Bali Hadapi Pandemi Covid-19 dengan ”Sekala” dan ”Niskala”
Upacara kurban suci dan persembahyangan dilangsungkan di lima lokasi berbeda di Bali, Sabtu (7/8/2021), salah satunya di Pantai Kuta, Badung. Upaya secara ”sekala” dan ”niskala” ditempuh agar pandemi segera berakhir.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·2 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Upacara kurban suci dan persembahyangan dilangsungkan bersamaan di lima lokasi berbeda di Bali pada Sabtu (7/8/2021). Semuanya dilakukan sebagai salah satu ikhtiar penanganan pandemi Covid-19.
Upacara aci pakelem hulu teben (kurban suci kepada alam) itu digelar di lima sumber air (panca sagara). Di timur Bali, upacara itu dilakukan di Pura Segara Batu Belah, Karangasem. Di Selatan Bali dilakukan di Pura Segara dan Pura Dalem Pakendungan di Badung dan bagian barat di Pura Segara Rupek, Buleleng.
Adapun di utara Bali, upacara itu dilakukan di Pura Negara Gamburanglayang, Buleleng. Sementara di tengah (madya), upacara dilakukan di Pura Ulun Danu Batur, Bangli.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan, masyarakat Bali terbiasa melakukan sekala (nyata) dan niskala (nirnyata) ketika menghadapi persoalan dalam kehidupan. ”Saat pandemi ini, keduanya juga dilakukan,” kata Tjokorda, yang akrab disapa Tjok Ace, ketika ditemui di Pantai Kuta, Badung, Sabtu.
Secara sekala, katanya, upaya-upaya pengendalian dan penanganan pandemi sudah dan terus dijalankan pemerintah, bahkan sampai di tingkat desa. Adapun niskala dilakukan dengan nunas ica atau memohon kehendak Tuhan dengan berdoa.
Ritual dan persembahyangan yang dipimpin Ida Pandita Mpu Jaya Reka Merta Yoga di Pantai Kuta, Badung, berjalan khidmat. Hadir juga dalam acara itu kepala desa adat, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali I Gusti Ngurah Sudiana, dan Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Bali I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Saputra.
”Semoga melalui upacara aci pakelem dan doa, kita mendapatkan keselamatan dan terhindar dari bencana. Semoga sasab (wabah) segera usai,” ujar Ida Pandita Mpu Jaya Reka Merta Yoga.
I Gusti Ngurah Sudiana mengatakan, upacara dan ritual, termasuk aci pakelem, sudah diatur dalam lontar Widhi Sastra Roga Sangara Bhumi. Di sana disebutkan juga perihal wabah dan bencana.
Sudiana menyebutkan, apabila dunia mengalami musibah, gering, dan bencana penyakit, para pemimpin dan masyarakat disarankan melaksanakan mapakelem, atau kurban suci. Mereka berdoa memohon kepada Tuhan melalui Ida Batara Baruna sebagai dewa air dan penguasa samudra agar bahaya, bencana, ataupun wabah penyakit dilebur dan dihilangkan.
Adapun secara sekala atau upaya nyata, kepatuhan menjalankan protokol kesehatan menjadi ikhtiar memutus mata rantai penularan penyakit Covid-19. Pemerintah juga masih menjalankan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dijadwalkan hingga Senin (9/8/2021).