Kunjungannya Picu Kerumunan, Menparekraf Ingatkan Prokes di Desa Wisata
Kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno ke Desa Wisata Gegesik Kulon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (9/9/2021) sore, memicu kerumunan. Sandiaga mengingatkan, prokes wajib diterapkan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Desa wisata diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan sebagai momentum kebangkitan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Namun, penerapan protokol kesehatan ketat wajib dilakukan dengan pengawasan pemerintah setempat.
”Di tengah Covid-19, saya ambil risiko. Saya tetap datang asal protokol kesehatan (diterapkan),” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat berkunjung ke Desa Wisata Gegesik Kulon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (9/9/2021) sore.
Kedatangan Sandiaga disambut antusias oleh warga. Arak-arakan replika Kereta Paksi Naga Liman mengantar rombongan Sandiaga. Berbagai seni pertunjukan, seperti berokan, tari topeng, hingga barongsai turut dipentaskan.
Kondisi itu tidak pelak memicu kerumunan. Meski mengenakan masker, sebagian besar warga tidak lagi menjaga jarak minimal satu meter. Mereka berdesakan mendekati dan memotret Sandiaga. Petugas yang berjaga pun kewalahan.
Melalui pengeras suara, petugas beberapa kali mengingatkan warga menjaga jarak. Namun, kerumunan tidak terhindarkan. Tempat cuci tangan dan alat pengukur suhu tidak digunakan optimal. Poster berisi imbauan protokol kesehatan juga nyaris tidak dihiraukan.
Saat ditanya jaminan penegakan protokol kesehatan di desa wisata, Sandiaga hanya mengatakan, ”(Protokol kesehatan) dimulai dari kita. Kita berikan contoh kepada masyarakat bahwa satu-satunya cara kita bisa keluar dari pandemi adalah vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan ketat dan disiplin.”
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga meminta pemerintah desa hingga Bupati Cirebon Imron Rosyadi selalu mengingatkan warga untuk menaati protokol kesehatan. Apalagi, desa wisata, katanya, dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga setempat di tengah pandemi.
”(Desa wisata) ini salah satu fenomena kebangkitan masyarakat yang akan menopang pariwisata dan ekonomi kreatif ke depannya,” katanya. Pihaknya turut membantu mempromosikan potensi desa melalui Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021.
Seni budaya
Saat ini, ADWI memasuki tahap 50 besar, termasuk Desa Gegesik Kulon. Desa yang termasuk sentra padi itu terpilih karena masih melestarikan seni budaya, seperti lukis kaca, tari topeng, hingga wayang. Bahkan, perajin dan pelaku seninya ada yang masih berusia belasan tahun.
Sandiaga berjanji membantu sarana dan prasarana, seperti gamelan kepada pelaku seni budaya di Gegesik Kulon. ”Kami juga akan buat konten agar desa ini bisa viral dan mendatangkan banyak wisatawan dan membuka peluang kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Sebelum Indonesia merdeka, Gegesik sudah melestarikan (seni budaya) ini terus menerus tanpa adanya gaji (Imron Rosyadi)
Kuwu Gegesik Kulon Gatot Sutrisno berharap, janji Kemenparekraf mengembangkan pariwisata di desanya dapat terwujud. ”Kami butuh sanggar dan alat memadai untuk regenerasi. Sekarang, pelatihan berjalan pakai HP (handphone) atau flash disk (diska lepas), bukan gamelan,” katanya.
Bupati Cirebon Imron Rosyadi mengatakan, sudah puluhan tahun masyarakat di Gegesik menjaga seni budaya setempat. ”Sebelum Indonesia merdeka, Gegesik sudah melestarikan (seni budaya) ini terus menerus tanpa gaji,” ungkapnya.