Penyerang Pos Koramil di Maybrat Ditangkap, 12 Pelaku Lain Terus Diburu
Polres Sorong Selatan menetapkan seorang tersangka berinisial MY dalam kasus penyerangan Pos Koramil Kisor, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, yang menyebabkan empat prajurit TNI AD gugur.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kepolisian menangkap seorang pelaku berinisial MY dalam kasus penyerangan Pos Koramil Kisor, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, yang menyebabkan empat prajurit TNI AD gugur. Polisi terus memburu 12 pelaku lain yang terlibat dalam kejahatan ini.
Anggota Polres Sorong Selatan mengungkap kasus ini setelah menangkap tersangka MY bersama seorang saksi kunci berinisial SM. Kabupaten Maybrat masuk dalam wilayah hukum Polres Sorong Selatan.
Kepala Polres Sorong Selatan Ajun Komisaris Besar Choruddin Wachid, saat dihubungi dari Jayapura, Jumat (3/9/2021), membenarkan penetapan MY sebagai tersangka dalam kasus penyerangan Pos Koramil Kisor. MW adalah anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB) di Kisor, Distrik Aifat Selatan.
Dari hasil pemeriksaan, MY dan 12 rekannya di KNPB menyerang Pos Koramil Kisor di Distrik Aifat Selatan pada Kamis (2/9/2021) sekitar pukul 03.00 WIT. Para pelaku menyerang korban dengan menggunakan senjata tajam dan batu.
Empat prajurit TNI AD yang gugur dalam peristiwa itu adalah Komandan Pos Koramil Kisor Letnan Satu (Inf) Dirman, Sersan Dua Ambrosius Yudiman, Prajurit Kepala Muhammad Dirhamsyah, dan Prajurit Satu Zul Ansari Anwar. Sementara dua prajurit lain mengalami luka berat, yakni Sersan Satu Juliano dan Prajurit Satu Ikbal.
Choruddin menuturkan, MY dan 12 rekannya terlebih dahulu melaksanakan rapat selama sepekan sebelum menyerang Pos Koramil Kisor. Mereka menggelar pertemuan di sebuah rumah yang juga sekretariat KNPB di daerah Kisor. Tersangka MY dijerat dengan sejumlah pasal, termasuk Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana. ”Ancaman hukumannya pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau paling lama 20 tahun,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Papua Barat Inspektur Jenderal Tornagogo Sihombing mengatakan, dirinya telah menerjunkan tiga peleton pasukan Brimob ke Distrik Aifat Selatan untuk menangkap para pelaku.
”Kami telah melaksanakan olah tempat kejadian perkara dan mengumpulkan sejumlah barang bukti. Para pelaku membunuh empat anggota TNI dengan menggunakan senjata tajam,” kata Tornagogo.
Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan mengecam penyerangan Pos Koramil Kisor. Ia menilai perbuatan para pelaku tidak berperikemanusiaan. ”Saya meminta kepada masyarakat setempat tetap bersinergi dengan aparat TNI-Polri untuk menciptakan situasi keamanan yang kondusif. Saya harap masyarakat turut membantu aparat untuk mengungkap kasus ini,” katanya.
Panglima Kodam XVIII/Kasuari Mayor Jenderal I Nyoman Cantiasa mengungkapkan, motif di balik penyerangan diduga kelompok tersebut tidak senang dengan hubungan anggota Koramil Kisor dan masyarakat yang terjalin harmonis selama ini.
Kami akan menangkap semua pelaku yang terlibat dalam aksi ini.
Anggota Koramil Kisor turut membantu pembangunan sejumlah fasilitas infrastruktur, seperti lapangan voli dan taman. Para prajurit juga kerap memberikan pelatihan bagi petani setempat.
”Kami akan menangkap semua pelaku yang terlibat dalam aksi ini. Tim Polda Papua Barat juga telah menerjunkan tim ke Distrik Aifat Selatan untuk membantu kami,” ujar Cantiasa.
Pada Jumat, Cantiasa memimpin upacara pelepasan jenazah empat anggota TNI di Markas Korem 181/Praja Vira Tama di Kota Sorong. Setelah upacara, jenazah langsung dibawa ke Bandara Domine Eduard Osok untuk diterbangkan ke kampung halaman masing-masing.
Jenazah Letnan Satu (Inf) Dirman diterbangkan ke kampung halamannya di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, dan jenazah Sersan Dua Ambrosius Yudiman dibawa ke Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Jenazah Prajurit Kepala Muhammad Dirhamsyah diterbangkan ke Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Sementara jenazah Prajurit Satu Zul Ansari Anwar juga ke Sulawesi Selatan, tepatnya di Kabupaten Barru.