Sidoarjo Kerahkan Tim Percepatan Vaksinasi Covid-19 hingga Penjemputan Isoman
Pengerahan tim percepatan vaksinasi Covid-19 hingga penjemputan pasien terkonfirmasi positif yang menjalani isolasi mandiri menuju tempat isolasi terpadu ditempuh Pemkab Sidoarjo untuk percepat penanganan pandemi.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Perpanjangan masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat menjadi momentum bagi Sidoarjo untuk menggenjot kinerja penanganan Covid-19. Upayanya antara lain dengan mengerahkan tim percepatan vaksinasi Covid-19 dan penjemputan pasien terkonfirmasi positif yang menjalani isolasi mandiri menuju tempat isolasi terpadu.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Provinsi Jatim, capaian vaksinasi di Sidoarjo belum memuaskan. Penyuntikan vaksin dosis pertama baru sebanyak 537.756 orang atau mencapai 33,31 persen dari target sebesar 1,7 juta jiwa. Capaian penyuntikan vaksin dosis kedua lebih rendah lagi, yakni baru 283.492 atau 17,56 persen dari target.
Di Jatim, Sidoarjo tidak masuk dalam lima kota tertinggi capaian vaksinasi Covid-19 yang meliputi Surabaya, Mojokerto, Kediri, Blitar, dan Madiun. Sementara itu, lima daerah dengan cakupan vaksinasi terendah adalah Kabupaten Sampang, Bangkalan, Sumenep, Pamekasan, dan Situbondo.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, pihaknya menargetkan penyuntikan vaksin Covid-19 sebanyak 15.000 dosis setiap harinya untuk mengejar ketertinggalan. Tim percepatan vaksinasi juga dibentuk untuk memperkuat vaksinator yang ada di 27 puskesmas dan RSUD Sidoarjo.
Tim percepatan ini ditempatkan di sentra-sentra vaksinasi Covid-19 secara massal, seperti di Gelora Delta Sidoarjo. Selain itu, tim percepatan vaksinasi juga akan menyasar desa-desa yang jauh dari puskesmas yang menyebabkan warganya enggan vaksin. Sidoarjo memiliki wilayah pesisir yang sulit dijangkau dengan mobil.
”Tim percepatan vaksinasi juga akan menyasar sekolah-sekolah, pondok pesantren, dan pasar-pasar tradisional. Dengan serbuan vaksin dari berbagai penjuru, harapannya, capaian vaksinasi meningkat secara pesat,” ujar Muhdlor, Rabu (18/8).
Tim percepatan vaksinasi ini tidak melibatkan sumber daya puskesmas karena mereka memiliki beban tugas yang cukup berat. Tim ini merangkul relawan dari berbagai organisasi profesi, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), serta sivitas akademika seperti Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo.
Vaksinasi massal di GOR, misalnya, mampu melayani 4.000 hingga 5.000 orang setiap harinya karena tempatnya yang luas. Adapun tim yang menjangkau desa-desa mampu melayani 2.000 orang setiap hari. Untuk pelayanan vaksinasi Covid-19 di puskesmas saat ini mampu menjangkau 6.000 orang setiap hari.
Muhdlor mengatakan, saat ini pihaknya tinggal menunggu pasokan vaksin dari Kementerian Kesehatan. Harapannya suplai vaksin tersebut memiliki jumlah dosis yang besar sehingga mampu mencukupi kebutuhan pemberian dosis kedua dan perluasan dosis pertama. Saat ini, belum semua kebutuhan penyuntikan dosis kedua terpenuhi.
Sidoarjo kembali menerapkan PPKM level 4 hingga 23 Agustus karena risiko sebaran Covid-19 masih tinggi meski penambahan kasus baru berangsur turun. Data Satgas Covid-19 Jatim, Rabu, menunjukkan jumlah penambahan kasus baru sebanyak 105 kasus sehingga secara kumulatif mencapai 23.517 kasus.
Dari 23.517 kasus tersebut, sebanyak 21.012 orang dinyatakan sembuh dan 904 orang meninggal. Saat ini jumlah kasus aktif sebanyak 1.601 kasus. Dari jumlah kasus aktif tersebut, yang dirawat di rumah sakit rujukan 600-700 orang. Mayoritas isolasi mandiri di rumah dan tempat karantina.
Berdasarkan data Dinkes Sidoarjo, tingkat keterisian tempat isolasi terpadu yang didirikan pemerintah daerah belum optimal. Masyarakat lebih memilih isolasi di rumah dibandingkan memanfaatkan fasilitas isoter yang disiapkan di sembilan lokasi. Hal itu mengakibatkan potensi terjadinya kluster keluarga sangat tinggi.
Dalam upaya memutus rantai penyebaran Covid-19 di masyarakat, terutama di lingkup keluarga, Sidoarjo akan mempercepat pemindahan pasien isoman ke tempat isolasi terpadu. Pemindahan pasien itu melibatkan anggota TNI, Polresta Sidoarjo, Satuan Polisi Pamong Praja Sidoarjo, Dinkes Sidoarjo, serta organisasi kemasyarakatan.
”Warga yang isoman tidak perlu takut, apalagi resah, dengan kebijakan tersebut. Petugas akan menjalankan tugasnya dengan mengedepankan pendekatan kemanusiaan,” kata Kapolres Sidoarjo Komisaris Besar Kusumo Wahyu Bintoro saat memimpil Apel Gelar Pasukan Pemindahan Isoman Menuju Isoter.
Selain tidak perlu merasa resah, pasien isoman dan keluarganya juga tidak perlu khawatir karena fasilitas perawatan di tempat isoter lebih lengkap termasuk penyediaan oksigen medis. Tim tenaga kesehatan juga mendampingi selama 24 jam penuh sehingga diharapkan tingkat kesembuhan menjadi lebih tinggi.
Tantangannya, lanjut Kusumo, bagaimana mengedukasi masyarakat agar bersedia dipindahkan ke tempat isolasi terpadu agar laju penularan Covid-19 bisa ditekan. Terkait hal itu, semua pihak diminta menggunakan pendekatan persuasif dengan memberikan pemahaman yang benar tentang bahaya Covid-19 dan penularannya.