Luhut: Buka Data dan Patuhi Protokol, Pasti Kasus Covid-19 Turun
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar data Covid-19 tidak ditutup-tutupi. Membuka data dan mematuhi protokol kesehatan adalah kunci penanganan Covid-19.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
https://youtu.be/movvgL0ziUI
MALANG, KOMPAS — Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta pemerintah daerah tidak menutupi data kasus Covid-19. Terbukanya data menjadi kunci dalam penanganan Covid-19.
Hal itu dikatakan Luhut pada Jumat (13/08/2021) saat berkunjung ke Malang Raya terkait penanganan Covid-19. Sebelumnya disebutkan ia akan memantau penanganan Covid-19 di Malang Raya karena kasusnya belum juga turun seperti daerah lain.
Dalam kunjungannya ke Malang Raya, Luhut dijadwalkan mengunjungi beberapa lokasi, yaitu tempat isolasi terpusat BPSDM Provinsi Jawa Timur di Jalan Kawi, Kota Malang, melihat vaksinasi di Poltekkes Kemenkes Malang, ke Kota Batu, dan rakor penanganan Covid-19 di Markas Korem 083/Baladhika Jaya.
”Tidak perlu ada angka-angka ditutupi. Biar saja dibuka. Itu masalah kita ramai-ramai, kok. Tidak ada yang salah. Yang salah kalau (data) kita tutupi. Kalau kita buka dan patuh protokol (kesehatan), pasti kasus turun,” kata Luhut di tempat isolasi terpusat BPSDM Provinsi Jatim di Jalan Kawi.
Hal itu disampaikan Menko Luhut saat berdialog dengan warga yang melakukan isolasi terpusat (isoter). Kepada para warga yang sedang isoter, Luhut meminta masyarakat tidak perlu malu dan takut jika terkena Covid-19 dan harus segera memberi tahu pihak berwenang.
”Covid-19 bukan aib. Kita imbau kepada keluarga yang kena Covid-19, tidak perlu malu. Langsung masuk isoter. Di Buleleng, rata-rata 8-10 hari (isoter) dan mereka keluar tidak ada yang meninggal karena ditangani dengan benar. Kalau di rumah, obatnya belum tentu ada, dokter tidak ada, nakes tidak ada, saturasi oksigen tidak ada, oksigen kalau diperlukan tidak ada. Di sini semuanya ada,” tutur Luhut.
Tidak perlu ada angka-angka ditutupi. Biar saja dibuka. Itu masalah kita ramai-ramai, kok. Tidak ada yang salah. Yang salah kalau (data) kita tutupi. Kalau kita buka dan patuh protokol (kesehatan), pasti kasus turun.
Menteri berusia 70-an tahun itu meminta agar mereka yang sedang isoter mengabarkan kepada keluarganya melalui pesan agar tidak malu untuk isoter.
”Jadi, mohon bapak ibu sekalian sampaikan ke keluarganya melalui WA. Buleleng melakukan seperti ini sehingga di sana relatif aman. Jadi, jangan khawatir mengenai angka. Biarkan saja tinggi, nanti kalau sudah kita obati pasti turun. Saya lihat Kulonprogo, Solo, Magelang setia melaksanakan itu dan hasilnya baik. Saya harap bapak ibu semua mematuhi, ikutilah (isoter) ini dengan baik,” papar Luhut dalam pidatonya.
Luhut juga meminta pemerintah daerah untuk menyediakan makan enak bagi mereka yang isoter. Dengan demikian, masyarakat bersedia untuk isoter guna melindungi warga lain. Selain itu, Luhut juga mengatakan, kunci lain penanganan Covid-19 adalah vaksinasi.
”Pemda saya minta supaya siapkan makanan yang enak. Dananya ada. Jadi, kuncinya adalah isoter dan prokes. Orang yang meninggal rata-rata yang tidak vaksin. Jadi, kalau dia divaksin, lalu kena, dia kena mild atau tidak parah. Jadi, anjurkan semua untuk ikut vaksin. Sekarang 80 juta yang disuntik vaksin. Bahwa vaksin itu tidak ada masalah. Saya titip (pesan ini) pada bapak ibu sekalian,” katanya.
Saat mengunjungi Malang Raya, Menko Luhut datang bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Dalam kesempatan itu, Menkes juga turut berbincang dengan penghuni isoter.
”Bapak Ibu sekalian kalau kena, keluarga terdekatnya kemungkinan terpapar. Itu harus dites. Kalau kita tahu (hasilnya), itu bisa melindungi keluarga kita. Yang bahaya kalau kita tidak monitor. Tidak usah malu untuk isoter. Di sini dicek tubuh dan temperatur. Kalau suhunya tinggi, ya, dilawan, di obati,” kata Menkes.
Sebelumnya, saat mengumumkan perpanjangan PPKM level 4, Luhut menyoroti dua wilayah di Jawa-Bali yang tidak mengalami penurunan kasus, yaitu di aglomerasi Malang Raya dan Bali. Oleh karena itu, secara khusus, ia akan melakukan intervensi di dua wilayah tersebut. Sebelum ke Malang, Luhut sudah melakukan kunjungan kerja ke Bali.
Terkait kunjungan Menko Marinvest dan Menkes ke Kota Malang, Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif mengatakan bahwa tidak ada data ditutupi. ”Tidak ada data ditutupi, hanya istilahnya sinkronisasi,” katanya.
Adapun terkait data turunnya tingkat kematian, tetapi tingkat kesembuhan juga cenderung turun, Husnul mengatakan hal itu hanya terkait teknis pengumpulan data. ”Data kasus kasus masuk langsung masuk semua, sementara data kesembuhan, kita masih harus menunggu 14 hari untuk mencatatnya. Ini hanya masalah sinkronisasi data,” ujar Husnul.
Data perkembangan kasus Covid-19 Kota Malang sebagaimana dipublikasikan secara terbuka di media sosial Pemkot Malang, per 12 Agustus 2021 total kasus Covid-19 di Kota Malang mencapai 13.007 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 944 di antaranya meninggal dan 10.089 sembuh. Tampak bahwa tingkat kematian mencapai 7,2 persen, sedangkan tingkat kesembuhan 77,5 persen.
Hitungan statistik itu berbeda jauh jika dibandingkan dengan data bulan-bulan sebelumnya. Data per 1 April 2021, tingkat kematian di Kota Malang masih 9,1 persen, tetapi tingkat kesembuhan mencapai 90 persen.
”Saat ini, data kesembuhan Covid-19 di Kota Malang sudah 78 persen dari sebelumnya 70 persen. Semoga bisa segera 80 persen,” kata Husnul.