PPKM Jambi Tekan Ekonomi tapi Landaikan Kasus Covid-19
Selama pandemi, mobilitas penduduk dan permintaan produk baik dari dalam maupun luar negeri menurun. Kondisi itu menyebabkan terjadinya kontraksi laju pertumbuhan ekonomi.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Penyekatan wilayah dan pengetatan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM di Kota Jambi turut menekan ekonomi masyarakat. Namun, di sisi lain, pertambahan kasus aktif Covid-19 makin melandai di wilayah itu.
Selama periode pengetatan PPKM di Kota Jambi, 23 Agustus hingga 29 Agustus 2021, arus keluar (outflow) uang kartal turun menjadi Rp 20,6 miliar per hari, sementara arus masuk (inflow) turun menjadi Rp 25,6 miliar per hari. Bandingkan dengan kondisi sebelum berlaku PPKM, di mana outflow Rp 58 miliar dan inflow Rp 32 miliar per hari.
Menurut Kepala Perwakilan BI Jambi Suti Masniari, penurunan arus uang kartal terus terjadi sejak berlakunya PPKM level 4 di Kota Jambi yang dimulai 12 Juli hingga 20 Agustus 2021. Selama masa itu, rata-rata aliran keluar sebesar Rp 45 miliar per hari dan aliran masuk Rp 26 miliar per hari.
”Sudah turun selama berlakunya PPKM dan semakin turun ketika berlaku kebijakan pengetatan PPKM level 4 di Kota Jambi,” katanya, Kamis (7/9/2021).
Suti meyakini kondisi itu hanya sementara. Pengetatan PPKM yang telah dihentikan sejak 31 Agustus lalu diharapkan mampu mengembalikan geliat pergerakan ekonomi Jambi ke kondisi normal. Ia pun optimistis kondisi perekonomian wilayah itu semakin membaik seiring dengan menurunnya kasus aktif Covid-19 dan meningkatnya capaian vaksinasi.
Dalam sepekan terakhir, kenaikan kasus baru Covid-19 di Jambi terus melandai. Pertambahan kasus rata-rata di bawah 100 per hari. Angka itu jauh menurun dibandingkan sebelum berlakunya pengetatan PPKM pada akhir Agustus lalu. Kala itu, dalam sehari pertambahan kasus rata-rata 300 kasus. Saat ini, status zona merah di Kota Jambi telah turun menjadi oranye.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi Johansyah mengatakan, sasaran vaksinasi 1 di Provinsi Jambi tercapai 33 persen, sedangkan vaksinasi 2 tercapai 18,7 persen. Capaian tertinggi vaksinasi menjangkau para petugas medis dan pelayan publik paling tinggi yakni di atas 100 persen. Adapun vaksinasi 1 untuk lansia masih 23 persen. Selain itu, capaian vaksinasi bagi masyarakat umum dan remaja pelajar masih di bawah 10 persen.
Vaksinasi massal gencar dilaksanakan sejumlah pemangku kepentingan di Jambi. Pelaksanaannya pun menyebar di berbagai tempat mulai dari puskesmas, sekolah, tempat ibadah, pasar, hingga hotel.
Kepala BPS Provinsi Jambi Wahyudin mengatakan, selama pandemi, mobilitas penduduk dan permintaan produk baik dari dalam maupun luar negeri menurun. Kondisi itu menyebabkan terjadinya kontraksi laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi selama empat triwulan berturut-turut. Terlebih kebijakan penerapan protokol kesehatan yang ketat dalam rangka mengurangi penyebaran virus korona baru berdampak pada sejumlah sektor ekonomi khususnya di perkotaan. Kota Jambi mengalami deflasi 0,44 persen pada Agustus 2021.
Namun, lanjut Wahyudin, di wilayah perdesaan, kesejahteraan petani meningkat. Itu tergambarkan dari nilai tukar petani yang berada pada level 127,3, naik 3,57 persen dibandingkan NTP pada bulan sebelumnya. Nilai di atas 100 menandakan hasil yang diperoleh petani dari usaha produksinya lebih tinggi dibandingkan biaya yang dikeluarkannya. NTP tertinggi ada pada sektor tanaman perkebunan rakyat.