Uni Eropa Bantu Kelompok Disabilitas di NTT yang Terdampak Pandemi
Lewat lembaga swadaya masyarakat di NTT, Uni Eropa memberi bantuan uang tunai kepada 1.200 orang agar bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19. Banyak penerima bantuan dimaksud belum tersentuh intervensi pemerintah.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Uni Eropa melalui lembaga swadaya masyarakat di Nusa Tenggara Timur telah memberikan bantuan bagi kaum disabilitas dan kelompok rentan lainnya agar bangkit di tengah pandemi. Bantuan dimaksud sebagai stimulus usaha dan juga untuk kebutuhan makan dan minum sehari-hari. Terungkap, masih banyak warga tak mampu yang belum menerima bantuan dari pemerintah.
Direktur Circle of Imagine Society (CIS) Timor Haris Oematan pada Rabu (8/9/2021) mengatakan, CIS ikut berkolaborasi dalam penyaluran bantuan itu. Sejak April lalu, 1.200 orang menjadi sasaran bantuan. Penerimanya tersebar di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Setiap orang mendapatkan Rp 500.000.
Menurut Haris, para penerima bantuan diutamakan kelompok disabilitas kemudian diikuti rumah tangga miskin. Mereka kebanyakan belum diintervensi bantuan pemerintah. Ada sebagian juga yang sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah, tetapi dinilai masih perlu dibantu lagi.
Data penerima diperoleh dari dinas sosial setempat dan sebagian berdasarkan temuan mereka di lapangan. Tim mendatangi langsung kelompok disabilitas dan rumah tangga miskin. ”Memang masih banyak yang luput dari intervensi pemerintah. Jika ada lagi program bantuan, sasarannya diarahkan ke kelompok ini,” kata Haris.
Di luar kelompok disabilitas, bantuan juga terbuka untuk pelaku ekonomi kecil. Syaratnya adalah mereka wajib mengikuti pelatihan yang digelar CIS. Pelatihan dimaksud berupa kewirausahaan, seperti pengolahan makanan dan jualan dalam jaringan. Tujuannya adalah dana yang diterima dapat dikembangkan dalam bentuk kegiatan ekonomi.
Setelah penyaluran bantuan, pihak CIS akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan usaha penerima bantuan. Bagi pelaku usaha yang berhasil mengembangkan dana bantuan itu, mereka akan berpeluang direkomendasikan kepada lembaga keuangan perbankan untuk mengakses modal lebih besar.
Indriwati (40), penyandang disabilitas, mengatakan, usaha kuliner dan jualan pakaian daring yang ia jalankan terpukul akibat pandemi. ”Sebelum pandemi penghasilan per bulan mencapai Rp 3 juta tapi sekarang ini syukur-syukur kalau dapat Rp 500.000,” kata ibu empat anak yang menerima bantuan dari Uni Eropa itu.
Menurut dia, kelompok disabilitas mengalami tekanan paling berat. Bagi penyandang tunanetra yang sehari-hari sebagai tukang pijit, mereka otomatis kehilangan sumber penghasil. Mereka kesulitan memenuhi kebutuhan makan minum sehari-hari. ”Pelanggan takut jangan sampai para tunanetra ini menularkan virus Covid-19,” katanya.
Mario Lado (30), penyandang tunarungu, mengatakan, bantuan dari Uni Eropa itu ia gunakan untuk mengembangkan usaha sewa tenda kemah. Ia sudah memulainya tiga bulan terakhir. Selama pandemi, banyak orang gemar bepergian ke tempat wisata luar kota setiap akhir pekan. ”Jasa sewa tenda di Kota Kupang masih jarang,” katanya.
Sebelum pandemi, penghasilan per bulan mencapai Rp 3 juta, tetapi sekarang ini syukur-syukur kalau dapat Rp 500.000.
Dorongan pemerintah
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat pada acara pengukuhan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah pada beberapa waktu lalu berjanji mendorong akses keuangan bagi pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM). Pihak lembaga keuangan diminta mempermudah layanan modal dengan bunga yang tidak membebankan.
Ia mengakui kelompok UMKM paling terdampak. Ia meminta para bupati dan wali kota memiliki data detail untuk dintervensi lewat berbagai skema, seperti bantuan permodalan lewat dinas terkait. Selama pandemi Covid-19, banyak UMKM terpaksa menutup usaha mereka. Kemiskinan berpotensi meningkat.
Menurut data Badan Pusat Statistik pada Maret 2021, jumlah penduduk miskin di NTT sebanyak 1.169.310 orang atau setara dengan 20,99 persen dari total jumlah penduduk NTT. Adapun garis kemiskinan di NTT sebesar Rp 415.116 per kapita per bulan.