KRI Golok-688 Perkuat Kekuatan RI di Natuna dan Ambalat
Kapal cepat rudal trimaran Golok-688 segera melengkapi alutsista TNI AL. Kapal perang berteknologi siluman dan tidak terdeteksi radar ini akan ditempatkan di perairan rawan, seperti Natuna dan Anambas.
Oleh
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Kapal cepat rudal trimaran Golok-688 resmi diluncurkan. KRI yang dibuat oleh produsen kapal di Banyuwangi, Jawa Timur, ini akan melengkapi alat utama sistem persenjataan TNI di perairan Natuna dan Ambalat.
Peluncuran dilakukan di galangan kapal PT Lundin Industry Invest di Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (21/8/2021). Sebelum diresmikan, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono memotong pita pengikat kendi sebagai pertanda lahirnya KRI Golok-688.
”KRI Golok merupakan jenis kapal cepat rudal yang memiliki kecepatan tinggi serta nanti akan dilengkapi persenjataan dan rudal. Sebagai kapal cepat rudal, geraknya harus berkecepatan tinggi, yang tugasnya hit and run,” kata Yudo dalam rilis yang diterima Kompas.
Setelah diluncurkan Sabtu ini, kapal akan dilakukan uji coba hard and shut untuk tahap penyempurnaannya sebelum diserahkan ke TNI AL. Setelah dinyatakan sempurna 100 persen, kapal ini akan dikirim ke TNI AL. Target pengiriman pada Oktober.
Dengan segala kelebihan yang ada, KRI Golok akan ditempatkan di wilayah yang rawan strategis untuk menjaga wilayah Indonesia. ”Akan kami tempatkan dan operasionalkan di wilayah yang rawan strategis. Menurut rencana, bisa di wilayah perbatasan Natuna dan Ambalat,” kata Yudo Margono.
Kawasan perbatasan Natuna dan Ambalat tergolong rawan. Selama ini banyak kapal asing yang datang mencari ikan di perairan itu. Berdasarkan catatan Kompas, kapal-kapal berbendera asing masuk ke perairan itu. Bahkan, mereka dikawal kapal keamanan negara mereka.
KRI Golok merupakan kapal asli buatan Indonesia yang dibuat oleh PT Lundin Industry Invest. Teknologi yang terdapat pada KRI Golok adalah bahan komposit serat karbon yang membuatnya sulit dideteksi oleh radar musuh atau siluman.
Akan kami tempatkan dan operasionalkan di wilayah yang rawan strategis. Menurut rencana, bisa di wilayah perbatasan Natuna dan Ambalat. (Yudo Margono)
Selain itu, KRI Golok juga merupakan kapal trimaran yang berdesain khusus berbentuk lancip yang dirancang untuk melaju cepat. Nama KRI Golok diambil dari nama sebuah senjata tradisional Nusantara yang dikenal sebagai senjata serbaguna.
”Dinamai senjata karena KRI Golok merupakan jenis kapal cepat yang harapannya KRI Golok bisa digunakan untuk melaksanakan setiap tugas operasi militer, baik perang maupun nonperang dengan kecepatan tinggi serta melakukan taktik hit and run,” kata Yudo Margono.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, yang turut hadir dalam peluncuran KRI Golok, merasa bangga lantaran KRI Golok yang diproduksi di Banyuwangi bakal melengkapi alutsista TNI AL.
”Selamat untuk PT Lundin di Banyuwangi yang telah mendapat kepercayaan besar untuk memproduksi KRI Golok yang bakal menjadi salah satu alutsista canggih di jajaran TNI AL,” kata Ipuk.
Berdasarkan catatan Kompas, PT Lundin selama ini memproduksi kapal perang canggih untuk sejumlah negara. Pada 2014, misalnya, Pemerintah Bangladesh membeli 18 kapal patroli berkecepatan tinggi senilai total Rp 75 miliar dari produsen kapal perang ini. Kapal patroli jenis X12 berbahan karbon komposit itu diproduksi di Banyuwangi. Pada 2018, kapal ini juga memproduksi kapal patroli jenis carbotech untuk Russia.
PT Lundin Industry Invest juga memproduksi kapal cepat rudal (KCR) Trimaran pada 2014 untuk TNI AL. KCR Trimaran dibuat dari bahan tahan api serta antiradar dan inframerah. Desainnya tergolong unik, yakni wave piercing, sehingga tetap stabil di tengah kondisi cuaca buruk. KCR Trimaran menggantikan KRI Klewang yang sempat terbakar sebelum diserahterimakan ke TNI AL pada 2012.