Jumlah kasus Covid-19 di Sumatera Barat cenderung menurun dalam tiga pekan terakhir. Meski begitu, pemerintah dan masyarakat diminta tidak lengah.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Pertambahan kasus Covid-19 di Sumatera Barat cenderung menurun dalam tiga pekan terakhir. Namun, pemerintah dan masyarakat di Sumbar diminta tidak lengah karena pandemi belum berakhir. Selain itu, penurunan kasus juga diikuti penurunan jumlah orang yang diperiksa.
Data Laboratorium Diagnostik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Balai Veteriner Baso menyebutkan, jumlah kasus Covid-19 di Sumbar sekitar 3.697 orang sepanjang periode 22-29 Agustus 2021. Jumlah itu menurun jika dibandingkan puncaknya pada periode 26 Juli-1 Agustus dengan jumlah kasus 11.267 orang.
Sementara itu, Satgas Penanganan Covid-19 Sumbar melaporkan, jumlah kasus pada Kamis (2/9/2021) sebanyak 146 orang dari 2.141 orang yang diperiksa. Data itu jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi pada Senin (2/8/2021) yang kasusnya mencapai 1.664 orang dari 4.977 orang yang diperiksa.
Penurunan kasus itu juga terlihat dari menurunnya tingkat keterisian kamar perawatan Covid-19 di rumah sakit. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 31 Agustus 2021, tingkat keterisian kamar perawatan Covid-19 di Sumbar 36 persen. Pada 28 Juli 2021, tingkat keterisiannya mencapai 77 persen.
Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Andani Eka Putra, Jumat (3/9/2021), mengatakan, tren kasus Covid-19 di Sumbar memang menurun. Hal ini mulai terjadi sekitar tiga pekan lalu.
”Tambahan kasus menurun, angka positivity rate-nya (PR) juga menurun. Minggu lalu (22-29 Agustus) angka PR 20,76 persen, minggu ini (30 Agustus-5 September) mungkin sekitar 15 persen. Sehari kemarin saja angka PR Cuma 10 persen. Puncaknya dulu 33,23 persen (19-25 Juli),” kata Andani.
Andani menegaskan, penurunan kasus memang karena sudah melewati puncak penularan, bukan karena jumlah pemeriksaan yang dikurangi. Rasio kontak erat pada pekan ke-34 (22-29 Agustus 2021) sebesar 1,55 dan rasio pemeriksaan 3,22. Kasus yang mendominasi Sumbar saat ini diperkirakan dari varian delta.
Walaupun Covid-19 melandai, Andani mengingatkan semua pihak agar tetap menerapkan protokol kesehatan. Sebab, penularan Covid-19 ini ke depan belum tahu kemungkinannya, misalnya, di Amerika Serikat yang kembali naik signifikan. ”Surveilans terhadap varian baru juga harus rutin dilakukan setiap bulan,” ujarnya.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal, mengatakan, kasus Covid-19 memang mulai menurun tiga pekan terakhir. Begitu pula dengan angka PR yang cenderung menurun setiap hari. ”Jumlah kesembuhan selalu lebih tinggi dari kasus pertambahan positif,” katanya, Kamis (2/9/2021).
Selain itu, kata Jasman, tingkat hunian rumah sakit untuk kasus berat dan kritis juga semakin menurun. Jumlah stok oksigen masih mencukupi. Kemudian, pasien Covid-19 yang menjalani isolasi juga menurun.
”Kasus aktif juga semakin menurun. Tiga pekan lalu kasus aktif Sumbar masih di atas 15.000 orang. Kamis ini jumlahnya sekitar 5.000-an orang,” ujarnya. Walakin, Jasman mengimbau agar semua pihak tidak lengah. Semua orang harus menerapkan prokes ketat, saling mengingatkan, dan mengikuti vaksinasi.
Sekarang ini, kasus menurun, testing juga menurun secara perlahan.
Hingga Kamis kemarin, jumlah akumulasi kasus Covid-19 di Sumbar 87.060 orang. Jumlah kasus aktif 5.185 orang, meninggal 2.006 orang, dan sembuh 79.896 orang.
Berhati-hati
Secara terpisah, epidemiolog Universitas Andalas Defriman Djafri mengingatkan agar pemerintah daerah berhati-hati menyikapi kondisi penularan Covid-19 saat ini. Sebab, penurunan kasus Covid-19 yang terjadi sekarang diikuti pula dengan penurunan pemeriksaan secara perlahan.
Sejak pertengahan Agustus 2021, jumlah orang yang diperiksa di Sumbar terus menurun. Pada 15-21 Agustus, jumlah orang diperiksa 23.588 orang. Selanjutnya, pada 22-28 Agustus sebanyak 18.830 orang dan pada 29 Agustus-4 September (belum penuh sepekan) sebanyak 8.509 orang. Sebelumnya, sejak 11 Juli hingga 14 Agustus 2021, jumlah orang diperiksa selalu di atas 25.000 per pekan.
”Seharusnya, kan, konsisten. Kalau konsisten (jumlah pemeriksaannya), berarti kasusnya memang menurun. Sekarang ini, kasus menurun, testing juga menurun secara perlahan,” kata Defriman, yang juga Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.
Oleh karena itu, Defriman menyarankan agar pemerintah daerah konsisten melakukan pemeriksaan. Pemerintah juga mesti melakukan evaluasi, pertimbangan, dan melihat secara komprehensif dan konsisten perkembangan kasus dalam beberapa pekan ke depan dalam mengambil kebijakan. Penerapan prokes juga mesti dimasifkan, dievaluasi, dan diawasi. Begitu pula dengan vaksinasi.
Selain itu, pemda juga disarankan melakukan pemeriksaan whole genom sequences (WGS) terhadap sampel Covid-19 saat ini. Tujuannya agar bisa mendeteksi dengan cepat varian virus apa yang ada di Sumbar saat ini. Langkah ini untuk mengantisipasi ledakan kasus Covid-19 ke depannya.
”Ancaman virus varian baru lainnya perlu diantisipasi oleh masyarakat dan pemerintah. Kita tidak pernah menduga varian delta menjadi sebuah malapetaka bagi dunia, termasuk Indonesia. Itu tidak diprediksi sebelumnya, separah ini penularannya,” ujar Defriman.