Nilai ekspor komoditas pertanian dari Sumatera Utara meningkat 43,33 persen semester I-2021 dari Rp 9,42 triliun menjadi Rp 13,51 triliun. Sektor pertanian menjadi penopang ekonomi Sumut di tengah pandemi Covid-19.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Nilai ekspor komoditas pertanian dari Sumatera Utara meningkat pesat 43,33 persen pada semester pertama tahun ini menjadi Rp 13,51 triliun. Sektor pertanian pun menjadi penopang ekonomi Sumut di tengah pandemi Covid-19. Komoditas yang mendominasi adalah minyak sawit, karet, kopi biji, dan pinang.
”Dengan meningkatnya ekspor, pertumbuhan ekonomi juga diharapkan meningkat pula. Jika sudah begitu, pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat di Sumut bisa tercipta,” kata Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi saat melepas ekspor di Pelabuhan Belawan, Medan, Sabtu (14/8/2021).
Pelepasan itu dilakukan bersamaan secara nasional yang tersambung dalam video konferensi bersama Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Pelepasan dilakukan di 17 pintu ekspor Indonesia.
Pada semester I tahun ini, nilai ekspor Sumut Rp 13,51 triliun atau meningkat 43,33 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang masih Rp 9,42 triliun. Ekspor pun masih didominasi subsektor perkebunan yang sebesar Rp 13,09 triliun dan subsektor lainnya total sekitar Rp 418 miliar.
Pada acara pelepasan ekspor itu, Edy menyebut ada 33 komoditas pertanian asal Sumut yang diekspor ke 37 negara tujuan. Komoditas itu berasal dari 13 kabupaten/kota di Sumut. Volume ekspor paling besar adalah minyak sawit 14.198 ton, kopi biji 1.668 ton, dan pinang 1.336 ton (ekspor selama satu minggu).
Komoditas lainnya adalah 88.000 batang bunga krisan, silver prills 278 ton, bungkil tongkol jagung 142 ton, kulit manis 64,5 ton, asam potong 60 ton, durian beku 51,9 ton, dan daun cincau 51 ton. Ada juga ubi jalar beku, cengkeh, santan kelapa, kubis, teh, tepung sagu, hingga lidi. Total nilai dalam pelepasan ekspor itu Rp 431,67 miliar.
Edy pun mendorong kabupaten/kota lainnya juga ikut meningkatkan ekspor komoditas pertanian agar pertumbuhan nilai ekspor bisa terus meningkat hingga berkali lipat. ”Ini baru 13 kabupaten/kota yang ikut, ke depan seluruh 33 kabupaten/kota harus memaksimalkan potensi wilayahnya,” kata Edy.
Menurut Edy, peningkatan ekspor bisa dicapai dengan potensi wilayah Sumut yang besar. Sumut masih sangat berpotensi meningkatkan produksi pertanian, peternakan, dan perikanan.
Dalam sambutannya, Presiden mengingatkan daerah-daerah tidak cukup hanya fokus untuk meningkatkan produksi. Menurut Presiden, yang penting juga adalah penguasaan teknologi untuk hilirisasi produk.
”Melakukan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dan menghitung skala ekonomi dengan kluster, ini penting sekali. Serta melakukan mekanisasi pengembangan produk dan promosi produk berbasis digital. Ini juga harus kita kembangkan agar produk-produk pertanian kita makin dikenal luas dan makin kompetitif,” ujar Presiden.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, secara nasional, nilai total pelepasan ekspor bertajuk Merdeka Ekspor Pertanian Tahun 2021 itu sebesar Rp 7,29 triliun dengan volume total 627,4 ton. Komoditas yang mendominasi adalah perkebunan, tanaman pangan, dan hortikultura.
”Ekspor pertanian dikirimkan ke sejumlah negara tujuan, seperti China, Amerika Serikat, India, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Eropa, dan beberapa negara lain,” kata Syahrul.