Kapal Barang dengan 8 ABK Hilang di Perairan Banggai Kepulauan
Kecelakaan kapal kembali terjadi di wilayah perairan Banggai Laut, Sulawesi Tengah. Tim pencarian belum menemukan kapal tersebut.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Kapal pengangkut barang campuran rute Kabupaten Taliabu, Maluku Utara, menuju ke Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, hilang di perairan Banggai Kepulauan. Kapal itu diketahui berisi 8 anak buah kapal.
Kapal yang hilang itu bernama KM Tiga Putri, berwana putih-biru dengan bobot 67 gros ton. Pada Sabtu (4/9/2021) tengah malam, kapal berlayar dari Pelabuhan Bapenu, Kabupaten Taliabu, dan dijadwalkan tiba di Pelabuhan Luwuk, Banggai, Selasa (7/9/2021). Namun, kapal dilaporkan mati mesin dan hingga kini hilang kontak.
Ada 8 ABK, termasuk nakhoda dalam kapal tersebut. Mereka adalah La Indra (nakhoda), Ali Saparuddin, La Tere, Hanudin, La Budi, Erwin, Petrus, dan Dedy. Kapal mengangkut barang campuran, termasuk hasil bumi dengan total berat 50 ton.
Kepala Badan Search and Rescue Nasional Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu Andrias H Johannes menyatakan, pencarian pada Selasa sore hingga malam tak membuahkan hasil. ”Pencarian dilanjutkan pada Rabu ini dengan KN SAR Bhisma,” katanya di Palu, Rabu (8/9/2021).
Andrias menuturkan, berdasarkan laporan dari pihak otoritas Pelabuhan Luwuk, Banggai, kapal tersebut mati mesin saat berlayar. Kapal mati mesin di perairan dekat dengan Banggai Kepulauan. Pihaknya menerima laporan pada Selasa dan langsung mengoperasikan KN SAR Bhisma 239 yang selama ini bersandar di Pelabuhan Luwuk. Personel Kepolisian Resor Banggai Kepulauan mencari kapal tersebut sebelum tim Basarnas terjun.
Pencarian pada Selasa sore hingga malam tak membuahkan hasil. Pada Rabu ini pencarian kembali dilanjutkan di perairan Banggai Kepulauan dan perairan sekitarnya, termasuk ke Laut Maluku.
Sebanyak 16 orang terlibat dalam pencarian yang terdiri dari kru KN SAR Bhisma 239, anggota Pos SAR Luwuk, dan personel Polisi Perairan dan Udara Kepolisian Resor Banggai Kepulauan. Cuaca saat itu hujan ringan dengan tinggi gelombang 1,5-2,5 meter.
Kepala Polres Banggai Laut Ajun Komisaris Besar Reza Simanjuntak mengatakan, regu penyelamat belum mendapatkan titik kapal atau informasi terkait keberadaan kapal. Semua personel SAR masih terus bekerja untuk menemukan kapal tersebut.
Pejabat Humas Basarnas Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu Fatmawati menyatakan, pihaknya belum mengetahui persis penyebab mati mesinnya KM Tiga Putri.
Berdasarkan prakiraan harian gelombang selama seminggu yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok, pada Senin (6/9/2021), gelombang perairan di rute KM Tiga Putri 0,5-2 meter. Gelombang hingga 2 meter diperkirakan melanda Laut Maulu, perairan kapal bertolak. Sementara di wilayah perairan Banggai Kepulauan, gelombang laut hingga 0,5 meter.
Berdasarkan regulasi, lamanya operasi pencarian orang dalam kecelakaan tujuh hari. Artinya, regu pencarian dan pertolongan masih bekerja hingga Senin pekan depan untuk menemukan kapal dan awaknya. Tambahan tiga hari operasi dimungkinkan bergantung pada kondisi di tempat pencarian.
Kecelakaan laut, mulai dari kapal mati mesin hingga tenggelam di perairan Banggai Kepulauan dan Banggai Laut, sering terjadi. Tahun lalu dilaporkan empat kecelakaan kapal di dua perairan tersebut. Yang terakhir adalah kecelakaan perahu motor cepat (speed boat) yang ditumpangi peserta pemilihan kepada daerah Kabupaten Banggai Laut. Sebanyak tujuh orang meninggal dalam kecelakaan tersebut, termasuk calon wakil bupati Asgar B Badalia.