Sidoarjo Gelar PTM meski Cakupan Vaksinasi Covid-19 untuk Pelajar Sangat Rendah
Gubernur Jatim mengingatkan Sidoarjo agar mengantisipasi risiko sebaran Covid-19 di lingkungan sekolah. Pembelajaran tatap muka di Sidoarjo akan diberlakukan di tengah masih minimnya capaian vaksinasi untuk pelajar.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Kabupaten Sidoarjo mendorong pengelola sekolah di semua jenjang pendidikan menggelar pembelajaran tatap muka secepatnya meski cakupan vaksinasi Covid-19 untuk pelajar sangat rendah. Gubernur Jawa Timur mengingatkan Sidoarjo perlu mengantisipasi risiko sebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.
Sejumlah sekolah mulai menyiapkan pembelajaran tatap muka (PTM), Jumat (27/8/2021), di antaranya SDN Pucang IV Sidoarjo dan Madrasah Ibtidaiyah Muslimat Nahdlatul Ulama (MIMNU) Pucang Sidoarjo. Sekolah yang berlokasi di dekat alun-alun ini sudah sejak tahun ajaran baru menggelar PTM secara terbatas.
Kepala MIMNU Pucang Sidoarjo Hamim Thohari mengatakan, PTM digelar atas permintaan orangtua siswa yang kesulitan mendampingi anaknya mengikuti sistem pembelajaran jarak jauh. Meski demikian, pihaknya mengaku menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah munculnya kluster penularan Covid-19 di sekolah.
”Untuk pembelajaran tatap muka yang akan digelar mulai pekan depan, akan diawali dengan siswa kelas I, II, dan III,” ujar Hamim saat menerima kunjungan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali.
Kebijakan PTM diambil setelah Bupati Sidoarjo mengeluarkan surat edaran tentang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 Covid-19 di wilayahnya. Dalam warkat tersebut disampaikan pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan dapat dilakukan melalui PTM terbatas dan atau pembelajaran jarak jauh.
Dalam pelaksanaannya, sekolah diminta mengacu pada surat keputusan bersama tiga menteri tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Kapasitas maksimal pembelajaran tatap muka 50 persen, kecuali sekolah luar biasa diperbolehkan 62 persen sampai 100 persen dengan menjaga jarak minimal 1,5 meter dan maksimal lima peserta didik per kelas.
Untuk pendidikan anak usia dini (PAUD), kapasitas maksimal yang diperbolehkan 33 persen dari total jumlah siswa dengan menjaga jarak minimal 1,5 meter dan maksimal lima peserta didik per kelas. Bupati Muhdlor meminta pengelola pendidikan pada jenjang SD dan MI segera membuka PTM.
”Jenjang pendidikan SD/MI silakan masuk karena muridnya tidak termasuk dalam rentang usia penerima vaksin Covid-19. Sementara itu, jenjang SMP, terutama sekolah negeri, menunggu vaksinasi untuk pelajar,” kata Muhdlor.
Muhdlor mengatakan, untuk menyosialisasikan kebijakan tentang pembelajaran di masa PPKM level 3, pihaknya telah mengumpulkan seluruh anggota musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS). Mereka diminta segera menyiapkan pembelajaran tatap muka untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa, terutama yang kesulitan belajar selama masa pembelajaran jarak jauh.
Menurut Muhdlor, vaksin Covid-19 tidak dipersyaratkan dalam penyelenggaraan PTM. Namun, Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya di Madiun beberapa waktu lalu menyampaikan agar PTM dibuka segera setelah para pelajar tervaksin. Hal itu untuk memberikan perlindungan optimal dari paparan Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, pihaknya terus berupaya menggenjot capaian vaksinasi Covid-19 di masyarakat agar segera terbentuk kekebalan komunitas. Dia mengakui capaian vaksinasi saat ini masih rendah, terutama untuk remaja, termasuk pelajar, yakni baru 14.980 orang untuk penyuntikan dosis pertama atau 7,67 persen dari target yang ditetapkan.
Jenjang pendidikan SD/MI silakan masuk karena muridnya tidak termasuk dalam rentang usia penerima vaksin Covid-19. Sementara itu, jenjang SMP, terutama sekolah negeri, menunggu vaksinasi untuk pelajar.
Sementara itu, capaian vaksinasi remaja untuk penyuntikan dosis kedua lebih sedikit, yakni 7.252 dosis atau 3,72 persen dari target. Untuk menyelenggarakan PTM, vaksinasi Covid-19 untuk pelajar harus ditingkatkan. Bahkan, idealnya semua siswa harus sudah tervaksin Covid-19 agar terbentuk kekebalan kelompok di sekolah.
Terkait penyelenggaraan PTM, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta bupati dan wali kota di daerahnya memprioritaskan vaksin Covid-19 untuk pelajar. Dia bisa memahami tingginya antusiasme masyarakat terhadap pembukaan kembali pembelajaran selama PPKM di daerah yang berada di level 1, 2, dan 3.
”Meski demikian, hal itu perlu diimbangi dengan antisipasi yang cermat terhadap risiko terjadinya penyebaran Covid-19, terutama di kalangan siswa di lingkungan sekolah,” kata Khofifah.
Antisipasi risiko penyebaran Covid-19 ditempuh melalui beragam strategi, terutama penerapan protokol kesehatan secara ketat sejak dari rumah, di lingkungan sekolah, hingga kembali ke rumah. Strategi lain, meningkatkan cakupan vaksinasi terhadap guru dan tenaga pendidik lainnya serta pelajar.
Berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19 Jatim, capaian vaksinasi guru sebesar 88,48 persen untuk penyuntikan dosis pertama dan 77,74 persen untuk penyuntikan dosis kedua. Adapun capaian vaksinasi Covid-19 untuk siswa SMA, SMK, dan SLB baru 7,79 persen untuk penyuntikan dosis pertama dan 1,31 persen untuk penyuntikan dosis kedua.
Khofifah mengatakan, untuk mengejar capaian vaksinasi Covid-19 di kalangan guru dan pelajar jenjang menengah atas sebesar 100 persen, Jatim butuh 1,1 juta dosis vaksin. Angka tersebut dihitung berdasarkan jumlah pelajar dengan rentang usia 12-18 tahun dengan kebutuhan 3,2 juta dosis vaksin.
Gubernur Jatim meminta kepada Kementerian Kesehatan agar memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 tersebut demi terbentuknya kekebalan komunitas di kalangan pelajar di lingkungan sekolah. PTM di Jatim bisa dimulai Senin (30/8/2021) dengan lebih dulu memastikan semua kesiapan, baik sarana prasarana di sekolah maupun guru dan tenaga kependidikan lainnya.
”Unit pendidikan yang menyelenggarakan PTM sudah mendapat izin dari satgas Covid-19 setempat dan izin dari orangtua atau wali siswa,” ucap mantan Menteri Sosial tersebut.