Cakupan Vaksin Masih Minim, Magetan Andalkan Vaksinasi Massal
Vaksinasi serentak dan massal diandalkan untuk meningkatkan dengan cepat cakupan vaksinasi Covid-19. Namun, pelaksanaannya juga berisiko memicu penularan baru.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Cakupan vaksinasi Covid-19 di Magetan, Jawa Timur, masih terbilang rendah. Program serbuan vaksinasi atau pelaksanaan serentak dan massal menjadi andalan untuk percepatan perluasan cakupan. Namun, strategi itu berisiko memicu penularan baru.
Sampai Minggu (12/9/2021), mengutip laman https://vaksin.kemkes.go.id/, cakupan vaksinasi dosis 1 di Magetan sebesar 31 persen atau 160.118 orang. Cakupan vaksinasi dosis 2 baru 15,8 persen atau 83.888 orang.
”Cakupannya masih rendah sehingga kami dorong serbuan vaksinasi bersama TNI/Polri,” kata Bupati Magetan Suprawoto ketika dihubungi dari Surabaya.
Pada Minggu, serbuan vaksinasi dilaksanakan di 22 puskesmas dan Gedung Olahraga Ki Mageti. Menurut Suprawoto, disediakan 22.000 dosis vaksin. Sebanyak 15.000 dosis disebar di puskesmas. Sebanyak 7.000 dosis lainnya diberikan di Ki Mageti dengan sasaran khusus kalangan warga lanjut usia.
”Untuk serbuan vaksinasi hari ini bertujuan meningkatkan cakupan pemberian dosis 1,” ujar Suprawoto.
Vaksinasi di berbagai daerah di Jatim terbilang masih timpang. Selain Magetan, cakupan dosis 2 di Gresik juga tercatat masih kurang dari 20 persen. Sementara vaksinasi dosis 2 di Sidoarjo hanya 26 persen.
Kondisi itu kontras dengan Surabaya, ibu kota Jatim. Di sana, cakupan dosis 1 sudah 99,2 persen atau lebih dari 2,2 juta jiwa, sedangkan dosis 2 sudah 64,5 persen atau 1,428 juta jiwa.
Sebelumnya, menurut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, aparatur di kabupaten/kota didorong meningkatkan kinerja percepatan perluasan vaksinasi. Selain itu, percepatan itu juga dipengaruhi ketersediaan vaksin di pemerintah pusat. Ketika vaksin datang, aparatur perlu segera proaktif mengadakan vaksinasi.
”Berbagai terobosan diperlukan untuk mendorong vaksinasi bisa lebih luas dan cepat selesai,” kata Khofifah.
Akan tetapi, vaksinasi massal bukan tanpa risiko. Suprawoto mengakui, serbuan vaksinasi menghadirkan kerumunan sehingga ada risiko penularan Covid-19. ”Pelaksanaan akan kami evaluasi agar dalam pelaksanaan mendatang lebih baik,” ujarnya.
Suprawoto mengatakan, sejauh ini, tempat vaksinasi sudah disediakan di sejumlah tempat. Selain di Ki Mageti, misalnya, warga lanjut usia juga dapat mengikuti vaksinasi di jaringan puskesmas di Bendo, Kawedanan, Plaosan, dan Lembeyan.
Akan tetapi, diduga akibat kurangnya informasi, masih terjadi kepadatan di titik tertentu. Banyak warga lansia hanya mengetahui vaksinasi di Ki Mageti. Di sisi lain, puskesmas yang sejatinya melayani warga lansia terlanjur didatangi masyarakat umum.