Capaian Vaksinasi 12 Kabupaten di Papua Masih di Bawah 3 Persen
Cakupan vaksinasi Covid-19 dosis untuk warga 12 kabupaten di Provinsi Papua belum menyentuh angka 5 persen. Terdapat sejumlah kendala yang menghambat tenaga kesehatan untuk melaksanakan vaksinasi.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
DINAS KESEHATAN PROVINSI PAPUA
Pemberian vaksin Covid-19 bagi salah satu tenaga kesehatan di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Sabtu (27/2/2021).
JAYAPURA, KOMPAS — Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dosis pertama di 12 kabupaten dari 29 daerah di Papua masih di bawah angka 3 persen hingga Kamis (26/8/2021) malam. Kondisi ini terjadi di tengah masifnya hoaks terkait vaksinasi hingga gangguan keamanan di beberapa daerah.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Papua Aaron Rumainum, di Jayapura, Jumat (27/8/2021), mengatakan, capaian vaksinasi di 12 daerah masih rendah. Daerah itu adalah Nduga, Puncak, Puncak Jaya, Lanny Jaya, dan Yalimo. Selain itu, ada juga Tolikara, Mamberamo Tengah, Intan Jaya, Dogiyai, Deiyai, Paniai, dan Yahukimo.
Nduga menjadi yang paling rendah dengan cakupan vaksinasi hanya 0,5 persen. Paniai tercatat tertinggi meski hanya 2,7 persen.
INFOGRAFIS DINAS KESEHATAN PROVINSI PAPUA
Kabupaten Nduga merupakan daerah dengan cakupan vaksinasi Covid-19 terendah di Provinsi Papua, yakni 0,5 persen dari target 68.986 warga. Masalah gangguan keamanan yang menghambat vaksinasi di daerah tersebut.
Aaron mengatakan, kendala vaksinasi di daerah-daerah itu sangat kompleks. Mulai dari gangguan keamanan, anggaran yang belum disiapkan pemda, hingga minimnya sosialisasi. Selain itu, rendahnya komitmen kepala daerah dan masifnya hoaks membuat warga sulit mendapatkan akses kesehatan yang ideal.
”Keselamatan tenaga kesehatan terancam jika melaksanakan vaksinasi di daerah rawan, seperti Nduga, Puncak, Puncak Jaya, Yalimo, hingga Intan Jaya,” ungkapnya.
Berdasarkan data Satgas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Papua, jumlah total kasus di Papua mencapai 40.871 orang. Dari jumlah itu, 33.940 orang sembuh, 5.814 orang dirawat, dan 1.117 orang meninggal.
Tampak sejumlah pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di selasar ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Dok II Jayapura, Selasa (20/7/2021). Rata-rata pasien harus menggunakan oksigen karena mengalami gejala sedang hingga berat.
Rasio tingkat penularan kasus positif Covid-19 atau positivity rate di Papua kini tercatat 26,85 persen. Angka tersebut jauh di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maksimal 5 persen.
Sementara itu, 14 daerah di Papua masih berstatus zona merah Covid-19. Daerah itu adalah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, Asmat, Yalimo, Jayawijaya, Merauke, Mappi, Boven Digul. Selain itu, ada juga Lanny Jaya, Mimika, Nabire, Biak Numfor, dan Kepulauan Yapen.
Kepala Dinas Informatika Kabupaten Tolikara Derwes Jikwa mengatakan, banyak warga menolak vaksin sinovac karena terpapar hoaks. Hingga kini baru 1.892 warga yang menerima vaksin Covid-19 dosis pertama dari target 165.084 orang di Tolikara.
DOKUMENTASI PETUGAS PUSKESMAS ELELIM
Dokter Yandry Pamangin sedang mengemas vaksin Covid-19 di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Yalimo, Papua, pada Rabu (4/8/2021). Yandry adalah salah satu tenaga kesehatan yang bertahan di Elelim, ibu kota Yalimo, setelah kerusuhan pada 29 Juni 2021.
”Mayoritas warga menganggap Sinovac tidak efektif karena bukan buatan Pemerintah Indonesia. Entah dari mana mereka mendapat informasi ini,” tutur Derwes.
Ketua Harian Satgas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua Welliam Manderi menyatakan, hoaks dampak buruk vaksin Covid-19 berdampak besar terhadap vaksinasi. Ia berharap, polisi melakukan tindakan hukum bagi mereka yang sengaja ingin menghambat pelaksanaan vaksinasi.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, pihaknya akan menelusuri mereka yang terlibat menyebarkan hoaks. ”Tim Cyber Crime Polda Papua akan menyelidiki dan memanggil oknum-oknum yang terlibat dalam penyebaran hoaks vaksin Covid-19,” ujar Ahmad.