Meski Telah Divaksinasi, Pengunjung Mal di Jabar Akan Dites Acak
Pengunjung mal di Jawa Barat akan dites antigen secara acak untuk mencegah penularan Covid-19. Sertifikat vaksinasi yang sudah disyaratkan bagi pengunjung bukan jaminan kebal dari serangan virus korona baru.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sertifikat vaksinasi Covid-19 menjadi syarat masuk mal atau pusat perbelanjaan di Jawa Barat. Namun, sudah divaksin bukan jaminan kebal dari penularan virus korona baru. Oleh sebab itu, pengunjung akan dites antigen secara acak untuk mencegah penularan.
Kebijakan ini dilakukan menyusul ditemukannya sekitar 150 pengunjung mal di Pulau Jawa dan Bali positif Covid-19. Data ini disebutkan Gubernur Jabar Ridwan Kamil setelah rapat bersama Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
”Artinya, walaupun sudah divaksin, tidak menjamin bebas Covid-19. Kami akan merazia secara acak menggunakan tes antigen ke sejumlah tempat keramaian,” ujar Ridwan Kamil di Kota Bandung, Jumat (27/8/2021).
Di beberapa daerah di Jabar, seperti Bandung, mal telah diperbolehkan buka. Namun, warga wajib menunjukkan sertifikat vaksinasi melalui aplikasi Peduli Lindungi.
Emil, sapaan Ridwan Kamil, mengingatkan warga tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) meskipun sudah divaksin. Sementara pengelola tempat usaha diminta membatasi pengunjung sesuai ketentuan. ”Melakukan skrining dalam normalitas adaptasi kebiasaan baru dan tetap dengan kewaspadaan melalui tes Covid-19,” ucapnya.
Emil menyebutkan, sejumlah indikator, seperti penambahan kasus harian, kasus aktif, dan keterisian tempat tidur (BOR) pasien Covid-19 di Jabar terus menurun. Hal itu dianggap mengindikasikan pandemi mulai terkendali.
Hingga Jumat pukul 16.30, terdapat 686.362 kasus Covid-19 di Jabar. Sejumlah 645.331 orang sembuh, 27.706 orang masih dirawat atau diisolasi (kasus aktif), dan 13.325 orang meninggal.
Kasus aktif Jabar sekitar 4 persen dari total kasus terkonfirmasi positif. Jumlah itu menurun drastis dibandingkan pertengahan Juli lalu yang mencapai di atas 70 persen. BOR juga turun dari 90 persen pada akhir Juni dan awal Juli 2021 menjadi 19,92 persen kini.
Namun, Emil mengingatkan semua pihak tidak lengah dengan penurunan sejumlah indikator tersebut. ”Jangan euforia. Tetap jalankan prokes. Kalau itu dilakukan, normalitas bisa dimulai secara perlahan,” katanya.
Delapan bulan berjalan, capaian vaksinasi Covid-19 di Jabar masih jauh dari target. Dari 37,9 juta sasaran, baru 8,93 juta orang atau 23,56 persen divaksin dosis pertama dan 4,83 juta orang atau 12,7 persen disuntik dosis kedua.
Populasi sekitar 50 juta jiwa menjadi tantangan Jabar dalam mengejar target vaksinasi pada Desember mendatang. Oleh karena itu, kapasitas penyuntikan vaksin harian mesti ditingkatkan.
Emil menyebutkan, kapasitas vaksinasi di Jabar saat ini mencapai 200.000-an dosis per hari. Jumlah itu melonjak empat kali lipat dibandingkan tiga bulan lalu yang masih 50.000 dosis per hari.
”Kami akan naikkan lagi menjadi 400.000-an dosis per hari. Jika tercapai, target vaksinasi pada Desember ini bisa terpenuhi. Namun, syaratnya, stok vaksin memadai,” tuturnya.
Ketua Divisi Vaksinasi Satgas Penanganan Covid-19 Jabar Dedi Supandi menuturkan, pihaknya akan menggelar Gebyar Vaksinasi, Sabtu (28/8). Lebih dari 500.000 orang telah mendaftar mengikuti kegiatan ini.
”Penyuntikan vaksin tidak hanya dilakukan di fasilitas layanan kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik, tetapi juga di sekolah, pesantren, kawasan industri, mal, dan desa-desa,” ujar Dedi.