ini. Tim masih menyisir seluruh area Kiwirok untuk menemukan seorang tenaga kesehatan yang hilang hingga kini,” kata Faizal.
Faizal menuturkan, pihaknya sedang menyiapkan strategi untuk memasuki Kiwirok dengan aman sehingga dapat mencegah serangan KKB Lamek Taplo terus meningkat. Kelompok ini terus menebar aksi teror di Pegunungan Bintang sejak tahun 2020.
Dari data Polri dan TNI, kelompok Lamek terlibat dalam tujuh aksi teror selama 18 bulan terakhir. Serangan kelompok Lamek mengakibatkan tiga warga sipil dan sembilan aparat keamanan terluka.
Kelompok Lamek juga menembak pesawat TNI AU jenis CASA CN-2909 pada 22 Maret 2020 sebelum mendarat di Bandara Oksibil. Kemudian mereka membakar satu truk dan dua alat berat ekskavator milik PT Wijaya Karya di Kampung Mangabib, Distrik Oksebang, 8 September 2021.
”Kami akan mengirimkan tiga tim Satgas Nemangkawi ke Pegunungan Bintang. Jumlah anggota Lamek yang terlibat dalam aksi pada Senin sekitar 50 orang,” katanya.
Komandan Korem 172/Praja Wira Yakhti Brigadir Jenderal TNI Izak Pangemanan menambahkan, 10 tenaga kesehatan sudah dievakuasi Pos Satgas Pengamanan Perbatasan Yonif 403/WP di Kiwirok. ”Mereka belum dapat memberikan keterangan hingga kini karena mengalami trauma berat akibat insiden ini,” tambahnya.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri menyatakan telah menginstruksikan tim Satgas Nemangkawi menempuh perjalanan darat dari Oksibil ke Kiwirok. Tujuannya untuk membantu anggota TNI Polri setempat di Kiwirok menghadapi kelompok Lamek.
”Tim Satgas Nemangkawi juga akan mengamankan Bandara Kiwirok dari serangan KKB. Tujuannya agar pesawat yang akan membawa bantuan pasukan Brimob Polda Papua ke Kiwirok bisa mendarat dengan aman,” kata Mathius.
Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey berpendapat, KKB dalam setahun terakhir terus menyerang pekerja di sektor esensial, seperti guru, tenaga kesehatan, dan pekerja yang membangun infrastruktur. Padahal, peran mereka sangat penting untuk pelayanan masyarakat di Papua.
”Seharusnya pekerja di sektor esensial tidak menjadi target kelompok kriminal bersenjata. Mereka wajib dilindungi karena kontribusinya sangat dibutuhkan masyarakat,” kata Frits.
Sepanjang Januari-September 2021, terjadi 29 penyerangan di lntan Jaya, Yahukimo, Nduga, Pegunungan Bintang, Puncak, dan terakhir di Maybrat yang menewaskan empat prajurit TNI yang berjaga di Pos Koramil Kisor. Penyerangan sepanjang tahun ini menewaskan 13 aparat keamanan dan 13 warga sipil.
Selain itu, 18 aparat keamanan dan 8 warga juga terluka karena serangan KKB. Konflik bahkan juga menyasar siswa SMA yang dianggap KKB sebagai informan ke negara.