Sektor Pelayanan Publik di Papua Terus Diincar KKB
Tenaga kesehatan dan guru di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, dievakuasi ke tempat aman. Kelompok kriminal bersenjata tak hanya membakar fasilitas umum, tetapi juga rumah guru dan tenaga kesehatan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Semua tenaga kesehatan dan guru di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, dievakuasi ke pos pengamanan milik TNI. Penyerangan terhadap sektor pelayanan publik semakin marak di Papua dalam setahun terakhir.
Sebelumnya, kelompok kriminal bersenjata pimpinan Lamek Taplo kembali berulah. Mereka membakar puskesmas, pasar sekolah dasar, dan kantor Bank Papua di Kiwirok, Senin (13/9/2021). Diduga, hal itu dilakukan setelah ada anggota komplotan itu ditangkap aparat keamanan.
Kepala Polres Pegunungan Bintang Ajun Komisaris Besar Cahyo Sukarnito saat dihubungi dari Jayapura, Selasa (14/9/2021), mengatakan, evakuasi pada lebih kurang 20 orang itu bertujuan menjamin keselamatan warga. ”Mereka dievakuasi di pos pengamanan milik TNI. Anggota Polsek Kiwirok dilibatkan melindungi mereka,” kata Cahyo.
Cahyo menuturkan, KKB tidak hanya membakar fasilitas publik seperti puskesmas, kantor Bank Papua, dan sekolah dasar. Namun, mereka juga membakar rumah untuk para tenaga kesehatan dan guru. ”Para guru dan tenaga kesehatan harus dievakuasi karena mereka kehilangan tempat tinggal,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Tugas Penegakan Hukum Nemangkawi Komisaris Besar Faizal Ramadhani menegaskan, pihaknya dalam perjalanan ke Pegunungan Bintang untuk mencegah serangan KKB pimpinan Lamek Taplo. Kelompok ini menebar teror di Pegunungan Bintang sejak tahun 2020.
Data Polri dan TNI, kelompok Lamek terlibat tujuh aksi dalam 18 bulan terakhir. Serangan mereka mengakibatkan tiga warga sipil dan sembilan aparat keamanan terluka.
Kelompok Lamek juga pernah menembaki pesawat TNI AU jenis CASA CN-2909 pada 22 Maret 2020 sebelum mendarat di Bandara Oksibil. Mereka juga membakar satu truk dan dua unit alat berat ekskavator milik PT Wijaya Karya di Kampung Mangabib, Distrik Oksebang, pada 8 September 2021.
”Kami akan mengirimkan tiga tim Satgas Nemangkawi ke Pegunungan Bintang. Dari Oksibil, ibu kota Pegunungan Bintang, tim akan menuju ke Kiwirok untuk memastikan situasi di sana aman,” katanya.
Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey berpendapat, KKB terus menyerang pekerja di sektor esensial, seperti guru, tenaga kesehatan, dan pekerja infrastruktur dalam setahun terakhir. Padahal, peran orang-orang itu penting untuk masyarakat Papua.
”Seharusnya pekerja di sektor esensial tidak menjadi target KKB. Mereka wajib dilindungi karena kontribusinya sangat dibutuhkan masyarakat,” kata Frits.
Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Papua Sabar Iwanggin berharap penegakan hukum dilakukan untuk menghentikan aksi KKB yang merusak fasilitas publik. ”Perbuatan sekelompok orang ini merupakan kriminal, dan negara harus hadir untuk melindungi warganya. Aksi mereka menyebabkan pelayanan publik masyarakat juga tidak terealisasi,” kata Sabar.
Sepanjang Januari-September 2021, terjadi 28 penyerangan di lntan Jaya, Yahukimo, Nduga, Pegunungan Bintang, Puncak, dan terakhir di Maybrat yang menewaskan empat prajurit TNI yang berjaga di Pos Koramil Kisor. Penyerangan sepanjang tahun ini menewaskan 13 aparat keamanan dan 13 warga sipil.
Selain itu, 20 aparat keamanan dan 3 warga terluka karena terkena tembakan. Konflik bahkan juga menyasar siswa SMA yang dianggap KKB sebagai informan Republik Indonesia.