Polisi Tahan 5 Taruna PIP Semarang yang Aniaya Yuniornya hingga Tewas
Polrestabes Semarang menetapkan lima tersangka dalam kasus pemukulan yang berujung tewasnya seorang taruna Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, Jawa Tengah. Keterangan awal ternyata direkayasa.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA/GREGORIUS M FINESSO
·3 menit baca
Kompas/P Raditya Mahendra Yasa (WEN)
(Ilustrasi) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh hadir meresmikan Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin) di Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (14/1/2013). Terdapat tiga pendidikan vokasi di Polimarin, yaitu Nautika, Teknika, serta Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhan.
SEMARANG, KOMPAS — Polrestabes Semarang menetapkan lima tersangka dalam kasus pemukulan terhadap seorang taruna Politeknik Ilmu Pelayaran atau PIP Semarang, Jawa Tengah. Dari pendalaman polisi, keterangan CRB (23), yang sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka, terbukti rekayasa. Kasus tersebut bukan pemukulan akibat penyerempetan, melainkan pemukulan dari sebuah tradisi.
Kapolrestabes Semarang Komisaris Besar Irwan Anwar mengatakan, kelima tersangka pemukulan yang menyebabkan Zidan Muhammad Faza (21), warga Kabupaten Jepara, meninggal, tersebut adalah Aris Riyanto (25), Andre Arsprilla (25), Albert Jonatan (23), Caesar Richardo (22), dan Budi Darmawan (22).
”Dari pendalaman kami, ternyata keterangan awal itu palsu. Jadi, yang memukul korban itu bareng-bareng. Selain itu, dari rekaman kamera pemantau di rumah sakit, yang mengantar korban ke rumah sakit juga ramai-ramai,” jelas Irwan, Jumat (10/9/2021).
Kronologi kejadian, pada Senin (6/9/2021) malam, berlangsung kegiatan para taruna PIP angkatan 54 dan 55 di Mess Indoraya, di Jalan Genuk Krajan, Tegalsari. Mes tersebut adalah semacam asrama para taruna PIP Semarang. Dalam kegiatan itu, sejumlah angkatan 54 kemudian meminta 15 taruna angkatan 55, termasuk korban untuk berdiri. Kemudian, kelima tersangka mulai memukuli mereka satu per satu di bagian ulu hati.
Kompas
Presiden Joko Widodo (mengenakan sarung dan peci) keluar dari Kapal Latih Bung Tomo milik Politeknik Pelayaran Surabaya yang berlabuh di pelabuhan kawasan industri terpadu Java Industrial Integrated Port Estate di Gresik, Jawa Timur, Jumat (9/3). Di tempat ini Presiden menjelaskan berbagai persoalan, salah satunya terkait kecelakaan kerja pada proyek infrastruktur.
Korban Zidan juga dipukuli hingga terakhir oleh Caesar Richardo. Caesar juga memukul korban di bagian ulu hati hingga korban terkapar dan pingsan. Setelah tidak bisa disadarkan, beberapa rekan satu angkatan korban akhirnya membawa yang bersangkutan ke RS Roemani. Hingga beberapa saat kemudian, mereka diberi kabar bahwa Zidan meninggal dunia.
”Kelima belas yunior diundang ke mes para senior alasannya untuk dilakukan pembinaan dan syukuran dalam rangka perpisahan. Mereka ini (senior) seharusnya wisuda minggu ini. Sampai TKP bukan makan-makan, malah kepalan tangan,” kata Irwan.
Selanjutnya, Caesar kemudian membuat cerita kepada polisi seolah-olah penyebab meninggalnya korban tidak terjadi di kompleks mes, tetapi di jalan raya. Cerita yang dikarang berupa penyerempetan yang berujung pemukulan di Jalan Tegalsari Barat Raya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang Ajun Komisaris Besar Donny Lumbantoruan menambahkan, dari penyelidikan polisi, sejumlah saksi menyatakan tidak ada kejadian penyerempetan dan pemukulan di Jalan Tegalsari Barat Raya seperti disampaikan tersangka Caesar Richardo. ”Setelah meneliti bukti-bukti lain, termasuk CCTV di RS Roemani, kami simpulkan keterangan awal tersangka Caesar adalah rekayasa,” jelasnya.
Saat ini, lanjut Donny, kelima tersangka juga sudah ditahan. Penyelidikan lebih lanjut masih dilakukan kepolisian. Para pelaku dijerat dengan Pasal 170 Ayat 2 KUHP terkait pengeroyokan hingga menyebabkan meninggal dunia. Kelimanya terancam hukuman 12 tahun penjara.
Dikutip dari Kompas.com, Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan Antoni Arif Priadi mengatakan, pihaknya tidak menoleransi tindak kekerasan di lingkungan kampus. Pihak kampus akan melakukan investigasi internal terkait insiden pemukulan tersebut.
”PIP Semarang saya minta fokus dan mengambil langkah-langkah percepatan untuk mengusut insiden ini dan mencegah kejadian serupa terulang kembali,” ujar Antoni, dalam keterangan tertulis, Kamis (9/9/2021).
(Ilustrasi) Taruna meneriakkan yel-yel sesaat KRI Bima Suci dengan membawa Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat III Angkatan 65 tiba kembali di Dermaga Koarmada II, Surabaya, Jumat (9/11/2018). Sebanyak 100 Taruna AAL kembali ke Tanah Air setelah mengikuti operasi muhibah dan Pelayaran Kartika Jala Krida ke Rusia selama 100 hari.
Ia mengatakan, sebagai langkah preventif, PIP Semarang diminta menyelenggarakan kegiatan peningkatan pembinaan karakter sesegera mungkin secara virtual bagi seluruh sivitas akademika. Kegiatan itu bertujuan untuk mengingatkan kembali hal-hal yang telah diatur dalam pedoman pola pengasuhan taruna di lingkungan BPSDMP.
Setelah tindak kekerasan yang dilakukan taruna tingkat akhir kepada yuniornya, pihak Direktur PIP Semarang menugaskan Wakil Direktur 3 serta Kepala Pusat Pengembangan Karakter Taruna dan Perwira Siswa (Pusbangkatarsis) untuk fokus menyelesaikan masalah, termasuk berkoordinasi dengan pihak keluarga dan kepolisian. Oleh sebab itu, keduanya dinonaktifkan sementara dari jabatannya.
”Bagi pengelola kampus juga perlu ditekankan kembali penerapan standar prosedur pengawasan dan pencegahan tindak kekerasan di lingkungan sekolah secara tegas dan berkelanjutan,” jelas Arif.