Korban Pembobolan ATM, Uang Nasabah Bank Jateng di Klaten Dikembalikan
Puluhan nasabah Bank Jateng, di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menjadi korban ”skimming”. Total saldo yang hilang lebih dari Rp 1 miliar. Isi rekening yang sempat hilang itu langsung dikembalikan pihak bank.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
KLATEN, KOMPAS — Puluhan nasabah Bank Jateng, di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menjadi korban pembobolan ATM (skimming). Total saldo yang hilang lebih dari Rp 1 miliar. Isi rekening yang sempat hilang itu langsung dikembalikan lagi oleh pihak bank. Aspek keamanan akan ditingkatkan lagi demi kenyamanan nasabah.
Sekretaris Perusahaan Bank Jateng Herry Nunggal Supriyadi mengungkapkan, nasabah yang menjadi korban skimming sedikitnya berjumlah 53 orang. Uang nasabah yang hilang akibat pembobolan ATM tersebut Rp 1,6 miliar. Pihaknya menjamin uang nasabah yang raib akan langsung dikembalikan.
”Persoalan ini sudah diselesaikan dengan kantor pusat. Secepatnya, direksi menangani masalah ini. Dana bapak dan ibu semua aman dan akan dikembalikan. Hak nasabah tidak akan kurang sepeser pun,” kata Herry, di Kantor Bank Jateng Cabang Klaten, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu (8/9/2021) sore.
Herry menjelaskan, dari hasil penelusuran timnya, peristiwa penarikan saldo mencurigakan terjadi di salah satu ATM di Kabupaten Klaten, pada 6-7 September 2021. Diduga, ATM tersebut sudah dipasangi alat skimming untuk membajak rekening milik para nasabah. Pihaknya memastikan pelaku bukan berasal dari tim internal Bank Jateng.
Herry berharap, peristiwa serupa tidak terulang di masa mendatang. Dia berjanji akan memperbaiki sistem teknologi bank tersebut, khususnya demi keamanan nasabah.
Kepala Divisi Teknologi Sistem Informasi Bank Jateng Agus Supriyatna menjelaskan, kewaspadaan nasabah saat bertransaksi di ATM sangat penting. Pelaku skimming menggunakan banyak strategi untuk menyalin data kartu milik nasabah. Salah satunya memasang alat khusus di mesin-mesin ATM. Ada juga yang memasang kamera tersembunyi untuk mengetahui nomor PIN nasabah.
”Misalnya, nasabah akan bertransaksi dan melihat sesuatu yang aneh, tolong laporkan kepada petugas atau security (petugas keamanan) di sekitar ATM. Kalau sampai tidak mendapatkan solusi untuk memastikan itu aman, sebaiknya jangan lakukan transaksi,” kata Agus.
Agus menambahkan, pihaknya juga akan lebih mengintensifkan inspeksi ke gerai-gerai ATM jaringan Bank Jateng. Hal tersebut untuk memastikan mesin ATM bisa digunakan secara aman oleh nasabah. Sebab, dalam tindak skimming, ada alat-alat yang ditambahkan untuk mengelabuhi para nasabah.
Dalam kasus tersebut, sebagian korban skimming merupakan aparatur sipil negara. Bahkan, beberapa di antaranya adalah pejabat pemerintahan. Salah satunya adalah Hanindya, yang kini menjabat sebagai kepala Unit Pelayanan Pajak Daerah Klaten.
Hanindya menceritakan, transaksi mencurigakan diketahuinya dari pesan singkat yang dikirim ke ponselnya, Selasa (7/9/2021) dini hari. Ada empat pesan singkat yang menyebutkan terjadi penarikan pada rekeningnya dengan total pengambilan dana Rp 25 juta.
”Ini tidak wajar. Saya waktu itu tidur dan berada di rumah. Dompet juga di rumah. Keluarga saya tidak ada yang melakukan penarikan,” kata Hanindya.
Hanindya mengungkapkan, pihaknya langsung melaporkan kejadian itu kepada Bank Jateng Cabang Klaten. Ia bersyukur laporan itu cepat ditangani. Lebih-lebih ada jaminan uang akan dikembalikan hanya dalam waktu sehari setelah melaporkan masalah.