Merapi Keluarkan Awan Panas 3,5 Km, Sejumlah Wilayah Jateng Hujan Abu
Sampai saat ini, jarak terjauh awan panas guguran Gunung Merapi adalah 3,5 km ke arah barat daya, termasuk yang terjadi Senin pagi. Awan panas itu menyebabkan hujan abu di beberapa kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Oleh
HARIS FIRDAUS/REGINA RUKMORINI/NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Senin (16/8/2021) pagi, mengeluarkan beberapa kali awan panas guguran dengan jarak luncur terjauh 3,5 kilometer. Awan panas itu menyebabkan hujan abu di beberapa kabupaten/kota di Jawa Tengah, seperti Kabupaten Boyolali, Kabupaten Magelang, Kota Magelang, dan Kabupaten Temanggung.
Mengacu data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Gunung Merapi mengeluarkan tiga kali awan panas guguran pada Senin pagi. Awan panas guguran pertama terjadi pada pukul 05.36 WIB dengan amplitudo 49 milimeter (mm), durasi 165 detik, dan jarak luncur 2 km ke arah barat daya.
Sementara itu, awan panas guguran kedua terjadi pada pukul 05.53 WIB. Saat itu, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran dengan amplitudo 66 mm, durasi 289 detik, dan tinggi kolom 600 meter di atas puncak. Awan panas itu meluncur sejauh 3,5 km ke arah barat daya dari Gunung Merapi.
Setelah itu, pada pukul 08.45, Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran. Awan panas guguran yang ketiga itu memiliki amplitudo 10 mm, durasi 96 detik, dan jarak luncur 1,5 km menuju ke arah barat daya.
Di Kabupaten Magelang, hujan abu dirasakan warga di empat desa di Kecamatan Dukun dan empat desa di Kecamatan Sawangan dengan intensitas sedang hingga tebal. Sementara itu, tiga desa di Kecamatan Tegalrejo mengalami hujan abu dengan intensitas sedang.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Muzamil meminta masyarakat tetap tenang. Saat beraktivitas di luar rumah, masyarakat diminta memakai masker untuk melindungi diri dari paparan abu Merapi.
Namun, BPBD Kabupaten Magelang tidak membagikan masker karena rata-rata warga sudah memiliki masker untuk mencegah penularan Covid-19. Setiap pemerintah kecamatan di Kabupaten Magelang juga memiliki stok masker.
Gunung Merapi sudah dua kali mengeluarkan awan panas dengan jarak luncur 3,5 km, termasuk pada Senin pagi tadi. (Hanik Humaida)
Teimuri Suchini, petani di Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, mengatakan, hujan abu mulai dirasakan sejak pukul 05.00 hingga pukul 06.30. Karena hujan abu cukup tebal dan mengganggu, warga yang beraktivitas di luar rumah berupaya melindungi wajah dengan masker, topi, dan kacamata.
Meski demikian, Suchini menyebut, kebanyakan warga dewasa di desanya tetap beraktivitas seperti biasa. Sementara mayoritas anak-anak berupaya menghindari abu dan debu dengan tetap berdiam diri di rumah.
Abu juga mengguyur tanaman dan lahan pertanian di Desa Paten. Masyarakat masih membiarkan tanamannya tertutup abu. Kebanyakan petani masih fokus mencari rumput pakan ternak meskipun mereka harus membersihkan rumput dari abu terlebih dahulu.
Wilayah lain
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung Totok Nur Setyanto mengatakan, di Temanggung, hujan abu terpantau terjadi di tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Temanggung, Kedu, Pringsurat, Bulu, Tlogomulyo, Kranggan, dan Parakan.
Meski turun dengan intensitas tipis, hujan abu itu cukup mengganggu karena bisa menimbulkan iritasi di mata dan mengganggu pernapasan. Oleh karena itu, Totok mengimbau warga Temanggung yang melakukan aktivitas di luar rumah, terutama yang berkendara di jalan, mengenakan masker ditambah dengan kacamata.
Sementara di Kabupaten Boyolali, hujan abu antara lain dilaporkan terjadi di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo. Sekretaris Desa Tlogolele, Neigen Achtah, menyebutkan, hujan abu di wilayah desa tersebut terjadi mulai pukul 05.30 hingga sekitar pukul 07.00. Sebagian dusun di Desa Tlogolele terkena hujan abu dengan intensitas cukup tebal.
”Hujan abu lumayan tebal untuk di dua dusun, yaitu Dusun Tlogomulyo dan Dusun Tlogolele. Sementara dusun-dusun lainnya lebih tipis intensitasnya. Aktivitas masyarakat masih berlangsung seperti biasa,” kata Neigen lewat pesan singkat.
Dusun Tlogolele berjarak sekitar 8 km dari puncak Merapi, sedangkan Dusun Tlogomulyo jaraknya sekitar 7 km dari puncak. Sebelumnya, hujan abu juga sempat terjadi di desa tersebut pada 8 Agustus 2021. Namun, saat itu, intensitas abu vulkanis yang menghujani desa tersebut tidak tebal.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyatakan, erupsi yang terjadi di Gunung Merapi saat ini masih merupakan rangkaian dari proses erupsi yang dimulai sejak 4 Januari 2021. Sejak Januari hingga 12 Agustus 2021, sudah terjadi 373 kali awan panas di Gunung Merapi.
Sampai saat ini, jarak terjauh awan panas guguran dari Gunung Merapi adalah 3,5 km ke arah barat daya. Catatan BPPTKG menunjukkan, Gunung Merapi sudah dua kali mengeluarkan awan panas dengan jarak luncur 3,5 km, termasuk pada Senin pagi tadi. Sebelumnya, Merapi pernah mengeluarkan awan panas dengan jarak 3,5 km pada 27 Januari 2021.
Hingga sekarang, Gunung Merapi masih berstatus Siaga (Level III). Status ini telah ditetapkan BPPTKG sejak 5 November 2020. Sampai saat ini, BPPTKG juga belum mengubah radius bahaya erupsi Gunung Merapi.
Menurut BPPTKG, potensi bahaya erupsi Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya, yakni sejauh maksimal 3 km ke arah Sungai Woro serta sejauh 5 km ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. Selain itu, potensi bahaya lainnya berupa lontaran material vulkanik apabila terjadi erupsi eksplosif yang dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.