Kepri Segera Salurkan Bantuan untuk UMKM Terdampak Pandemi
Pinjaman tanpa bunga untuk pelaku UMKM akan disalurkan dalam minggu ini di Kepulauan Riau. Provinsi itu mulai berupaya membenahi perekonomian di tengah tren kasus Covid-19 yang menurun.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Pinjaman tanpa bunga untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM akan disalurkan dalam minggu ini di Kepulauan Riau. Hal itu diharapkan membantu percepatan pemulihan ekonomi warga yang terdampak Covid-19.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad, Rabu (8/9/2021), mengatakan, penyaluran pinjaman tanpa bunga kepada UMKM yang terdampak pandemi itu dilakukan dengan menggandeng Bank Riau Kepri. Kini, Bank Kepri sedang melakukan persiapan akhir sebelum menyalurkan pinjaman tersebut.
”Semoga (pinjaman) itu sudah bisa disalurkan mulai minggu ini. Bantuan ini memang sudah sangat ditunggu warga,” kata Ansar di Tanjung Pinang.
Pada 20 Agustus lalu, Ansar telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Direktur Utama Bank Riau Kepri Andi Bukhari di Pekanbaru. Bunga pinjaman yang diberikan kepada pelaku UMKM nantinya akan ditanggung oleh Pemprov Kepri.
Semoga (pinjaman) itu sudah bisa disalurkan mulai minggu ini. Bantuan ini memang sudah sangat ditunggu warga. (Ansar Ahmad)
Menurut Ansar, pinjaman lunak untuk pelaku UMKM itu merupakan salah satu upaya pemerintah untuk membangkitkan perekonomian daerah yang lesu karena pandemi. Pemprov Kepri memberi perhatian ekstra kepada UMKM karena sektor itu yang paling merasakan dampak pandemi.
Pada 23 Agustus, Pemprov Kepri dan Bank Indonesia memboyong 35 UMKM unggulan untuk memamerkan produknya di Suntec City Mall, Singapura. Hal itu dilakukan untuk membangkitkan gairah pelaku UMKM yang terpuruk selama pandemi.
Sebagai wilayah perbatasan, perekonomian Kepri memang sangat bergantung kepada situasi di negeri tetanga. Salah satu yang sangat terasa adalah pembatasan perjalan antarnegara yang akhirnya membuat sektor pariwisata mati suri. Lumpuhnya sektor pariwisata selama pandemi memberi dampak besar terhadap perekonomian Kepri.
”Di tengah pembatasan perjalanan lintas negara yang masih berlangsung ini, membawa Kepri ke Singapura melalui produk-produk UMKM merupakan ide yang tepat,” kata Duta Besar RI untuk Singapura Suryopratomo pada 23 Agustus lalu.
Kasus Covid-19 di Kepri mulai turun secara signifikan. Capaian vaksinasi juga sudah lebih dari 70 persen. Namun, warga diminta tetap waspada karena Kepri adalah daerah pelintasan yang rawan penularan wabah.
Data Satuan Tugas Covid-19 Kepri menunjukkan, hingga 8 September jumlah kasus Covid-19 di provinsi itu bertambah 67 orang sehingga total menjadi 52.752 kasus. Sementara kasus aktif berkurang 60 pasien menjadi 680 kasus.
Meski demikian, Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Batam Asep Zaenal Mustofa menyatakan, pandemi Covid-19 masih jauh dari berakhir. Varian Delta dan varian baru Covid-19 lain masih mengintai sehingga warga tidak boleh lengah.
Asep mencontohkan soal kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi di Singapura. Pada 7 September, Negeri Singa itu melaporkan 328 kasus baru. Hal itu merupakan penambahan kasus baru terbanyak sejak 5 Agustus 2020.
Hal yang sama sangat mungkin terjadi juga di Kepri. Oleh karena itu, Asep menilai Kepri perlu terus meningkatkan tes dan pelacakan kontak. Selama ini pelaporan hasil tes dan pelacakan kontak masih sering terkendala di Kepri.
Sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri No 41/2021, tujuh kabupaten/kota di Kepri masih harus menjalankan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3. Pemerintah Kepri juga diminta melakukan tes Covid-19 terhadap 740 orang per hari.