Jadi Sorotan Pemerintah Pusat, Lampung Diminta Optimalkan Penanganan Kasus Covid-19
Lampung menjadi sorotan pemerintah pusat karena tingginya tingkat kematian akibat Covid-19 dan rendahnya vaksinasi. Pemerintah daerah diminta mengoptimalkan pelacakan kasus hingga menyiapkan ruang isolasi terpusat.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Penanganan Covid-19 di Lampung menjadi sorotan pemerintah pusat. Di tengah penambahan kasus dan tingkat kematian tinggi, pelaksanaan vaksinasi di Lampung terbilang rendah.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Lampung diminta mengoptimalkan pelacakan Covid-19 selama masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4. Pemerintah daerah juga diminta menyiapkan ruang isolasi terpusat untuk menekan risiko penularan virus.
Menyikapi hal ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto datang ke Lampung, Jumat (13/8/2021). Selain menggelar rapat bersama Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Ganip Warsito dan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Airlangga meninjau penanganan Covid-19 di Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Lampung Selatan.
Airlangga mengatakan, kasus Covid-19 di Lampung menjadi sorotan pemerintah pusat. Selain tingkat kematian yang tinggi dan capaian vaksinasi Covid-19 yang rendah, pelacakan kasus juga mesti ditingkatkan. Dari satu kasus Covid-19 yang ditemukan, setidaknya harus dilakukan pelacakan pada 15 orang lainnya.
”Ini membutuhkan swab antigen yang banyak. Tadi Pak Gubernur sudah menyatakan pemerintah daerah akan menambah jumlah pasokan swab antigen,” kata Airlangga.
Jika pelacakan berjalan baik, jumlah kasus, terutama di daerah yang memberlakukan PPKM level 4 akan meningkat karena banyak kasus yang terdeteksi. Penanganan pasien yang baik, pembatasan mobiltas, dan kepatuhan warga menerapkan protokol kesehatan diharapkan dapat mengendalikan penularan virus.
Selain mengoptimalkan pelacakan kasus, pemerintah daerah juga diminta menyiapkan ruang isolasi terpusat untuk menekan risiko penularan virus. Selain wisma dan rumah susun, pemerintah juga bisa memanfaatkan kapal sebagai tempat isolasi.
Airlangga menambahkan, pemerintah pusat akan mengirim sekitar 1,5 juta vaksin tambahan untuk Lampung. Lampung juga akan mendapat tambahan 406 konsentrator oksigen yang akan didistribusikan ke 17 rumah sakit di 15 kabupaten/kota.
Secara nasional, kata dia, capaian vaksinasi Covid-19 berkisar 22 persen. Sejumlah daerah yang capaian vaksinnya masih di bawah rata-rata nasional akan terus didorong untuk mempercepat vaksinasi, termasuk Lampung.
Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Lampung, hingga Jumat (14/8) , tercatat ada 41.109 kasus Covid-19 di Lampung. Sebanyak 2.887 orang atau 7,02 persen warga meninggal akibat Covid-19. Adapun tingkat vaksinasi Covid-19 di Lampung baru mencapai 6,7 persen.
Sementara itu, menurut data Kementerian Kesehatan, jumlah orang yang menjalani pemeriksaan tes Covid-19 per minggu di Lampung baru 6.096 orang. Jumlah itu masih jauh dari target ideal 126.567 orang per minggu.
Selain itu, dari 80 rumah sakit di Lampung, saat ini, tingkat keterisian RS di Lampung sekitar 61,2 persen. Ada dua daerah yang tingkat keterisian rumah sakitnya masih di atas 70 persen, yakni Bandar Lampung dan Lampung Utara.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menjelaskan, kebutuhan vaksin Covid-19 di Lampung saat ini sebanyak 14 juta. Dari jumlah itu, Lampung telah menerima sekitar 1,5 juta vaksin.
Selain membutuhkan tambahan dosis vaksin, pemerintah daerah juga memerlukan tambahan sarana penanganan pasien dan pelacakan kasus. Hal itu seperti mesin PCR, tempat tidur perawatan, obat-obatan, dan sarana untuk perluasan pelacakan kasus.