Kasus Tinggi, Penelurusan Kontak Erat Covid-19 di Aceh Masih Rendah
Aceh harus memperbaiki penelusuran kasus untuk menekan kasus baru. Tanpa kesadaran warga dan peran aktif pemerintah, kondisi itu rentan memicu penularan baru.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Penelusuran kontak erat pasien Covid-19 di Provinsi Aceh masih rendah. Padahal, penambahan kasus baru masih tinggi setidaknya dalam sepekan terakhir.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh Safrizal Rahman dan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aceh Herlina Dimianti dalam konferensi pers daring, Sabtu (14/8/2021), mengatakan, bersama pelacakan dan uji usap (swab), penelusuran adalah solusi mencegah penambahan kasus. Penelusuran yang rendah dapat memicu kenaikan kasus baru.
”Rekomendasi Organisasai Kesehatan Dunia, tracing 1:30. Artinya, satu orang positif penelusurannya harus 30 orang. Kalau di Aceh, mungkin 1:10 saja tidak sampai,” kata Herlina.
Herlina khawatir, rendahnya penelusuran membuat penyebaran semakin sulit dikendalikan. Alasannya, banyak orang tidak bergejala lantas menjadi kurir virus bagi orang lain.
Hingga Sabtu, kasus Covid-19 di Aceh terus menanjak. Total warga yang positif 27.117 orang, sebanyak 1.156 orang meninggal, dan 6.046 orang dalam perawatan. Dari total warga yang terpapar Covid-19, sebanyak 2.034 orang adalah anak-anak.
Ketua IDI Aceh Safrizal Rahman menuturkan, dalam sepekan terakhir, kenaikan kasus harian cukup tinggi. Pada Jumat (13/8/2021) kasus harian sebanyak 411 orang atau tertinggi sejak kasus pertama ditemukan di Aceh. Pada Sabtu, kasus harian sebanyak 397 orang.
”Kasus kematian harian paling tinggi 30 orang. Perlu diberitakan agar menjadi pengingat bagi warga,” kata Safrizal.
Edukasi harus terus dilakukan dan ketegasan hukum bagi pelanggar. (Safrizal Rahman)
Safrizal menambahkan, untuk mempermudah penelusuran, satgas Covid-19 Aceh perlu membuka posko kontak. Warga yang merasa berada dalam lingkungan orang yang positif dapat menghubungi petugas untuk menjalani uji usap. Cara ini diyakini bakal membantu petugas menelusuri kasus.
”Kondisi saat ini sangat mengkhawatirkan. Kasus harian naik signifikan. Pemerintah harus waspada, memastikan stok obat, oksigen, dan ruang perawatan,” ujar Safrizal.
Safrizal juga mengingatkan agar warga menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Dia melihat masih banyak orang abai terhadap protokol kesehatan. ”Edukasi harus terus dilakukan dan ketegasan hukum bagi pelanggar,” kata Safrizal.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani, menuturkan, kampanye taat protokol kesehatan terus dilakukan. Namun, tanpa kesadaran dari warga usaha itu tidak maksimal.
Dia berharap warga yang mengalami gejala atau pernah kontak erat dengan pasien Covid-19 untuk melapor ke petugas medis di puskesmas atau rumah sakit.