334 Anak di Magelang Kehilangan Orangtua akibat Covid-19
Sebanyak 334 anak di Kabupaten Magelang kehilangan orangtua yang meninggal karena Covid-19. Mereka akan didampingi dan dipastikan mendapatkan bantuan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
KOMPAS/INSAN ALFAJRI
Warga menabur bunga di salah satu kuburan khusus warga yang terkena Covid-19, Minggu (11/4/2021), di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat.
MAGELANG, KOMPAS — Sebanyak 334 anak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kehilangan orangtua yang meninggal karena terpapar Covid-19. Dari jumlah tersebut, sebanyak 228 anak kehilangan ayah, 101 anak kehilangan ibu, dan 5 anak menjadi yatim piatu karena kehilangan ayah ibu sekaligus.
Demikian dituturkan oleh Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Magelang Bela Pinarsi, Senin (23/8/2021). Data tersebut adalah data yang dihimpun dinas berdasarkan laporan dari 21 kecamatan, terhitung sejak awal pandemi pada 2020 hingga 10 Agustus 2021.
Sebagian anak-anak tersebut sudah memasuki usia sekolah, tetapi ada juga yang ditinggalkan orangtuanya dalam usia di bawah 5 tahun. ”Dari data yang kami himpun, anak usia termuda adalah bayi berusia 2 bulan yang kehilangan ibunya yang meninggal karena Covid-19,” ujarnya.
Sekalipun sudah kehilangan salah satu atau kedua orangtua, dalam pengecekan di lapangan, 334 anak tersebut masih dalam pengasuhan keluarga terdekat. ”Karena masih ada keluarga terdekat yang mau bertanggung jawab mengasuh, maka saat ini tidak ada anak yang harus kami bawa ke lembaga pengasuhan seperti panti asuhan,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Magelang Bela Pinarsi.
Setelah melaporkan data anak-anak tersebut, Bela mengatakan, pihaknya masih menunggu arahan dan tindak lanjut penanganan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Adapun Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Magelang tetap berupaya melakukan penanganan dengan mengecek jaminan sosial dan memastikan agar kehidupan keseharian, termasuk pendidikan, mereka tidak terganggu.
”Kami akan terus berupaya memastikan agar masa depan mereka tidak terganggu,” ucapnya.
Kompas
Perhatian pada Anak Yatim Piatu di Era Soekarno
Kepala Satuan Pembinaan Masyarakat Kepolisian Resor (Polres) Magelang Ajun Komisaris Buhrom mengatakan, jajaran Polres Magelang juga sudah menerjunkan personel bhabinkamtibmas untuk mendata anak-anak yang kehilangan orangtua akibat Covid-19. Dari upaya tersebut, ditemukan 10 anak yatim piatu yang kemudian diberi bantuan seragam, tas, dan bantuan uang untuk les tambahan untuk kepentingan pendidikannya. Bantuan tersebut diberikan sebagai bagian dari program Aku Sedulurmu yang digagas Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah.
Meski demikian, Buhrom mengakui, bantuan itu hanya menyentuh segelintir anak. ”Di lapangan, jumlah anak yang kehilangan orangtua karena Covid-19 pasti jauh lebih banyak lagi,” ujarnya.
Buhrom menambahkan, Polres Magelang juga kehilangan salah satu personelnya yang meninggal akibat Covid-19. Polisi tersebut adalah kepala keluarga dan meninggalkan tiga anak yang masih kecil.
Melia Tionar Marpaung mendampingi anaknya, Matthew Alpen Simanjuntak, ketika bertemu aktivis perlindungan anak, Ilma, Farid, dan Woro, yang membantu mereka untuk mendapatkan akses bantuan pemerintah, setelah suami Melia meninggal karena Covid-19.
Meria Ulfa Sucihati dari satuan bakti pekerja sosial Kementerian Sosial di Dinas Sosial Kota Magelang mengatakan, di Kota Magelang, jumlah anak yang kehilangan orangtua yang meninggal akibat Covid-19 sejauh ini terdata 41 orang. Sebagian dari mereka kehilangan ayah dan sebagian lagi kehilangan ibu.
Saat ini, lanjut Meria, pihaknya masih berupaya melakukan pendampingan serta mengecek kondisi dan kebutuhan mereka setelah ditinggal orangtua. ”Kami akan mengecek dan berupaya memenuhi kebutuhan spesifik anak, termasuk memastikan apakah mereka membutuhkan pendampingan psikososial atau tidak,” ujarnya.
Karena kehilangan salah satu orangtua, saat ini anak-anak tersebut berada dalam kondisi aman dan bisa diasuh orangtua lain yang masih hidup.