Cegah Kebakaran, Kelayakan Instalasi Listrik Lapas di Jateng Dicek Ulang
Kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang, Banten, menjadi pembelajaran bagi lapas-lapas lain di wilayah pantura Jateng. Keamanan dan kelayakan instalasi listrik dicek untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Sejumlah lembaga pemasyarakatan di daerah pesisir pantura barat Jawa Tengah diminta mengecek ulang kelayakan dan membenahi instalasi listrik menyusul kebakaran di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tangerang, Banten. Rencana kontijensi penanggulangan bencana juga segera disusun sebagai panduan petugas lapas menghadapi bencana.
Penyebab pasti kebakaran yang melanda Blok C2 Lapas Kelas I Tangerang, Rabu (8/9/2021) dini hari, belum bisa dipastikan. Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly menyebut, dugaan sementara kebakaran adalah persoalan hubungan pendek arus listrik.
Menyikapi hal tersebut, Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM Jateng A Yuspahruddin meminta pengelola lapas di wilayahnya mengecek ulang kelayakan jaringan listrik serta meningkatkan kewaspadaan keamanan di lapas. Petugas lapas juga diminta menertibkan penggunaan listrik dan fasilitas di luar ketentuan pada kamar hunian.
”Sesuai instruksi Kepala Kanwil, kami langsung bergerak mengecek kelayakan instalasi listrik, dibantu oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Brebes. Berdasarkan hasil pengecekan, PLN menyatakan bahwa instalasi listrik kami layak dan masih sesuai standar,” kata Kepala Lapas Kelas IIB Brebes Isnawan, Kamis (9/9/2021).
Selain mengecek instalasi listrik, kelayakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR) di lapas juga dicek oleh Pemadam Kebakaran (Damkar) Brebes. Melalui pengetesan tersebut diketahui, lima tabung APAR di Lapas Kelas IIB Brebes siap digunakan. Pada Jumat (10/9/2021), para petugas lapas direncanakan mengikuti pelatihan penggunaan APAR serta simulasi penanganan kebakaran bersama dengan Damkar Brebes.
”Kemudian, kami juga mengecek fungsi kunci dan gembok di blok hunian maupun kamar-kamar. Kunci-kunci cadangan juga sudah disiapkan di tempat yang aman di ruangan kepala jaga,” imbuh Isnawan.
Menurut Isnawan, pihaknya telah menyiapkan panduan bagi petugas lapas menghadapi berbagai bencana, seperti kebakaran, gempa bumi, banjir, maupun kerusuhan. Tak hanya itu, pihak lapas juga telah memasang alat peringatan dini bencana. Jika sewaktu-waktu bencana terjadi, alat itu akan dibunyikan. Kemudian, petugas melakukan hal-hal sesuai panduan.
Sementara itu, di Lapas Kelas IIB Tegal, instalasi listrik diganti secara menyeluruh, April 2021. Hal itu dilakukan karena belum pernah ada penggantian instalasi listrik selama puluhan tahun.
”Selama ini, penggantian instalasi listrik belum pernah dilakukan. Dari tahun ke tahun yang dilakukan sebatas perbaikan jaringan yang rusak,” ujar Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tegal Andi Yudho Sutijono.
Sebelum instalasinya diganti, listrik di Lapas Kelas IIB Tegal sering kali tidak stabil. Hal itu diperkirakan Yudho bakal memicu hubungan arus pendek. Untuk itu, ia memutuskan membuat instalasi listrik baru dan mematikan instalasi listrik yang lama.
Berdasarkan pantauan, instalasi listrik yang baru berada di bagian luar bangunan, tidak lagi tertanam di bangunan seperti instalasi lama. Kabel-kabel listrik dimasukkan ke pipa paralon untuk menjaga keamanan dan kerapian.
Di dekat dapur lapas, terpasang dua APAR berbentuk bola. Saat ada kebakaran, APAR bersumbu itu akan dilemparkan ke sumber api. Saat sumbunya terbakar api, bola APAR itu akan meledak dan mengeluarkan cairan kimia yang bisa memadamkan api.
Kendati sarana penunjang keamanan telah disiapkan, penyusunan rencana kontijensi penanggulangan bencana kebakaran belum di lapas belum dilakukan. Yudho menargetkan, dalam waktu dekat, pihaknya akan menyusun rencana kontijensi tersebut.
”Rencana kontijensi sangat penting sebagai panduan bagi petugas saat terjadi bencana. Jadi, petugas bisa lebih percaya diri dan tidak lagi panik karena semua sudah tahu siapa melakukan apa, serta bagaimana langkah-langkahnya,” tuturnya.