Khidmat, Upacara HUT RI di NTB Diwarnai Harapan Pengendalian Pandemi
Upacara bendera HUT Ke-76 RI di NTB diikuti warga dari berbagai lapisan. Warga berharap pandemi cepat berakhir sehingga Indonesia bisa kembali normal seperti dulu.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Upacara peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-76 Republik Indonesia yang dilaksanakan di berbagai titik di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, berlangsung khidmat. Upacara diwarnai harapan warga agar pandemi Covid-19 segera terkendali dan sektor terdampak bisa cepat pulih.
Pantauan Kompas, upacara bendera berlangsung di sejumlah titik di Kota Mataram dari tingkat lingkungan, kelurahan, Pemerintah Kota Mataram, hingga Kantor Gubernur NTB. Di tingkat kelurahan, upacara yang pesertanya didominasi pelajar SD dan SMP dimulai sekitar pukul 08.00 Wita.
Di lingkungan Gegutu Barat, Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, misalnya, upacara diikuti pelajar dan warga setempat. Selain petugas, sebagian besar peserta mengenakan masker.
”Kami meminta peserta untuk tetap menggunakan masker. Apalagi sampai sekarang pandemi masih berlangsung,” kata Kepala Lingkungan Gegutu Barat Chairimawan.
Upacara dilakukan dengan pengibaran bendera, mengheningkan cipta, pembacaan teks Proklamasi, dan pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Peserta upacara, termasuk warga umum, ikut melakukan penghormatan saat pengibaran bendera. Lagu ”Indonesia Raya” dinyanyikan langsung oleh pelajar SD yang mengenakan seragam sekolah.
Chairimawan mengatakan, tiap tahun pihaknya selalu melaksanakan upacara bendera. Dua tahun terakhir, upacara tetap dilaksanakan meski dalam suasana pandemi Covid-19. Oleh karena itu, protokol kesehatan tetap dijalankan.
”Kami tetap menyelenggarakan upacara untuk menyemangati warga. Sekaligus tetap menumbuhkan rasa cinta mereka terhadap Indonesia walaupun sedang pandemi,” kata Chairimawan.
Selain itu, upacara dilakukan untuk mengobati rasa rindu para pelajar. Apalagi mereka sudah cukup lama tidak masuk sekolah dan diganti dengan belajar dari rumah.
Chairimawan berharap, peringatan HUT Kemerdekaan Ke-76 RI menjadi momen kebangkitan Indonesia terutama dalam mengendalikan pandemi Covid-19. ”Semoga pandemi cepat berakhir sehingga Indonesia bisa kembali normal seperti dulu. Mari kita sama-sama mendukung hal itu dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan,” katanya.
Rusnan (47), salah satu warga yang hadir dalam upacara tersebut, juga berharap demikian. ”Kondisi jadi berat setelah pandemi. Saya sekarang menganggur karena tempat kerja tutup. Anak-anak juga tidak bisa sekolah seperti biasa. Syukur hari ini ada upacara sehingga mereka bisa keluar mengenakan seragam,” katanya.
Semoga pandemi cepat berakhir sehingga Indonesia bisa kembali normal seperti dulu. Mari kita sama-sama mendukung hal itu dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. (Chairimawan)
Suasana khidmat juga terlihat di lapangan Kantor Gubernur NTB. Upacara yang berlangsung dengan peserta terbatas itu dihadiri antara lain Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan wakilnya, Sitti Rohmi Djalillah, Kepala Kepolisian Daerah NTB Inspektur Jenderal M Iqbal, dan Komandan Resor Militer 162/Wira Bhakti Brigadir Jenderal Ahmad Rizal Ramdhani.
Selain jumlahnya terbatas, pengaturan jarak antarpeserta yang hadir dengan pakaian tradisional juga dilakukan. Peserta juga diwajibkan menggunakan masker.
Pengibaran bendera dalam upacara di Kantor Gubernur NTB dilakukan oleh 24 anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra).
Usai upacara, Zulkieflimansyah menyatakan bersyukur tetap bisa menyelenggarakan upacara bendera meski dengan protokol kesehatan yang ketat. “Tetapi hal itu tidak mengurangi rasa khidmat,” kata Zulkieflimansyah.
Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah yang menjadi inspektur upacara mengatakan, saat ini masyarakat masih berhadapakan pada pandemi Covid-19. “Kini, kemerdekaan kita kembali diuji, bukan dengan perang mengangkat senjata, tetapi melawan musuh yang tak terlihat yakni Covid-19,” kata Rohmi.
Rohmi menambahkan, Covid-19 telah membawa dampak pada semua lini kehidupan, baik kesehatan, ekonomi, maupun pendidikan. Namun, wabah mendorong manusia untuk terus beradaptasi dan berinovasi.
”Dengan kerja keras dan inovasi, para pakar menemukan vaksin, juga merekomendasikan penerapan protokol kesehatan sebagai solusi yang terbukti mujarab menghadapi wabah ini,” kata Rohmi.
Rohmi mengajak semua pihak untuk bersama-sama menghadapi pandemi. Menurut dia, pandemi seburuk apa pun keadaannya pasti akan berlalu. ”Kita perlu menjaga spirit optimisme, saling bergandengan tangan, dan bergotong royong sebagai kekuatan dalam menghadapi wabah ini,” kata Rohmi.