Desa Wisata NTB Mampu Bersaing di Ajang Pariwisata Nasional
Lima desa wisata di NTB masuk 100 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021. Lima desa yang seluruhnya berada di Pulau Lombok itu ialah Bilebante, Bonjeruk, Kembang Kuning, Senaru, dan Sesaot.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Lima desa asal Nusa Tenggara Barat masuk 100 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021, seperti terlihat pada kanal Youtube Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Senin (23/8/2021).
MATARAM, KOMPAS — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar Anugerah Desa Wisata Indonesia atau ADWI 2021. Saat ini, tahap penilaian telah memasuki 100 besar, lima di antaranya desa wisata yang berasal dari Nusa Tenggara Barat.
Berdasarkan pengumuman yang disampaikan secara daring oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno pada Jumat (20/8/2021), lima desa wisata dari NTB yang masuk 100 besar ADWI 2021 seluruhnya berasal dari Pulau Lombok.
Kelima desa wisata tersebut ialah Sesaot di Lombok Barat, Kembang Kuning di Lombok Timur, Bonjeruk dan Bilebante di Lombok Tengah, serta Senaru di Lombok Utara.
Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Wisata Hijau Bilebante Pahrul Azim, saat dihubungi dari Mataram, Senin (23/8/2021), mengatakan, masuk 100 besar di luar ekspektasi mereka. Apalagi, desa mereka baru mulai dirintis pada 2014.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Pengunjung melihat area Kebun Herbal di Desa Wisata Hijau (DWH) Bilebante, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Minggu (26/7/2020).
”Paling tidak, kami diakui sama dengan desa wisata yang sudah lebih mapan, terutama di Jawa dan Bali. Ini tentu berkat kerja keras pokdarwis, pemerintah desa, dan masyarakat Bilebante,” kata Pahrul.
Menurut Pahrul, yang berharap bisa masuk 50 besar, capaian itu menjadi kebanggaan bagi masyarakat Bilebante, juga bagi NTB. Ia berharap itu bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya di NTB.
Hal serupa juga disampaikan Ketua Pokdarwis Bonjeruk Permai Usman. Menurut Usman, masuk 100 besar ADWI 2021 merupakan pencapaian luar biasa. Apalagi, desanya bersaing dengan begitu banyak desa wisata di seluruh Indonesia.
Berdasarkan data Kemenparekraf, ADWI 2021 telah berlangsung sejak Juli 2021. Ada 1.831 desa yang mendaftar, terbanyak berasal dari Sumatera Barat (238 desa), Sulawesi Selatan (190 desa), dan Jawa Tengah (166 desa). Sisanya tersebar dari provinsi lain di Indonesia, termasuk NTB.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Musik tradisional Gendang Belek ditampilkan pada peresmian Desa Wisata Bonjeruk, Kabupaten Lombok Tengah, Selasa (26/11/2019).
Dari 1.831 pendaftar, kemudian diseleksi menjadi 300 besar. Penilaian didasarkan pada tujuh aspek yang meliputi penerapan standar Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, dan Lingkungan Hidup (CHSE); desa digital; suvenir; daya tarik wisata; konten kreatif; homestay; dan toilet.
Pada 300 besar, NTB diwakili oleh 14 desa, termasuk 5 desa yang saat ini masuk 100 besar. Sembilan desa lainnya adalah Maria, Kawindo To’i, dan Kampung Bawang (Kabupaten Bima), Desa Batu Kumbung dan Lembar Selatan (Lombok Barat), Desa Seruni Mumbul (Lombok Timur), Desa Labuhan Kertasari (Sumbawa Barat), Desa Sade (Lombok Tengah), dan Tanjung Karang (Mataram).
”Hal ini tentu membuat kami harus percaya diri bahwa Bonjeruk punya potensi baik dari alam, budaya, sejarah, dan kreativitas masyarakat. Jika itu dikembangkan, akan menjadi hal yang sangat berdampak pada masyarakat,” kata Usman.
Usman mengatakan hampir tidak percaya bisa masuk 100 besar. ”Kami harus mengakui, Desa Wisata Bonjeruk masih banyak PR. Banyak yang perlu dibenahi,” ucapnya.
Persiapan
Direktur Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan Kemenparekraf Indra Ni Tua, saat kunjungan ke Desa Maria Juni lalu, mengatakan, ADWI 2021 dibuka tidak hanya untuk desa wisata baru, tetapi juga desa rintisan, berkembang, dan maju.
Indra mengatakan, dasar kegiatan tersebut adalah memperkuat basis data terkait desa wisata. Setelah 100 besar, akan ditentukan 50 desa terbaik yang kemudian dilanjutkan kunjungan untuk penilaian.
Dari 50 besar itu akan dipilih 12 desa pemenang. Selain itu, akan ada tambahan satu desa favorit berdasarkan poling di media sosial. Malam puncak Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 dijadwalkan berlangsung pada 7 Desember 2021.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Warga memintal benang sebagai bagian awal pembuatan tenun di Desa Maria, Kabupaten Bima, NTB, seperti terlihat pada Minggu (13/6/2021).
”Kami berharap masuk 50 besar. Persiapan tentu memaksimalkan tujuh indikator penilaian. Juga hal-hal lain untuk bahan presentasi, seperti latar belakang desa wisata Bonjeruk, rencana ke depan, tantangan, serta kekurangan dalam pengembangan,” kata Usman.
Sementara Pahrul menyampaikan, tidak ada persiapan khusus seandainya masuk 50 besar. Tetapi, mereka tetap fokus pada pemeliharaan destinasi wisata dan promosi. Selain itu, juga untuk penerapan protokol kesehatan bagi tamu yang datang.