Tiga Daerah di Sulteng Diperintahkan Tingkatkan Jumlah Tes Harian
Tes harian untuk Kota Palu, Kabupaten Banggai, dan Kabupaten Poso harus dilipatgandakan untuk menemukan kasus infeksi Covid-19 lebih awal.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Gubernur Sulawesi Tengah meminta Kota Palu, Kabupaten Banggai, dan Kabupten Poso di Sulawesi Tengah meningkatkan jumlah tes harian guna melacak sebanyak mungkin kasus. Tiga daerah itu memiliki jangkauan tes rendah.
Masing-masing jumlah target tes untuk Palu, Banggai, dan Poso adalah 2.000 tes pe hari, 1.932 tes per hari, dan 1.323 tes per hari. Jumlah tes setara dengan 2,5 kali lipat dari tes sebelumnya. Tes harus dilakukan ketiga pemerintah daerah itu pada masa perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 dari 10 Agustus hingga 23 Agustus 2021.
Peningkatan jumlah tes tersebut disebutkan dalam Instruksi Gubernur Sulteng yang terbit pada 10 Agustus 2021. Hal itu merupakan tindak lanjut dari Instruksi Menteri Dalam Negeri tentang perpanjangan PPKM level 4 untuk Palu, Banggai, dan Poso.
Kepala Bagian Komunikasi Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kota Palu Adiman menyatakan, jumlah tes yang harus ditingkatkan tersebut gabungan dua metode atau jenis pemeriksaan, yakni tes cepat antigen dan polymerase chain reaction (PCR). Kedua tes tersebut telah diakui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Palu, Banggai, dan Poso merupakan tiga daerah dengan tambahan kasus harian sangat tinggi di Sulteng. Dalam seminggu terakhir, tambahan kasus masing-masing daerah tersebut 150-400 kasus. Jumlah itu jauh di atas 10 kabupaten lainnya di Sulteng.
Instruksi atau perintah peningkatan jumlah tes suspek dan kontak erat itu dilakukan di tengah masih rendahnya tes harian di tiga daerah tersebut. Sebagai contoh di Palu, berdasarkan paparan Wakil Wali Kota Palu Reny Lamadjido pada Senin (9/8/2021) dalam pertemuan virtual, rata-rata tes harian di Palu dengan berbagai metode tes pada 1-7 Agustus masih 581 tes dari keharusan 857 tes per hari merujuk Instruksi Menteri Dalam Negeri. Hal sama juga terjadi di Banggai, hanya 512 tes dari keharusan 827 tes.
Tes terhadap suspek dan kontak erat dilakukan oleh tim surveilans pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan rumah sakit.
Terkait peningkatan target baru tersebut, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Coivd-19 Kota Palu Rochmat Yasin menyatakan, pihaknya berusaha memenuhinya. ”Insya Allah, selama tenaga kesehatan masih sehat dan tetap semangat. Alat tes juga diusahakan mencukupi untuk memenuhi target tersebut,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Banggai Anang S Otoluwa mengatakan, pihaknya sudah menggelar rapat untuk menjalankan instruksi tersebut. Petugas dari puskesmas dan rumah sakit berbagi tugas untuk menjangkau suspek dan kontak erat dengan jumlah target harian tersebut.
Dalam rapat dengar pendapat dengan DPRD Sulteng pada akhir pekan lalu Anang mengatakan, masih rendahnya tes harian karena ada warga yang menolak untuk dites. Pihaknya menggalakkan edukasi kepada warga untuk memahami penanganan Covid-19, termasuk deteksi kasus melalui tes. Dinas merekrut sejumlah mahasiswa untuk tujuan tersebut agar warga kooperatif.
Nurdin dari Roa Jaga Roa, jejaring relawan penyediaan kebutuhan untuk warga terkonfirmasi yang menjalani karantina mandiri di Palu, menyatakan, tes merupakan kunci pengendalian kasus. Jika tes tak dilakukan secara masif, penularan akan terus terjadi. ”Saya kira negara punya kapasitas untuk melaksanakan tes tersebut. Jika memungkinkan bisa rekrut tenaga surveilans agar suspek dan kontak erat bisa dijangkau,” ujarnya.
Tes atau pemeriksaan spesimen, baik dengan metode tes cepat antigen maupun PCR, merupakan salah satu kunci dalam mengendalikan Covid-19. Dengan banyaknya tes, jangkauan penemuan kasus dari suspek dan kontak erat orang atau pasien terinfeksi Covid-19 makin banyak. Dengan cara itu, penularan bisa dibatasi karena orang-orang yang diduga membawa Covid-19 ditemukan sejak dini. Peluang untuk penularan lebih lanjut pun diatasi.