Terkendala Pasokan, Penyaluran Vaksin di Sumsel Masih Timpang
Akibat tidak stabilnya pengiriman vaksin, distribusi vaksin ke masyarakat di Sumsel masih sangat timpang. Karena itu, Pemprov Sumsel meminta tambahan vaksin agar target untuk kekebalan komunal di awal 2022 bisa tercapai.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Distribusi vaksin Covid-19 di Sumatera Selatan masih sangat timpang akibat tidak stabilnya proses pengiriman dari pemerintah pusat. Hal ini terjadi di tengah tingginya animo masyarakat untuk divaksinasi.
Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nurainy, Senin (30/8/2021), di Palembang, mengatakan, dari sekitar 6,8 juta sasaran vaksinasi, baru 20 persen yang sudah menerima vaksinasi dosis pertama. Sedangkan dosis kedua baru diberikan 12 persen. Ketimpangan vaksinasi ini disebabkan tidak stabilnya pasokan vaksin dari pemerintah pusat.
Karena itu, pihaknya kini lebih fokus menyelesaikan vaksinasi dosis kedua guna mengurangi ketimpangan tersebut. ”Kami telah bekerja sama dengan beragam institusi, termasuk komunitas, untuk mempercepat vaksinasi tahap kedua,” ujar Lesty.
Lesty mengakui, pengiriman vaksin saat ini lebih banyak dibandingkan dengan sebulan sebelumnya. Sekarang, rata-rata pengiriman vaksin ke Sumsel sekitar 400.000 dosis per bulan atau 100.000 dosis lebih banyak daripada sebelumnya.
Akan tetapi, di tengah tingginya animo masyarakat, ia mengatakan, pasokan itu masih jauh dari target Sumsel mencapai target kekebalan komunal (herd immunity) pada awal 2022. Idealnya, pengiriman tidak kurang dari 150.000 vial vaksin atau sekitar 1,5 juta dosis per bulan.
”Ketika vaksin datang dan pendaftaran dibuka, kuota langsung habis dipesan hanya dalam beberapa jam saja. Ini pertanda baik. Hanya satu yang kurang, yakni pasokan,” kata Lesty.
Triyono (42), pekerja proyek di Palembang, baru saja mengikuti program vaksinasi. ”Perusahaan saya mewajibkan semua karyawan untuk divaksinasi. Ya, jadi saya lakukan,” katanya.
Sebenarnya, sedari awal, dia tidak mau divaksinasi karena khawatir dampaknya. Tak heran, dia selalu menghindari program vaksinasi baik yang digelar di puskesmas, tempat kerja, maupun di sejumlah tempat.
Akan tetapi, karena perusahaan mewajibkan vaksinasi, dia harus bersusah payah mencari tempat vaksinasi. Beruntung, Triyono dan istrinya mendapat akses vaksinasi di RSUP dr Mohammad Hoesin (RSMH), Palembang. ”Saya harus datang pagi-pagi agar tidak kehabisan kuota,” kata Triyono.
Vaksin Moderna
Suhaimi dari bagian Humas RSMH Palembang menjelaskan, besaran vaksinasi bergantung pada kiriman vaksin dari pemerintah pusat. ”Kami baru akan membuka layanan jika vaksin sudah tersedia,” ucapnya.
Kali ini, lajut Suhaimi, pihaknya sudah menggunakan vaksin Moderna untuk masyarakat umum. Ada 1.218 dosis vaksin Moderna yang tersedia untuk masyarakat umum.
Penyalurannya akan dilakukan selama tiga hari pada Jumat-Selasa (27-31 Agustus). ”Kebetulan, kebutuhan vaksin Moderna untuk tenaga kesehatan di RSMH sudah tercukupi. Sisanya kami gunakan untuk masyarakat umum,” kata Suhaimi.
Gubernur Sumsel Herman Deru berharap pasokan vaksin ditambah agar kekebalan komunal segera tercapai. Dengan 456 fasilitas pelayanan kesehatan dengan 3.300 vaksinator, dia mengatakan, Sumsel bisa memvaksinasi sedikitnya 70.000 orang per hari. Tidak hanya orang dewasa, Herman berharap, vaksinasi anak juga dilakukan saat pembelajaran tatap muka mulai diterapkan.