Vaksinasi di Gili untuk Percepatan Zona Hijau Pariwisata di NTB
Vaksinasi di NTB terus dipercepat. Termasuk bagi pelaku pariwisata di kawasan Tiga Gili, Lombok Utara. Hal itu untuk mempercepat penerapan zona hijau pariwisata di kawasan Gili.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Vaksinasi bagi pelaku dan masyarakat pariwisata di Nusa Tenggara Barat terus dilakukan, termasuk di tiga Gili, Lombok Utara. Vaksinasi itu diharapkan bisa turut mendorong percepatan penerapan zona hijau untuk menggairahkan pariwisata di kawasan itu.
Ketua Gili Hotel Association Lalu Kusnawan saat dihubungi dari Mataram, Kamis (12/8/2021), mengatakan, kegiatan vaksinasi di Gili Trawangan merupakan kegiatan yang diselenggarakan TNI-Polri bersama Pemerintah Kabupaten Lombok Utara.
Menurut Kusnawan, kegiatan bertajuk ”Vaksinasi Presisi Merdeka Tramena (Trawangan, Meno, Air) Goes to Green Zone” itu akan berlangsung selama dua hari. Pada Kamis ini diselenggarakan di Gili Trawangan, lalu besok pada Jumat (13/8/2021) di Gili Air dan Gili Meno. Khusus Gili Trawangan, berdasarkan data Polda NTB, ada lebih dari 2.000 penerima vaksin.
Kusnawan mengatakan, kawasan Gili memang tengah dipersiapkan sebagai salah satu kawasan hijau Covid-19. Apalagi sejak pandemi, meski belum pernah ada kasus, kawasan yang menjadi ikon pariwisata NTB itu lesu.
”Jangankan dalam pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM, tidak PPKM pun sepi. Sejak PPKM darurat, kunjungan turun drastis. Dari 900 properti, yang benar-benar beroperasi normal di tiga gili hanya 200 unit,” kata Kusnawan.
Oleh karena itu, vaksinasi bagi pelaku usaha jasa pariwisata termasuk masyarakat di kawasan tiga Gili, menjadi harapan. Menurut Kusnawan, sebelumnya kegiatan vaksinasi bagi pelaku jasa usaha pariwisata telah dilakukan beberapa kali. Baik di Gili maupun Lombok Utara secara umum.
”Hari ini, vaksinasi dipusatkan di Hotel Villa Ombak. Ada yang vaksin pertama ataupun kedua, baik masyarakat di Gili maupun ekspatriat pemegang kartu izin tinggal terbatas,” kata Kusnawan.
Ika Diyanti (33), salah satu pelaku usaha pariwisata di Gili, mengatakan senang bisa divaksinasi. ”Proses vaksinasi berjalan lancar. Saya mendapat vaksin AstraZeneca. Sejauh ini tidak ada efek apa pun,” kata Ika.
Ika antusias ikut vaksinasi karena melihat hal itu penting. Apalagi bagi pelaku pariwisata. ”Semoga setelah vaksin ini makin sehat dan terpenting, berdampak bagi Gili. Pariwisatanya bisa menggeliat lagi,” kata Ika yang divaksinasi bersama suaminya.
Menurut Kusnawan, vaksinasi di kawasan Gili penting karena menjadi salah satu indikator kawasan hijau atau green zone. Hal itu akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan yang datang atau berencana kesana.
Seperti diberitakan, Gili termasuk kawasan yang sedang dipersiapkan Pemerintah Provinsi NTB sebagai kawasan zona hijau Covid-19. Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat Yusron Hadi mengatakan, ada empat kawasan yang dipersiapkan, yakni Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Lombok Tengah, Desa Sembalun di Lombok Timur, kawasan Tiga Gili di Lombok Utara, dan Pulau Moyo di Pulau Sumbawa.
Menurut Yusron, berdasarkan data resmi dari pemerintah daerah setempat, tiga kawasan calon wisata zona hijau rata-rata telah lebih dari 70 persen memenuhi unsur sebagai kawasan hijau. Misalnya dengan penerapan CHSE atau cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment (ramah lingkungan), serta vaksinasi terhadap para pelaku pariwisata.
Menyeluruh
Menurut Kusnawan, dalam mewujudkan zona hijau, kesiapan secara menyeluruh harus pada semua aspek, seperti aksesibilitas, amenitas, dan atraksi. Pada aksesibilitas, misalnya, protokol kesehatan harus berjalan dengan baik.
”Baik itu transportasi dari bandara ke pelabuhan penyeberangan, dari pelabuhan ke Gili, antarpulau dari Bali ke Gili, juga di Gili seperti sepeda dan cidomo,” katanya. Sementara untuk amenitas, tidak hanya vaksinasi, tetapi juga penerapan standar CHSE.
”Sebagian anggota kami di Gili sudah dapat sertifikat CHSE. Sementara anggota yang masih tutup belum dapat. Namun program sertifikasi masih terus berjalan,” kata Kusnawan.
Sementara untuk atraksi, kata Kusnawan, tidak hanya atraksi di Gili, tetapi juga memaksimalkan kawasan-kawasan lain di Lombok Utara sebagai penunjang. Apalagi saat ini, pasar berubah dari wisatawan mancanegara ke lokal dan domestik.
Menurut Kusnawan, Lombok Utara memiliki berbagai kawasan yang bisa dimaksimalkan potensinya selain Gili. Terutama untuk mendorong lama tinggal wisatawan. Pelaku jasa pariwisata bisa menawarkan berbagai paket yang mengombinasikan wisata di Gili dengan kawasan-kawasan lain di Lombok Utara.
Kusnawan mengatakan, di atas semua itu, komitmen bersama juga penting. Terutama untuk memastikan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan. Pemeriksaan di pintu-pintu masuk harus berjalan. ”Percuma vaksin 100 persen, tetapi akses (masuk) tidak kita kontrol,” kata Kusnawan.