Jumlah Pasien Menurun, Bandung Mulai Kurangi Tempat Tidur Perawatan Covid-19
Keterisian tempat tidur RS rujukan Covid-19 di Kota Bandung, Minggu (22/8/2021), mencapai 26,39 persen dari total 1.766 unit yang tersedia. Meskipun menurun, warga diminta waspada karena adanya peningkatan mobilitas.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Tempat tidur perawatan Covid-19 di Kota Bandung, Jawa Barat, mulai dikurangi seiring jumlah pasien yang menurun. Meski kasus telah berkurang, warga tetap diminta menerapkan protokol kesehatan ketat di tengah relaksasi yang dilakukan Kota Bandung.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara, di Bandung, Senin (23/8/2021), menyatakan, pengurangan ini dilakukan sehingga tempat tidur yang ada dapat digunakan untuk perawatan pasien lainnya. Di samping itu, tingkat keterisian rumah sakit di Kota Bandung telah menurun.
Ahyani memaparkan, tingkat keterisian tempat tidur (BOR) rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Bandung, Minggu (22/8), mencapai 26,39 persen. Dari total 1.766 tempat tidur, 466 unit di antaranya digunakan pasien Covid-19, sedangkan 1.300 unit lainnya masih tersedia.
Jumlah tempat tidur ini lebih sedikit dibandingkan dengan pekan lalu. Pada Rabu (18/8), tempat tidur untuk perawatan Covid-19 di 30 RS rujukan di Kota Bandung mencapai 1.913 unit dengan BOR 39,36 persen. Bahkan, pada Juli 2021, jumlah tempat tidur RS mencapai lebih dari 2.000 unit dengan keterisian hingga 90 persen lebih.
”Kami memutuskan untuk mengurangi tempat tidur karena BOR RS Kota Bandung sudah di bawah standar WHO, yaitu 60 persen. Jadi, tempat tidur yang ada bisa dipergunakan untuk perawatan lainnya. Kami akan pantau terus kebutuhan ruang perawatan ini,” ujar Ahyani.
Meski jumlah pasien Covid-19 di RS Kota Bandung menurun, Ahyani meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan ketat. Apalagi, sejumlah sektor perekonomian dan lainnya mulai melaksanakan relaksasi. Kelonggaran ini bisa dilihat dari pembukaan kembali pusat perbelanjaan, tempat ibadah, serta bisnis kuliner dengan persyaratan tertentu.
Menurut Ahyani, pihaknya akan tetap mengingatkan masyarakat untuk terus disiplin protokol kesehatan. Petugas dan penanggung jawab di setiap wilayah tetap memberikan edukasi untuk meningkatkan pemahaman setiap individu.
”Yang kami waspadai adalah mobilitas masyarakat dan interaksi yang mulai meningkat, bahkan antarwilayah. Perlindungan individu hingga keluarga untuk protokol kesehatan menjadi utama. Selain itu, butuh partisipasi dari berbagai pihak untuk vaksinasi,” paparnya.
Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandung Ema Sumarna menyatakan, transmisi persebaran Covid-19 tampak melandai karena vaksinasi terus berjalan. Saat ini, dari target 1,9 juta warga untuk vaksinasi Covid-19 di Kota Bandung, 54 persen di antaranya sudah mendapatkan dosis pertama.
”Kami mengartikan ini semakin terkendali. Kalau kumulatif tetap terlihat naik karena melihat banyak variabel indikator yang jadi perhitungan. Bagi kami, itu sebagai mapping (pemetaaan) mengenai situasi pandemi,” ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Informasi Covid-19 Kota Bandung (Pusicov), hingga Minggu pukul 20.46, sebanyak 1.877 warga Bandung masih terkonfirmasi sebagai kasus aktif Covid-19. Sementara itu, total kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kota Bandung mencapai 40.802 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 37.548 dinyatakan sembuh dan 1.377 meninggal.