Pasien Gejala Ringan di Magelang Langsung Diminta Isolasi Terpusat
Pasien Covid-19 bergejala ringan atau tanpa gejala di Kabupaten Magelang langsung diarahkan untuk menjalani isolasi di tempat isolasi terpusat yang telah disediakan. Evakuasi pasien akan dibantu Polri dan TNI.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mulai Jumat (27/8/2021), menetapkan kebijakan baru terkait perawatan pasien Covid-19 tanpa gejala atau bergejala ringan. Mereka tidak lagi dibiarkan melakukan isolasi mandiri di rumah, tetapi langsung diarahkan menjalani isolasi terpusat di tempat yang telah disediakan.
”Ketika hasil pemeriksaan dari puskesmas menyatakan bahwa yang bersangkutan tidak perlu dirawat di rumah sakit, maka pasien positif Covid-19 tersebut bisa langsung ditangani untuk menjalani isolasi terpusat,” ujar juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi, Jumat (27/8/2021).
Evakuasi pasien tersebut nantinya akan melibatkan personel Polri dan TNI di desa-desa. Kebijakan ini, menurut Nanda, mungkin akan ditentang karena banyak pasien biasanya lebih menyukai menjalani isolasi mandiri di rumah. Namun, Satgas Covid-19 kabupaten tetap berupaya mengimbau dan menjelaskan kepada pasien serta keluarga bahwa isolasi terpusat adalah pilihan yang jauh lebih baik.
”Isolasi di tempat isolasi terpusat adalah pilihan yang lebih baik karena dengan cara tersebut pasien bisa membantu kami melokalisasi penyebaran virus. Harapannya tidak memicu munculnya kasus baru, seperti yang biasa terjadi saat pasien melakukan isolasi mandiri di rumah,” ujarnya.
Aktivitas isolasi mandiri di rumah, lanjut Nanda, rentan memicu munculnya banyak kasus Covid-19 baru di lingkungan sekitar pasien. Isolasi di rumah juga biasanya rawan menimbulkan kluster keluarga.
Aktivitas isolasi di rumah rentan memicu munculnya banyak kasus Covid-19 baru di lingkungan sekitar pasien. Isolasi di rumah juga biasanya rawan menimbulkan kluster keluarga.
Adapun tempat isolasi terpusat yang telah disediakan Pemerintah Kabupaten Magelang berada di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) di Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Tempat tersebut menyediakan 45 kamar dengan 95 tempat tidur, yang saat ini bisa langsung dipakai untuk menampung pasien Covid-19.
Dari 45 kamar tersebut, dua kamar di antaranya masing-masing berisi lima tempat tidur yang bisa digunakan lima pasien dari satu keluarga. Sebanyak 43 kamar lainnya, masing-masing berisi dua tempat tidur.
Di tempat isolasi terpusat itu, setiap hari akan disiagakan delapan perawat yang akan bergantian berjaga selama 24 jam untuk menangani pasien. Selain itu, enam dokter dari tiga puskesmas juga akan bergantian mengunjungi dan mengecek kondisi pasien.
Setiap kamar yang digunakan untuk isolasi pasien dilengkapi dengan penyejuk ruangan dan jaringan internet. Tidak hanya memenuhi kebutuhan makan dan minum, tempat isolasi terpusat juga dilengkapi layanan penatu untuk kebutuhan mencuci baju dan seprai tempat tidur yang digunakan pasien.
Penggunaan ruangan di Bapelkes ini, menurut Nanda, dilakukan dengan sistem pinjam pakai dan telah disetujui Kementerian Kesehatan. Untuk sementara, Pemkab Magelang baru meminjam ruangan selama dua bulan. Namun, perjanjian pinjam pakai ini bisa diperpanjang mengikuti kebutuhan dan perkembangan kasus Covid-19 di Kabupaten Magelang.
Segala kebutuhan operasional selama dua bulan di tempat isolasi terpusat nantinya akan dibiayai dari anggaran biaya tak terduga (BTT). Saat semua kamar penuh terisi pasien, biaya operasional diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp 900 juta.
Lis Pramudyanti, koordinator dokter dan perawat di tempat isolasi terpusat di Bapelkes di Kecamatan Salaman, mengatakan, untuk pasien bergejala ringan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah obat-obatan ringan, seperti obat penurun demam dan batuk. Adapun pasien Covid-19 tanpa gejala, di Bapelkes telah disiapkan beragam jenis vitamin yang bisa dikonsumsi setiap hari, untuk meningkatkan stamina.
Mengantisipasi kondisi pasien memburuk, Lis mengatakan, pihaknya telah menyiapkan satu ambulans untuk membawa pasien ke rumah sakit. ”Ambulans juga telah dilengkapi peralatan pendukung untuk mengatasi situasi gawat darurat, di antaranya tabung oksigen,” ujarnya.