Wisata Gunung Bromo Dibuka, Pengunjung Masih Dilarang Mendaki ke Puncak
Wisata Gunung Bromo resmi dibuka melalui jalur Probolinggo dan Pasuruan. Meski begitu, wisatawan dilarang naik ke puncak atau mendekati kawahnya karena status gunung masih waspada level 2.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
PROBOLINGGO, KOMPAS — Wisata Gunung Bromo lewat Probolinggo resmi dibuka pada Kamis (9/9/2021) sore seiring penurunan status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat dari level 3 ke level 2. Namun, wisatawan tetap dilarang mendaki ke puncaknya dengan alasan status kegunungapian.
Kabar dibukanya kembali wisata Bromo melalui jalur Probolinggo dituangkan dalam ketentuan PG.27/T.8/BIDTEK/BIDTEK.1/KSA/9/2021. Isinya tentang pembukaan obyek dan daya tarik wisata alam di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo.
Dalam pengumuman itu disebutkan kawasan wisata Bromo dibuka dengan kapasitas 25 persen dan protokol kesehatan ketat. Hanya pengunjung yang sudah divaksin yang bisa masuk lokasi wisata.
Selain itu, wisatawan juga harus membeli tiket daring di www.bookingbromo.bromotenggersemeru.org. Nantinya, kapasitas pengunjung dibatasi 222 orang per hari untuk titik Penanjakan, Bukit Kedaluh 107 orang, Bukit Cinta 31 orang, Mentigen 55 orang, dan sabana Teletubbies (319).
”Wisata Bromo mulai dibuka dari jalur Probolinggo per hari Kamis. Beberapa tempat wisata, seperti Mentigen dan sabana Teletubbies resmi dibuka,” kata Pelaksana Tugas Kepala Balai Besar TNBTS Novita Kusuma Wardhanie.
Umam (28), pengusaha jip wisata asal Probolinggo, lega dengan dibukanya kembali wisata Bromo. ”Kami bersyukur wisata Bromo dari Probolinggo akhirnya dibuka. Banyak penyedia jasa gulung tikar. Semoga perekonomian dari sektor wisata ini bisa kembali berjalan,” katanya.
Menurut Umam, selama hampir dua tahun wisata Bromo tutup banyak pemilik jip di sana menjual jip miliknya. ”Ada kalau 200-an jip di Probolinggo dijual. Rata-rata dijual ke Yogyakarta, Sumatera, dan Kalimantan. Untuk yang luar Jawa biasanya dipakai untuk angkutan sawit,” kata Umam. Tahun 2018, menurut Umam, ada sekitar 950 jip wisata di Probolinggo.
Meski wisata Bromo sudah terbuka untuk dikunjungi, wisatawan tetap dilarang naik ke puncak atau mendekati kawah Bromo. Hal itu merujuk rekomendasi Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi terkait status kegunungapian Waspada di Bromo yang ditetapkan sejak Oktober 2016.
”Batas aman atau rekomendasi Bromo di radius 1 kilometer (km) dari kawah Bromo atau sekitar Pura Poten,” kata Syarif Hidayat dari humas TNBTS.
Pada pengamatan 8 September 2021, rekaman seismograf pada gunung setinggi 2329 meter di atas permukaan laut tersebut mencatat 1 kali gempa tektonik jauh, tremor menerus dengan amplitudo 0,5-1 milimeter, dominan 1 mm.
Dari pengamatan visual, tubuh gunung api terlihat jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 50-400 m di atas puncak kawah. Cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat daya dan barat. Suhu udara 11-20 derajat celsius.
Selain jarak aman 1 km dari puncak, masyarakat juga diminta mewaspadai letusan freatik. Letusan ini terjadi tiba-tiba dan tanpa didahului gejala-gejala vulkanik yang jelas.
Akibat aktivitas tersebut, dikeluarkan peringatan untuk penerbangan atau VONA (Volcano Observatory Notice Aviaton). VONA terakhir terkirim dengan kode warna oranye, terbit pada 28 Desember 2020. Saat itu, abu vulkanik teramati dengan ketinggian sekitar 2829 mdpl atau 500 m di atas puncak.
Status Waspada juga diberikan pada Gunung Semeru sejak 2 Mei 2012. Gunung api ini mengalami erupsi tidak menerus. Erupsi eksplosif dan efusifnya menghasilkan aliran lava ke arah lereng selatan dan tenggara, serta lontaran batuan pijar di sekitar kawah puncak.
Pada pengamatan 8 September 2021, seismograf mencatat 50 kali gempa letusan, 9 kali gempa embusan, dan 2 kali gempa tektonik jauh. Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Tidak teramati asap kawah. Cuaca berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah barat-barat laut, dan suhu udara di sana 22-28 derajat celsius.
Kondisi tersebut membuat PVMBG merekomendasikan agar semua pihak tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari puncak dan 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan. Selain itu, semua orang harus mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
Terkait akvititas kegunungapian tersebut, VONA pun telah dikeluarkan. Terakhir VONA terkirim dengan kode warna oranye terbit pada tanggal 5 September 2021. Saat itu, abu vulkanik teramati dengan ketinggian sekitar 4176 mdpl atau 500 m di atas puncak bergerak ke arah utara.