Kewaspadaan, disiplin protokol kesehatan, serta tetap gencar sosialisasi dan vaksinasi saat pandemi Covid-19 sedang menurun di Surabaya diharapkan menekan risiko situasi kembali memburuk.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, mengklaim situasi pandemi Covid-19 menurun. Namun, perlu kewaspadaan bersama untuk menekan risiko situasi kembali memburuk.
Menurut Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Selasa (31/8/2021), berdasarkan penilaian Satuan Tugas Penanganan Covid-19, tidak ada satu pun dari 154 kelurahan di ibu kota Jatim ini yang berada dalam risiko tinggi penularan atau zona merah.
”Berdasarkan penghitungan indikator pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di kelurahan,” kata Eri. Indikator itu mencakup kasus kumulatif aktif berbanding 100.000 penduduk. Level 1 atau zona hijau berarti di kelurahan terdapat kurang dari 20 kasus aktif.
Level 2 atau risiko rendah (zona kuning) jika terdapat 20-50 kasus aktif. Level 3 atau risiko sedang (zona oranye) jika terdapat 50-150 kasus aktif. Level 4 atau risiko tinggi (zona merah) jika kasus aktif di atas 150.
Dari indikator itu, situasi Selasa ini, ada 89 kelurahan di level 1. Yang level 2 ada 49 kelurahan. Masih ada 16 kelurahan di level 3. Dalam konteks kewilayahan di Surabaya, risiko penularannya berada dalam level 3 atau zona oranye. ”Kami mengupayakan agar dalam September nanti risiko bisa turun ke level 2,” ujar Eri.
Kasus aktif atau jumlah pasien ditangani di awal bulan ada 7.908 orang. Di pengujung Agustus, akumulasi kasus 65.021 kasus, bertambah 149 kasus dari kemarin. Akumulasi kematian 2.414 orang atau bertambah 11 orang dari kemarin. Kasus aktif 667 orang.
Kami mengupayakan agar dalam September nanti risiko bisa turun ke level 2. (Eri Cahyadi)
Jika didetailkan lagi, di tingkat RT masih ada 22 satuan permukiman tersebut yang berada di kategori zona merah. Yang zona kuning ada 91 RT, sedangkan zona hijau 10.103 RT.
Epidemiolog Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo, mengatakan, secara statistik, situasi pandemi menurun. Situasi yang memburuk sejak kurun waktu Juni-Juli terkait serangan varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta mulai teratasi sepanjang Agustus.
Jangan lengah
”Namun, jangan lengah apalagi euforia berlebihan dengan mengabaikan protokol kesehatan dan melanggar pengendalian sosial yang sedang berlangsung (PPKM),” kata Windhu.
Saat situasi yang sedang menurun ini, justru tetap harus terus digencarkan sosialisasi bahaya Covid-19, penegakan hukum protokol kesehatan, program 3T atau tes, telusur, tangani, dan perluasan cakupan vaksinasi.
Windhu amat menyarankan aparatur dan masyarakat memanfaatkan relaksasi dalam berbagai kegiatan sosial dengan cermat dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Misalnya, 667 orang berstatus kasus aktif atau pasien di Surabaya yang ditangani di rumah sakit atau isolasi mandiri harus benar-benar diawasi agar tidak bermobilitas yang berisiko masih menularkan Covid-19.
Pembatasan aktivitas dan berbagai kebijakan yang diterapkan di pasar, pusat belanja, dan prasarana transportasi agar dipatuhi. Windhu menekankan pentingnya masyarakat untuk patuh protokol kesehatan, yakni berpelindung diri, terutama masker, serta menjaga kebersihan diri dengan rutin mencuci tangan.
Upaya lain, menjaga jarak dengan orang lain, termasuk menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas. Jika merasa kesehatan terganggu dan terindikasi Covid-19, segeralah melapor dan memeriksakan diri serta mengikuti seluruh tahapan penanganan.