Tekan Tingkat Kematian, Jateng Mulai Vaksinasi Berbasis "Prolanis"
Program vaksinasi berbasis Prolanis guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat tingkat bawah, terutama lansia dan penderita komorbid. Dengan demikian, diharapkan jumlah kematian akibat Covid-19 di Jateng menurun.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memulai vaksinasi Covid-19 berbasis Program Pengelolaan Penyakit Kronis atau Prolanis, Jumat (27/8/2021). Program yang digelar BPJS Kesehatan itu guna menekan angka kematian akibat Covid-19 yang sebagian besar terjadi pada warga lanjut usia atau lansia. Hal itu salah satunya untuk menekan jumlah kematian Covid-19 Jateng yang merupakan tertinggi di Pulau Jawa.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jateng, pelaksanaan vaksinasi berbasis Prolanis peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) pada Jumat diikuti 29 dari 35 kabupaten/kota di provinsi itu. Salah satu darah yang melaksanakan adalah Brebes, yang dilakukan di 34 puskesmas serta Islamic Center.
Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo di sela-sela kegiatan tersebut di Brebes mengatakan, Prolanis dilakukan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama, mulai dari klinik, dokter praktik perorangan, hingga puskesmas. Sasarannya adalah lansia dan para penderita komorbid atau penyakit penyerta.
Dengan program vaksinasi berbasis Prolanis, diharapkan semakin banyak warga dari kelompok rentan yang divaksin. Lewat program itu, sejumlah kendala akses dalam vaksinasi diupayakan ditekan karena pendekatannya melayani vaksinasi hingga masyarakat tingkat terbawah.
”Ini dalam rangka menurunkan angka kematian akibat Covid-19. Kita tahu kematian akibat Covid-19 ini mayoritas adalah lansia, pralansia, dan penderita komorbid,” kata Yulianto, seperti dalam keterangan Pemkab Brebes, Jumat.
Menurut laman Corona.jatengprov.go.id, yang dimutakhirkan pada Jumat (27/8/2021) pukul 16.00, terdapat 466.912 kasus positif Covid-19 kumulatif di Jateng. Sebanyak 12.748 orang dirawat/isolasi, 423.648 orang sembuh, dan 30.516 orang meninggal. Tercatat ada penambahan 1.069 kasus positif dalam 24 jam terakhir.
Jumlah kematian di Jateng tersebut yang tertinggi jika dibandingkan lima provinsi lainnya di Pulau Jawa. Berdasarkan data pada laman informasi Covid-19 masing-masing provinsi, setelah Jateng (30.516 orang) disusul berikutnya Jawa Timur (27.643), Jawa Barat (13.350), DKI Jakarta (13.232), DI Yogyakarta (4.707), dan Banten (2.589).
Yulianto menuturkan, capaian vaksinasi di kabupaten/kota di Jateng beragam, ada yang sudah di atas 50 persen dan di bawah 50 persen. Adapun Brebes jadi perhatian karena penduduknya banyak.
Jumlah kematian di Jateng adalah yang tertinggi jika dibandingkan lima provinsi lainnya di Pulau Jawa.
”Brebes punya pekerjaan rumah untuk memvaksin lebih banyak lagi karena memang penduduknya juga banyak. Selama ini, pengiriman vaksin bertahap dan jatah vaksin kami juga terbatas. Namun, mudah-mudahan, mulai September (2021), pasokan vaksin akan bertambah lebih banyak,” ucapnya.
Menurut data Vaksin.kemkes.go.id, yang dimutakhirkan pada Jumat (27/8) pukul 18.00, vaksin dosis pertama di Jateng telah mencapai 7.011.765 atau 24,41 persen dari target. Sementara vaksin dosis kedua mencapai 4.117.095 atau 14,33 persen dari target.
Masih rendah
Bupati Brebes Idza Priyanti menuturkan, pada hari pertama vaksinasi berbasis Prolanis, sebanyak 250 warga lansia divaksin. Ia pun mengapresiasi langkah BPJS Kesehatan yang berperan membantu percepatan vaksinasi di Brebes. Menurut dia, sudah lebih 300.000 orang divaksin di kabupaten itu. Namun, itu masih terhitung rendah.
Antusiasme warga, menurut Idza, cukup bagus. Hanya saja, penduduk Brebes memang tergolong banyak. ”Meski sudah 300.000 orang yang divaksin, karena penduduknya mencapai 1,8 juta jiwa, persentasenya masih kecil,” kata Idza.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih menyampaikan, sempat menargetkan vaksinasi Covid-19 menjangkau seluruh sasaran di daerah itu pada akhir Agustus. Namun, target tak bisa dicapai mengingat Agustus tinggal beberapa hari lagi. Adapun capaian vaksinasi baru 80 persen dari sasaran.
”Sebenarnya saya ingin (vaksinasi) selesai Agustus ini, tetapi sepertinya belum bisa. Akhir September sudah harus bisa tervaksinasi semua,” kata Wahyuningsih, dalam keterangannya.
Untuk itu, Wahyuningsih terus berupaya menggenjot pelaksanaan vaksinasi bagi warga kota tersebut. Saat ini, pihaknya mempunyai 13.000 dosis vaksin jenis Sinovac. Stok itu digunakan untuk penyuntikan dosis pertama dan kedua. Pihaknya pun berharap pasokan vaksin bisa terus lancar.