Warga Jabar Diminta Meniadakan Kerumunan Perayaan 17 Agustus
Demi mencegah penularan Covid-19, warga Jawa Barat diimbau meniadakan kerumunan perayaan HUT Ke-76 RI. Warga diminta menggantinya dengan berlomba menolong sesama di tengah kesulitan akibat pandemi.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Meskipun penambahan kasus Covid-19 dan keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) rumah sakit di Jawa Barat terus menurun, pandemi belum sepenuhnya terkendali. Oleh sebab itu, warga diminta meniadakan kerumunan perayaan 76 Tahun Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus untuk mencegah penularan virus korona baru.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, kemeriahan 17 Agustus, seperti lomba makan kerupuk, balap karung, dan panjat pinang, dapat diganti dengan menghadirkan kebahagiaan bagi orang lain lewat beramal. Sementara upacara HUT Ke-76 RI di Pemprov Jabar akan dibatasi dengan dihadiri 30-50 orang.
”Jadi, tidak ada perayaan kerumunan (17 Agustus). Mari kita berkreasi dan berinovasi dengan perlombaan kebaikan kepada sesama,” ujarnya melalui keterangan tertulis di Bandung, Minggu (15/8/2021).
Sebelum pandemi, perayaan 17 Agustus selalu diwarnai dengan berbagai perlombaan, baik di desa maupun di kota. Namun, kegiatan yang kerap mengundang banyak orang itu ditiadakan sejak tahun lalu untuk menghindari penyebaran Covid-19.
Di tengah keterbatasan, warga diharapkan dapat berinovasi untuk menyesuaikan dengan situasi pandemi. ”Tetap rayakan dengan gembira biar imunitas naik, tetapi cari inovasi yang tidak menimbulkan kepadatan kerumunan,” ujar Emil, sapaan Ridwan Kamil.
Larangan perlombaan yang berpotensi mengundang kerumunan tertuang dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 0031/4297/SJ tentang Pedoman Teknis Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-76 Republik Indonesia Tahun 2021. Kegiatan seremonial juga diminta mengutamakan melalui media virtual. Surat itu ditujukan kepada gubernur serta bupati/wali kota seluruh Indonesia.
Di tengah menurunnya penambahan kasus Covid-19 dan BOR rumah sakit, Pemprov Jabar berupaya menggenjot vaksinasi untuk memperluas cakupannya. Vaksinasi terhadap 37,9 juta sasaran ditargetkan rampung akhir 2021.
Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar), kasus Covid-19 bertambah 2.164 kasus, Sabtu (14/8/2021). Jumlah itu menurun dibandingkan dengan rata-rata kasus harian dua pekan lalu sekitar 6.000 kasus per hari. BOR juga terus berkurang sejak sebulan lalu. Setelah sempat di atas 90 persen pada akhir Juni dan awal Juli, BOR turun menjadi 30,69 persen, Sabtu.
Akan tetapi, capaian vaksinasi dosis pertama di Jabar baru menjangkau 7,45 juta orang atau 19,6 persen dan sekitar 3,83 juta orang atau 10,1 persen untuk dosis kedua. Untuk mengejar target, selain mengoptimalkan penyuntikan vaksin di puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan, sentra vaksinasi juga digelar di sejumlah kabupaten/kota.
”Saat kedaruratan sedang turun gunung, kita kebut vaksinasi sampai Desember. Berharap di Januari 2022 tidak ada lagi kedaruratan dan vaksinasinya sudah tercapai, yang ada adalah adaptasi,” ucapnya.
Emil mengatakan, kapasitas vaksinasi yang saat ini 140.000-an dosis per hari mesti ditingkatkan menjadi hampir 150.000 dosis per hari. Oleh kerena itu, jaminan pasokan vaksin dari pemerintah pusat sangat menentukan dalam mencapai target vaksinasi. ”Kami memohon suplai vaksin ke Jabar harus proporsional dengan jumlah penduduk,” katanya.
Saat bertemu Emil di Bandung, Sabtu, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mendorong Pemprov Jabar mempercepat penyuntikan vaksin Covid-19. Menurut dia, populasi yang hampir mencapai 50 juta menjadi tantangan provinsi itu dalam mengejar target vaksinasi.