Olah 47.000 Ton Sampah, RDF Cilacap Jadi Solusi Energi dan Lingkungan
Fasilitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif atau refuse derived fuel di Cilacap mampu mengolah 47.000 ton sampah. Diharapkan fasilitas ini memiliki dampak berkelanjutan dalam aspek lingkungan dan ekonomi.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
KOMPAS/Arsip Humas PT Solusi Bangun Indonesia
Aktivitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif atau refuse derived fuel (RDF) di Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (25/2/2021). Fasilitas ini mampu mengolah sampah dengan kapasitas 120-150 ton per hari .
CILACAP, KOMPAS —Sejak diresmikan 21 Juli 2021 atau sekitar setahun beroperasi, fasilitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif atau refuse derived fuel (RDF) di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, telah mengolah 47.000 ton sampah menjadi bahan bakar. Fasilitas ini diharapkan memberi solusi berkelanjutan bagi perbaikan kondisi lingkungan setempat.
”Kami mencatat, pada Juni 2021, setelah beroperasi satu tahun, sampah yang telah diolah untuk dijadikan bahan bakar alternatif sekitar 47.000 ton. Hal ini menunjukkan fasilitas RDF telah menumbuhkan paradigma baru cara memanfaatkan sampah supaya bernilai ekonomis,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Cilacap Wasi Aryadi dalam keterangan tertulis, Jumat (13/8/2021).
Wasi yang juga merangkap Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap menyebutkan, fasilitas pengolahan sampah RDF dan teknik pengolahan sampah ramah lingkungan akan membantu menekan potensi pencemaran tanah oleh air lindi.
Selain itu, pengelolaan sampah ramah lingkungan juga bisa menghindari penumpukan sampah yang menimbulkan bau menyengat di sekitarnya. Bagi pemerintah, hal ini juga bisa menghemat anggaran karena mengurangi investasi untuk pembelian lahan baru untuk lokasi penumpukan sampah.
KOMPAS/Arsip Humas PT Solusi Bangun Indonesia
Aktivitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif atau refuse derived fuel (RDF) di Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (25/2/2021). Fasilitas ini mampu mengolah sampah dengan kapasitas 120-150 ton per hari.
General Manager Solusi Bangun Indonesia Pabrik Cilacap, anak perusahaan PT Semen Indonesia (Persero ) Tbk, Istifaul Amin, menyampaikan, pemanfaatan sampah menjadi bahan bakar alternatif saat ini menjadi salah satu pilihan terbaik untuk dimanfaatkan menjadi tenaga listrik. Keberadaan industri semen di Kabupaten Cilacap menjadi pemetik manfaat dari hasil pengolahan sampah dan menjadi kunci untuk keberlanjutan dan pengembangan fasilitas pengolahan sampah di Cilacap.
”Sampah yang telah diolah di fasilitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar akan kami gunakan sebagai bahan bakar di industri semen untuk menggantikan sebagian batubara. Sampai saat ini operasi kami berjalan lancar,” kata Istifaul.
Menurut Istifaul, sampah kering yang dihasilkan dari fasilitas pengolahan sampah yang siap dibakar di pabrik semen memiliki kadar air di bawah 25 persen. Untuk mencapai kadar air tersebut, pengolahan sampah menggunakan metode pengeringan bio drying selama 21 hari.
Saat ini, lanjut Istifaul, fasilitas pengolahan sampah terus dibenahi. Potensi menambah jumlah sampah yang diolah sangat terbuka sehingga kemampuan pengolahan akan lebih optimal dan menghasilkan sampah kering sebagai bahan bakar alternatif dalam jumlah lebih besar.
”Selain memanfaatkan sampah sebagai bahan bakar, kami juga mengembangkan pemberdayaan masyarakat dengan membentuk bank sampah dan gerakan pilah sampah dari rumah, serta memanfaatkan sampah basah untuk pupuk,” ujarnya.
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Materi paparan narasumber terkait masalah tempat pembuangan akhir sampah dalam webinar ”Sinergi Pemerintah dan Swasta dalam Peningkatan Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Terbarukan di Fasilitas RDF Cilacap” yang digelar virtual, Rabu (3/3/2021).
Seiring waktu dan pertumbuhan penduduk, kata Istifaul, jumlah sampah akan terus meningkat sehingga diperlukan upaya lain untuk mengelola sampah agar lebih bermanfaat. Terbentuknya bank sampah di berbagai tempat dan gerakan pilah sampah dari rumah telah banyak membantu menangani sampah mulai dari sumbernya.
Seperti diberitakan Kompas.id (21/7/2020), fasilitas RDF diresmikan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Jeruk Legi, Kabupaten, Cilacap. RDF merupakan teknologi pengolahan sampah melalui proses homogenizers menjadi butiran kecil dan dapat dimanfaatkan untuk sumber energi terbarukan dalam pembakaran pengganti batubara. Inovasi ini akan dibangun di 34 titik di seluruh Indonesia.
KOMPAS/ICHWAN SUSANTO
Sakiyem (30), perempuan pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Tritih Lor, Jeruklegi, Cilacap Jawa Tengah, Kamis (22/3), beristirahat di sela-sela kegiatan hariannya memungut sampah yang masih memiliki nilai jual. Ke depan, sampah akan diolah dalam instalasi refused derived fuel (RDF) yang sedang dalam tahap pembangunan konstruksi. Pemulung yang biasa bekerja bebas akan diatur untuk mengambil sampah dalam waktu tertentu sebagai dampak pengolahan sampah itu.
”Biayanya tadi disampaikan kira-kira Rp 70 miliar-Rp 80 miliar per satu (unit), tetapi nanti kalau BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) bikin lebih banyak, saya kira cost-nya bisa turun. Nanti di kota-kota yang sampahnya kira-kira 200 ton ke bawah mesin seperti ini sudah bisa kita lakukan,” kata Luhut dalam peresmian yang disiarkan melalui aplikasi Zoom di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (21/7/2020).
Fasilitas RDF di Cilacap adalah yang pertama di Indonesia. Pembangunannya merupakan kerja sama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kedutaan Besar Denmark–DANIDA, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Cilacap, dan PT Solusi Bangun Indonesia (dahulu PT Holcim).
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan meresmikan fasilitas RDF di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (21/7/2020) dan disiarkan melalui Zoom untuk media.