Derap langkah Kantun Rahayu (38) mengiringi kepergian kabut pagi di lereng Gunung Kawi, akhir Juli 2019. Janda tiga anak itu berjalan dengan menyilangkan kedua tanganya di dada, menghalau hawa dinging yang menusuk tulang, membuat nyeri di sendi. Sepatu boots, keranjang bambu gendong, jaket tebal, dan caping gunung menjadi penanda laku hidupnya sebagai pemetik teh yang telah ia lakoni sejak lulus sekolah dasar hingga masa kini.
Kantun menjadi generasi terakhir di keluarganya yang bekerja sebagai pemetik pucuk daun teh di Afdeling Sirah Kencong, lereng Gunung Kawi, Desa Ngadirenggo, Kecamatan Weling, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Faktor keterbatasan ekonomi keluarga membuatnya tidak memiliki banyak pilihan untuk membangun dan mengejar mimpi. Pendidikannya terhenti di tingkat dasar, lalu sisa hidupnya ia lanjutkan di kebun dengan menjadi buruh petik pucuk daun teh.