Pencarian 20 Awak Kapal Pencari Ikan di Perairan Barat Lampung Berlanjut
Nasib 20 awak Kapal Motor EMJ Tujuh yang hilang di perairan barat Lampung belum diketahui. Meski demikian, upaya pencarian yang dilakukan sejumlah regu penolong terus dilakukan.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Nasib 20 awak Kapal Motor EMJ Tujuh yang hilang di perairan barat Lampung belum diketahui hingga Kamis (19/8/2021). Namun, upaya pencarian oleh sejumlah regu penolong terus dilanjutkan. Diperkirakan, posisi kapal pencari ikan itu sudah bergeser dari perairan barat Lampung ke Samudra Hindia akibat terseret arus laut.
Kepala Kantor SAR Lampung Jumaril mengatakan, Kapal Motor (KM) EMJ Tujuh berangkat dari Pelabuhan Lempasing, Bandar Lampung, menuju Pulau Enggano, Bengkulu, pada Rabu (11/8/2021) pukul 08.30. Saat itu, KM EMJ Tujuh membawa 19 anak buah kapal (ABK) dan seorang nakhoda.
Kapal pencari ikan dengan berat 128 gros ton (GT) milik PT Sutioso Bersaudara itu sebenarnya berlayar beriringan dengan KM Mayo Jaya. Namun, KM EMJ Tujuh tidak kunjung sampai di Enggano. ”Kapal tersebut mulai hilang dari vessel monitoring system (VMS) atau dinyatakan hilang kontak sejak 12 Agustus 2021 pukul 13.21 WIB,” kata Jumaril saat dikonfirmasi dari Bandar Lampung, Kamis siang.
Perusahaan sebelumnya sudah melakukan upaya pencarian mandiri, tetapi tidak membuahkan hasil.
Menurut Jumaril, laporan hilangnya kapal baru diterima Basarnas Lampung pada 16 Agustus 2021 atau empat hari setelah kapal hilang kontak. Sebelum itu, perusahaan sudah melakukan upaya pencarian mandiri, tetapi tidak membuahkan hasil.
Sampai saat ini, tim SAR masih melakukan pencarian dengan mengerahkan KN SAR Basudewa. Namun, pencarian terkendala gelombang tinggi di perairan barat Lampung yang berkisar 4-6 meter.
Basarnas bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan juga mengerahkan pesawat pemantau untuk melakukan pencarian melalui udara. Selain itu, kabar hilangnya kapal juga sudah disebarkan kepada nelayan dan nakhoda kapal motor yang melintas di wilayah perairan Lampung.
Jumaril juga memprediksi, posisi kapal sudah bergeser dari perairan barat Lampung menuju Samudra Hindia akibat terseret arus laut. Tim SAR akan terus melakukan pencarian hingga tiga hari ke depan untuk mencari keberadaan kapal dan memberikan pertolongan.
Kepala Kantor Syahbandar Lempasing Okta Lindra Saputra mengungkapkan, dari 20 awak kapal, 12 orang di antaranya merupakan warga Lampung. Adapun delapan orang adalah warga provinsi lain.
Menurut dia, kapal tersebut memang baru pertama kali berlayar ke Pulau Enggano. Namun, pihaknya telah melakukan pemeriksaan dokumen, kondisi kapal, alat keselamatan, dan kondisi cuaca. ”Dari hasil pemeriksaan, semua dalam kondisi baik sehingga diizinkan berlayar,” ujar Okta.
Hingga kini, belum ada pihak keluarga awak kapal (ABK) yang bertanya mengenai nasib keluarganya. Pihaknya baru akan berkoordinasi dengan Basarnas Lampung terkait hal tersebut.
Saat dikonfirmasi, Kasmin, selaku perwakilan dari PT Sutioso Bersaudara, membenarkan, KM EMJ Tujuh baru pertama kali berlayar ke Enggano. Selama ini, kapal itu beroperasi mencari ikan di perairan timur Lampung. Namun, perusahaan melakukan perluasan daerah tangkapan ikan ke wilayah barat Lampung.
Kasmin mengakui, perusahaan belum memberi tahu pihak keluarga awak kapal terkait insiden itu. Dia beralasan, perusahaan masih menunggu kepastian hasil pencarian tim SAR.