Harga PCR Turun, Tes Covid-19 di Kota Cirebon Malah Anjlok
Tes Covid-19 di Kota Cirebon, Jawa Barat, dalam sepekan terakhir hanya 97 tes. Padahal, pemerintah pusat menargetkan tes 684 orang per hari.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Deteksi Covid-19 di Kota Cirebon, Jawa Barat, anjlok meskipun pemerintah telah menurunkan harga tes reaksi rantai polimerase atau PCR. Pemerintah Kota Cirebon beralasan, cakupan tes berkurang seiring penurunan jumlah kasus positif virus korona baru.
Penambahan jumlah tes PCR di Kota Cirebon dalam sepekan terakhir, Minggu-Minggu (15-22/7/2021), tercatat hanya 97 tes atau kurang dari 14 orang per hari. Padahal, target tes dari pemerintah pusat adalah 684 orang per hari.
Pemkot Cirebon sempat mencapai target tersebut pada 3-13 Juli. Kota Cirebon pun menjadi satu-satunya daerah di Jabar yang menggapai target saat itu. Bahkan, kota ini juga termasuk 1 dari 11 daerah di Indonesia yang cakupan tesnya tertinggi.
Upaya deteksi dini ini seharusnya tidak terjadi karena harga tes PCR dari tertinggi Rp 900.000 menjadi Rp 495.000 di Pulau Jawa dan Bali serta Rp 525.000 di luar Pulau Jawa dan Bali. Hal ini sesuai dengan surat edaran Kementerian Kesehatan tanggal 16 Agustus.
Ketua Satuan Tugas Covid-19 Kota Cirebon Agus Mulyadi mengatakan, tes selama ini dari hasil pelacakan kasus. ”Target itu mengikuti perkembangan kasus. Kalau kasusnya sedikit, ya, testing-nya juga menyesuaikan,” katanya, Senin (23/8/2021).
Menurut Agus, kebijakan tes saat ini mengikuti jumlah kontak erat yang berkaitan dengan penurunan kasus Covid-19. ”Kalau kekurangan alat (tes), enggak ada. Saya sudah koordinasi dengan dinas kesehatan,” ucapnya.
Sepekan terakhir tercatat penambahan 311 kasus positif Covid-19. Dengan jumlah tes hanya 97 orang, pelacakan kontak kurang dari jumlah kasus baru. Padahal, dari satu kasus positif, seharusnya minimal ada lima kontak erat hasil pelacakan yang perlu dites.
Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dari satu kasus positif ditargetkan pemeriksaan pada delapan kontak erat. Pada daerah yang kasusnya tinggi, jumlah tes Covid-19 harus lebih banyak.
”Kita terus mengingatkan pemerintah daerah untuk meningkatkan jumlah pemeriksaan dan pelacakan. Kita juga minta dukungan TNI dan Polri. Saat ini banyak kasus pelacakan tak berlanjut sampai ke tes,” ujarnya (Kompas, 21/8/2021).
Kita harus jaga momentum ini dengan tes, tracing, penegakan protokol kesehatan, dan vaksinasi.
Agus mengatakan, penurunan kasus Covid-19 juga tampak pada tingkat keterisian ruang isolasi di bawah 20 persen. Padahal, bulan lalu, okupansi ruang isolasi melebihi 90 persen. Bahkan, pasien Covid-19 kesulitan mengakses ruangan.
”Kita harus jaga momentum ini dengan tes, tracing, penegakan protokol kesehatan, dan vaksinasi,” ucapnya. Masyarakat diharapkan tidak abai, apalagi Cirebon masih menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4.
Pihaknya masih menunggu keputusan pemerintah pusat terkait dengan kelanjutan PPKM yang keluar hari ini, Senin. ”Seharusnya kita sudah bisa turun (PPKM level 3). Tapi, tergantung dari pemerintah pusat. Kami akan tindak lanjuti,” ujarnya.
Hingga kini, jumlah kasus Covid-19 secara kumulatif di Kota Cirebon sebanyak 12.682 orang. Sebanyak 552 orang di antaranya meninggal, 281 pasien menjalani isolasi, dan 11.849 orang dinyatakan sembuh.