Kalimantan Tengah dan banjir selalu ”akrab” setiap tahun. Banjir tahunan itu kini merendam setidaknya 10 desa di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Ratusan rumah di 10 desa di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, terdampak banjir selama dua hari ini. Banjir tersebut merupakan banjir tahunan yang selalu melanda pada musim hujan.
Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Provinsi Kalimantan Tengah, 10 desa yang terendam banjir berada di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Marikit, Kecamatan Katingan Tengah, dan Kecamatan Sanaman Mantikei.
Setidaknya terdapat 384 keluarga atau 1.536 orang terdampak banjir. Lebih kurang 253 rumah, 5 bangunan sekolah, dan 2 tempat ibadah juga terdampak banjir dengan ketinggian 50-200 sentimeter.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Katingan Andi B Baron menjelaskan, banjir dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi di wilayah hulu dan tengah Sungai Katingan. Hal itu berdampak pada meluapnya air sungai hingga menutupi jalan dan dengan cepat merendam rumah, bangunan, serta semua fasilitas publik.
”Kami masih terus mendata dan berupaya untuk memantau. Hingga kini belum ada warga yang dievakuasi,” kata Baron saat dihubungi dari Palangkaraya, Senin (23/8/2021).
Hujan dengan intensitas tinggi, lanjut Baron, mulai mengguyur wilayah hulu sungai sejak Jumat (20/8/2021). Banjir pun mulai melanda pada Sabtu malam.
”Jadi, ini tergantung hujan. Jika hujan tidak terjadi berturut-turut, banjir akan lebih cepat surut,” ungkap Baron.
Baron menjelaskan, pihaknya sudah menurunkan tim untuk memberikan bantuan, melakukan pemantauan dan pengawasan, serta menyiapkan posko darurat. Pihaknya juga mendapatkan bantuan dari berbagai instansi, termasuk dari Polda Kalteng yang memberikan beberapa kendaraan taktis untuk melakukan evakuasi pada saat banjir hingga personel.
Menurut dia, salah satu desa yang paling terdampak adalah Desa Samba Bakumpai. Desa tersebut terletak di dataran yang lebih rendah dari wilayah lain di sekitarnya. ”Meski cukup tinggi, banjir di beberapa wilayah mulai surut,” ujarnya.
Zulkarnaen (43) dari Desa Samba Bakumpai mengungkapkan, banjir di wilayahnya merupakan banjir tahunan yang selalu terjadi setiap musim hujan. Ia juga tidak pernah dievakuasi atau meninggalkan rumah dengan alasan menjaga harta benda.
Zul, sapaan akrabnya, lebih memilih tinggal di rumah. Ia telah memodifikasi rumahnya dengan membuat lantai kayu di bagian tengah rumah lebih tinggi. Ia dan keluarga pun tetap berada di dalam rumah.
”Namun, malam hari tetap tidak bisa tidur lantaran sambil memantau air. Takutnya kalau lengah, air makin tinggi,” ungkap Zul.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalteng Komisaris Besar Eko Saputro mengungkapkan, pihaknya memberikan bantuan untuk 400 keluarga di wilayah yang paling terdampak banjir di Katingan. Selain itu, pihaknya juga memberikan pelayanan kesehatan dengan membawa beberapa tenaga kesehatan bagi warga terdampak banjir.
”Ada masker gratis, sembako, juga pemeriksaan kesehatan. Kami pahami di situasi seperti itu pasti akan banyak warga terjangkit penyakit. Kami upayakan semua wilayah bisa dibantu,” kata Eko.
Eko menjelaskan, selain sembako dan pelayanan kesehatan, pihaknya juga mengirimkan 72 personel dari Polda Kalteng dan TNI AD beserta beberapa kendaraan taktis seperti perahu karet untuk membantu pendistribusian bantuan, pemantauan, dan evakuasi warga.
”Kami ikut memantau dan mendata. Jika ditemukan warga yang harus dievakuasi, bersama dengan instansi lainnya, kami akan lakukan evakuasi,” ungkap Eko.