Kawasan Wisata Penyangga Bromo di Probolinggo Dibuka Besok
Pembukaan hanya satu jalur melalui Pasuruan. Pengunjung juga wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
PROBOLINGGO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mulai membuka kawasan wisata penyangga Gunung Bromo mulai Kamis (9/9/2021). Hal itu diharapkan bisa mulai menggairahkan lagi perekonomian dari sektor pariwisata.
Pada Rabu (8/9/2021), Pelaksana Tugas Bupati Probolinggo Timbul Prihanjoko mengumumkan akan membuka sejumlah tempat wisata di kawasan Probolinggo itu. Beberapa kawasan wisata yang akan dibuka adalah kawasan wisata Gunung Bromo pada titik Seruni Point dan Metigen View; Rumah Adat Tengger di Kecamatan Sukapura (sebelum pintu masuk Gunung Bromo ke arah kanan); kawasan wisata P30 Pundak Lembu Desa Wonokerso, Kecamatan Sumber; Air Terjun Madakaripura, Kecamatan Lumbang; kawasan pantai (seperti Pantai Bentar, Duta, Bohay); kawasan ranu, seperti (Ranu Agung, Ranu Segaran, Air Panas dan Andung Biru, Bukit Dami, Bukit Betitang, Bukit Candi, Kecamatan Tiris), dan lainnya.
”Sehubungan dengan perkembangan pengendalian Covid-19 di Kabupaten Probolinggo yang saat ini berada di level 2, destinasi wisata Kabupaten Probolinggo mulai besok Kamis tanggal 9 September 2021 akan dibuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat,” kata Timbul.
Menurut Timbul, ada beberapa persyaratan sebelum tempat wisata tersebut resmi dibuka. Petugas obyek wisata harus tetap mematuhi protokol kesehatan dan sudah vaksin Covid–19, serta menggunakan aplikasi Peduli Lindungi.
”Adapun untuk wisatawan juga ada syaratanya, yaitu tetap mematuhi protokol kesehatan, harus sudah vaksin Covid-19 yang terintegrasi dengan aplikasi Peduli Lindungi, serta kapasitas pengunjung 25 persen dari jumlah kapasitas area wisata,” kata dia.
Meski kawasan wisata di Probolinggo sudah dibuka, Timbul mengingatkan agar masyarakat tidak bereuforia. Sebab, ancaman serangan virus varian baru masih terus ada. ”Tetap ingat empat mata tombak dalam melawan pandemi Covid-19, yaitu protokol kesehatan dengan 5 M, tracing, testing, dan treatment (3T), serta vaksinasi untuk semua orang dan pelayanan kesehatan,” katanya.
Meski kawasan penyangga Bromo sudah dibuka, secara resmi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) belum membuka jalur wisata melalui Probolinggo. Kawasan wisata Bromo dibuka masih di satu pintu masuk, yaitu dari Pasuruan.
”Untuk pembukaan wisata Bromo dari jalur Probolinggo masih kami siapkan. Karena rapatnya dengan para pihak baru tadi disepakati, kami harus sinkronisasi sistem, penyiapan petugas dan kondisi lapangan terlebih dahulu. Misalnya, melakukan disinfektan dan swab untuk petugas, serta kebutuhan protokol kesehatan lainnya,” kata Plt Kepala Balai Besar TNBTS Novita Kusuma Wardhanie.
Umam (28), pengusaha jip wisata asal Probolinggo, mengatakan, pembukaan wisata Bromo secara bertahap bukanlah masalah. ”Tidak apa-apa masih dibuka satu pintu, yang penting buka terlebih dahulu. Semoga segera menyusul pintu Probolinggo juga ikut buka. Sebab, Probolinggo juga baru masuk level 2 pada awal pekan ini,” kata dia.
Saat ini, wisatawan bisa menikmati Gunung Bromo masih dari pintu masuk Pasuruan. Hal itu seiring surat nomor PG.25/T.8/BIDTEK/BIDTEK.1/KSA/9/2021 tentang pembukaan obyek dan daya tarik wisata alam di kawasan TNBTS Kabupaten Pasuruan, 6 September 2021. Sejak itu, wisata Bromo dari jalur Pasuruan sudah resmi dibuka.
Dalam pengumuman itu disebutkan bahwa kawasan wisata Bromo dibuka dengan kapasitas 25 persen dan tetap mematuhi protokol kesehatan ketat. Salah satunya mewajibkan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi sehingga akan terlihat status pengunjung sudah tervaksin atau belum. Pengunjung masuk kawasan hanya diperbolehkan bagi mereka yang sudah vaksin.
Untuk bisa masuk ke Bromo, wisatawan harus membeli tiket secara online di www.bookingbromo.bromotenggersemeru.org. Adapun kapasitas pengunjung dibatasi hanya 222 orang per hari untuk titik Penanjakan, 107 orang untuk titik Bukit Kedaluh, serta titik Bukit Cinta 31 orang.
Dengan kabar baik mulai turunnya level PPKM di Kabupaten Probolinggo, saat ini Umam mulai bersiap untuk kembali mencari wisatawan. ”Sekarang kami mulai siap-siap saja agar nanti begitu pintu masuk dari Probolinggo dibuka, kami sudah siap,” katanya.
Hampir dua tahun wisata Bromo tutup, banyak pemilik jip wisata yang menjual jipnya. ”Ada kalau 200-an jip di Probolinggo dijual pemiliknya. Rata-rata dijual ke Yogya, Sumatera, dan Kalimantan. Untuk yang luar Jawa biasanya dipakai untuk angkutan sawit,” kata Umam. Tahun 2018 ada sekitar 950 jip wisata di Probolinggo.