Kendari Dilanda Gempa Dangkal, BMKG Ingatkan Warga Tetap Waspada
Gempa dangkal dengan magnitudo 3,6 mengguncang Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (1/9/2021). Guncangan gempa dirasakan cukup kuat selama beberapa detik, tetapi belum ada laporan kerusakan.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Gempa dangkal dengan magnitudo 3,6 mengguncang Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (1/9/2021). Guncangan gempa dirasakan cukup kuat selama beberapa detik, tetapi belum ada laporan kerusakan. Warga diingatkan untuk tidak begitu panik, tetapi tetap mewaspadai gempa susulan.
Gempa yang terjadi sekitar pukul 15.50 Wita itu berpusat di darat, tepatnya di wilayah Kecamatan Puuwatu. Warga yang sedang beraktivitas segera berlari keluar rumah atau kantor saat guncangan terjadi. Guncangan gempat terasa cukup kuat dan berlangsung sekitar lima detik.
Fajrin (35), warga, mengatakan, awalnya ia mengira guncangan hanya akibat truk yang melintas di jalan. Akan tetapi, beberapa saat berselang, guncangan semakin kuat sehingga membuatnya ikut panik. ”Orang-orang mulai berlari keluar, saya juga segera keluar menyelamatkan diri. Semoga gempa lain tidak terjadi,” katanya.
Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kendari, gempa berlokasi di darat sekitar 0,5 kilometer arah tenggara Kecamatan Puuwatu. Gempa termasuk gempa tektonik yang terjadi pada kedalaman lima kilometer.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kendari Rudin menyampaikan, gempa dirasakan di Kendari, khususnya di wilayah Puuwatu, dengan intensitas III-IV MMI. Artinya, getaran dirasakan cukup kuat dalam rumah seakan ada truk berlalu dan jendela kaca bergetar.
”Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Hasil pemodelan juga menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami,” kata Rudin.
Berdasarkan pantauan, ia melanjutkan, gempa ini tidak diawali dengan gempa pembuka dengan skala rendah. Meski demikian, belum ada gempa susulan yang terekam hingga pukul 16.20 Wita.
Oleh karena itu, Rudin berharap agar warga tidak panik dan tidak memercayai informasi yang tidak jelas kebenarannya. ”Jangan panik, tetapi tetap waspada dan menghindari bangunan yang gampang runtuh,” katanya.
Dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrum, tambah Rudin, gempa ini akibat aktivitas Sesar Kendari segmen utara di Tenggara Puuwatu. Segmen ini merupakan segmen kecil di antara Sesar Kendari yang memiliki panjang 24 kilometer.
Selain gempa saat ini, guncangan gempa juga terjadi pada Selasa (10/8/2021) pukul 16.42 Wita yang berpusat di perairan Wawonii. Perairan itu memisahkan Pulau Wawonii dengan daratan utama Sulawesi. Gempa yang berlangsung beberapa detik ini berpusat di kedalaman 10 kilometer dan dirasakan hingga di Kendari.
Selain Sesar Kendari, di Sultra juga terdapat sejumlah sesar aktif, di antaranya Sesar Buton, Sesar Naik Tolo, dan Sesar Lawanopo. Catatan BMKG, sejumlah gempa terjadi di beberapa wilayah pada 2021 ini.
Sesar Buton termasuk yang cukup aktif ditandai dengan guncangan gempa yang terjadi beberapa kali di wilayah ini. Sesar ini memiliki pergerakan 0,1 milimeter per tahun dan terbagi menjadi dua segmen, yaitu segmen A sepanjang 60 kilometer di Pulau Muna dan segmen B sepanjang 29 kilometer di Pulau Buton.