Pariwisata Danau Toba Makin Terpuruk, Percepatan Vaksinasi Jadi Harapan
Pariwisata di destinasi super prioritas nasional Danau Toba kian terpuruk selama pandemi. Toko suvenir tutup berbulan-bulan, keterisian hotel di bawah 20 persen, pengusaha dan pekerja pariwisata menjadi petani.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
PANGURURAN, KOMPAS — Pariwisata di destinasi super prioritas nasional Danau Toba semakin terpuruk selama pandemi Covid-19. Banyak toko suvenir yang sudah berbulan-bulan tutup, keterisian hotel di bawah 20 persen, serta pengusaha dan pekerja pariwisata beralih menjadi petani. Percepatan vaksinasi didorong agar sektor pariwisata bisa bergerak kembali.
”Kondisi pariwisata Danau Toba sekarang sudah sangat terpuruk. Namun, kami tidak melihat ada cara-cara khusus penanganan pandemi dalam hal Danau Toba sebagai destinasi super prioritas nasional,” kata Koordinator Komunitas Pelaku Pariwisata Samosir Ombang Siboro, Kamis (19/8/2021).
Menurut Ombang, penanganan pandemi Covid-19 di kawasan Danau Toba sama saja dengan penanganan di daerah lain. Tidak ada cara-cara khusus yang dilakukan pemerintah agar pariwisata tetap bisa hidup di tengah pandemi Covid-19.
Ombang yang juga pengusaha destinasi Pantai Batu Hoda menyebutkan, pada hari biasa hampir tidak ada tamu hotel ataupun pengunjung destinasi wisata di Samosir. Banyak usaha pariwisata yang memilih tutup sementara dan hanya dibuka jika ada wisatawan yang datang.
”Jika dibiarkan terus tanpa penanganan khusus, usaha pariwisata di Danau Toba bisa tutup permanen,” kata Ombang.
Ombang pun berharap pariwisata bisa tetap dihidupkan dengan protokol kesehatan yang ketat. Di destinasi Pantai Batu Hoda, misalnya, Ombang menerima pengunjung maksimal 25 persen atau 150 orang dari kapasitasnya 600 orang per hari. Namun, pengunjung yang datang pun tidak mencapai angka tersebut meskipun pada akhir pekan.
”Di hari biasa pengunjung Pantai Batu Hoda hanya sekitar 30 orang,” kata Ombang.
Jika dibiarkan terus tanpa penanganan khusus, usaha pariwisata di Danau Toba bisa tutup permanen.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, saat memberikan sambutan melalui video konferensi dalam acara vaksinasi di Politeknik Pariwisata Negeri Medan, Rabu (18/8/2021), mengatakan, langkah yang diambil pemerintah untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata adalah dengan vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan.
”Sumut adalah satu dari lima destinasi super prioritas nasional. Vaksinasi di kawasan Danau Toba akan terus digenjot,” kata Sandiaga.
Sandiaga menyebutkan, masyarakat yang sudah mendapat vaksinasi lengkap (dua dosis) di Sumut sudah mencapai 14 persen dan yang mendapat vaksinasi satu dosis 38 persen. Ia pun berharap pariwisata Danau Toba bisa bergerak lagi setelah kekebalan kelompok bisa dicapai dengan vaksinasi 70 persen.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan, sektor yang terpukul paling pertama dan paling dalam selama pandemi Covid-19 ini adalah pariwisata. ”Pariwisata butuh orang datang. Sebagus apa pun destinasinya, kalau orang tidak datang, mati itu pariwisata,” ujar Edy.
Edy mengatakan, terpuruknya pariwisata Danau Toba adalah dampak langsung dari pandemi Covid-19. Ia pun mendorong agar ekonomi tetap dijaga meskipun tidak bisa seperti dalam keadaan normal. Namun, ia menekankan bahwa penanganan bidang kesehatan tetap menjadi prioritas pemerintah.
”Kalau vaksinasi sudah berjalan dan protokol kesehatan bisa dilaksanakan, pariwisata bisa dibuka kembali. Kalau belum, tidak boleh spekulasi," kata Edy.