Pembelajaran Tatap Muka di Kendari Dimulai, Pelanggaran Protokol Akan Dievaluasi
Seiring dengan kasus Covid-19 yang turun, ratusan sekolah dari TK hingga SMP di Kendari menjalankan pembelajaran tatap muka mulai Senin (6/9/2021). Pemkot memastikan evaluasi berkala untuk antisipasi penyebaran kasus.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Pembelajaran tatap muka hingga tingkat sekolah menengah pertama mulai berlangsung di Kendari, Sulawesi Tenggara. Siswa dan orangtua menyambut antusias meski masih ditemukan beberapa pelanggaran protokol kesehatan. Pemerintah berjanji melakukan evaluasi berkala untuk mencegah kemungkinan terburuk terjadinya penyebaran kasus Covid-19.
Mulai Senin (6/9/2021), lebih dari 90 persen sekolah di Kendari, dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah pertama, mulai menjalankan pembelajaran tatap muka secara terbatas. Pembelajaran berlangsung sekitar tiga jam dengan jumlah siswa yang dibatasi, sekitar 30 persen per satu ruangan kelas.
Di Sekolah Dasar Negeri 85 Kendari, siswa-siswi terlihat antusias mengikuti pelajaran. Sebelum kelas dimulai, mereka harus mengikuti protokol kesehatan (prokes) yang disyaratkan.
Ratu (40), orangtua siswa, mengatakan, dirinya sangat senang pembelajaran di sekolah kembali dimulai. Selama 1,5 tahun terakhir anaknya harus mengikuti kegiatan belajar-mengajar secara daring yang sering kali sulit dilakukan.
”Anak saya masih kelas II SD. Kalau belajar daring, itu masih sulit. Kalau diajar langsung sama gurunya di kelas, pasti lebih bagus materi yang diterima,” kata ibu tiga anak ini.
Meski begitu, tambahnya, ia tetap mewanti-wanti Raihan (8), anaknya, tidak sekali-kali melepas masker di dalam kelas. Setelah pelajaran selesai, ia juga tidak membiarkan anaknya berkeliaran dan harus pulang segera ke rumah.
Dalam pembelajaran masih terlihat sejumlah pelanggaran prokes baik di dalam maupun di luar kelas. Beberapa anak terlihat sering menurunkan masker, guru berbincang juga melepas masker, hingga murid bergerombol setelah jam pelajaran usai.
Di SMPN 9 Kendari, pembelajaran juga dimulai dengan proses yang sama. Kelas, dengan jumlah siswa lebih dari 30 murid, saat ini hanya diisi setengah. Setengah murid lagi belajar secara daring dan baru masuk pada hari lainnya.
Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir, yang memantau pelaksanaan pembelajaran tatap muka, menuturkan, pihaknya telah menerapkan standar prokes yang harus dipatuhi semua sekolah. Protokol itu mulai dari pemeriksaan suhu, pemakaian masker, hingga pengaturan jumlah murid di dalam ruangan.
Yang utama adalah anak-anak belajar dengan nyaman dan tidak terjadi penularan kasus. Saat ini di Kendari kasus terus turun hingga tersisa 200 kasus aktif dari 1.000-an kasus bulan lalu.
Pada pelaksaaan hari pertama ini, ia melanjutkan, laporan sejumlah sekolah menunjukkan pelaksanaan prokes yang ketat. Beberapa sekolah di tingkat sekolah menengah bahkan hanya mewajibkan siswa yang telah vaksin untuk mengikuti pembelajaran tatap muka.
”Tapi, kami tetap evaluasi secara berkala dengan sejumlah instrumen yang telah ditetapkan. Kami akan lihat sejauh mana penerapan protokol di setiap sekolah ke depannya,” kata Sulkarnain.
Menurut Sulkarnain, jika terjadi pelanggaran, hingga kemungkinan terburuk penyebaran Covid-19, pihaknya akan segera mengambil langkah tegas di lokasi tersebut. Upaya itu mulai dari penelusuran kasus hingga pemberhentian sementara proses pembelajaran tatap muka. ”Yang utama adalah anak-anak belajar dengan nyaman dan tidak terjadi penularan kasus. Saat ini di Kendari kasus terus turun hingga tersisa 200 kasus aktif dari 1.000-an kasus bulan lalu,” katanya.
Hingga Minggu (5/9/2021), total kasus aktif Covid-19 di Kendari sebanyak 227 kasus. Jumlah keseluruhan ialah 7.638 kasus, dengan 95 orang meninggal. Sebagian besar wilayah di Kendari telah masuk dalam zona hijau dan tersisa satu kelurahan yang masih dalam zona oranye.
Kepala Dinas Pendidikan Kendari Makmur mengatakan, 189 sekolah mulai dari TK hingga SMP telah melaksanakan pembelajaran tatap muka Senin. Sejumlah sekolah tercatat belum menjalankan pembelajaran tatap muka karena beberapa kendala, khususnya bangunan sekolah yang dalam perbaikan.
”Jumlahnya hanya beberapa. Yang jelas, lebih dari 90 persen sekolah di bawah Diknas Kendari telah menjalankan program pembelajaran tatap muka ini. Sejauh ini berjalan lancar dan murid hingga orangtua menyambut antusias,” katanya.
Seiring dengan pelaksanaan PTM ini, ia menambahkan, proses vaksinasi baik terhadap guru maupun pelajar juga terus berlangsung. Sebanyak 85 persen guru di Kendari telah menjalani vaksinasi, sementara remaja pada angka 50 persen.
Pengawasan, tambah Makmur, dijalankan oleh tim secara rutin. Laporan akan dievaluasi untuk melihat standar yang perlu diperbaiki, hingga langkah tegas yang akan ditempuh jika ada kasus fatal di sekolah.