Pencarian Tiga Orang Hilang di Gunung Ungaran Dilanjutkan Sabtu
Rombongan berangkat enam orang. Tiga selamat, sedangkan tiga orang masih dicari. Mereka berangkat pada Rabu untuk ritual di sendang Suroloto di Gunung Ungaran. Luasnya areal pencarian menjadi tantangan tim SAR gabungan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
UNGARAN, KOMPAS — Pencarian terhadap tiga orang yang diduga tersesat di Gunung Ungaran, Jawa Tengah, hingga Jumat (6/8/2021) malam belum menemukan titik terang. Selain luasnya area pencarian, kontur tanah yang berlubang juga menjadi tantangan. Menurut rencana, pencarian akan dilanjutkan Sabtu pagi.
Menurut data di posko induk di Balai Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, ketiga orang dalam pencarian itu ialah Roni (38), Seto (50), dan Mindiyanah (37). Ketiganya warga Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Adapun Nur (20), Slamet (50), dan Dani (33) yang juga berangkat bersama mereka, selamat.
Kepala Desa Nyatnyono, Parsunto, di kantornya, Jumat, mengatakan, keenamnya berangkat dari Salatiga pada Rabu (4/8). Melalui Bukit Ngipik, Dusun Ngaglik, Nyatnyono, mereka menuju Sendang Suroloyo di Gunung Ungaran.
Pada Rabu malam, mereka tiba di lokasi itu untuk melakukan ritual. Itu dilakukan setelah salah seorang dari mereka mengaku mendapat petunjuk lewat mimpi untuk mengambil bunga.
Keenamnya kemudian turun gunung pada Kamis pagi. Namun, rombongan terbagi dua. Roni, Seto, dan Mindiyanah turun lebih cepat. Berjarak sekitar 50 meter, tidak ada kontak dari mereka. Adapun Nur dan Slamet lalu turun melalui Air Terjun Semirang. Sementara Dani, yang sudah biasa naik gunung, menunggui ketiga orang yang hilang kontak.
”Karena belum juga ketemu, baru pada Kamis malam Dani melapor ke perangkat desa kami di Dusun Ngaglik. Malam itu juga sempat dilakukan pencarian, tetapi dilanjutkan Jumat pagi. Jumat ini, total ada sekitar lima anggota tim SAR gabungan yang berangkat, tetapi naiknya bergantian,” kata Parsunto.
Ketua Relawan Nyawa Wali Desa Nyatnyono Agus Purnomo menuturkan, sejumlah kendala yang ditemui pada pencarian sepanjang Jumat, yakni luasnya pencarian serta keterbatasan alat. Namun, koordinasi terus dilakukan. Posko induk terletak di Balai Desa Nyatnyono, sedangkan posko lapangan di Bukit Ngipik.
Hingga Jumat malam, pencarian pun masih belum membuahkan hasil. ”Karena keterbatasan pencahayaan, pencarian akan dilanjutkan pada Sabtu pagi. Nanti akan ada evaluasi, seperti pemetaan areal yang sudah disisir. Jadi, besok, area pencarian akan diperluas, menyesuaikan hasil evaluasi,” kata Agus.
Agus menuturkan, jarak antara Bukit Ngipik dan Sendang Suroloyo berkisar 3-4 kilometer, dengan waktu tempuh sekitar tiga jam bagi yang belum terbiasa menyusurinya. Jalur tersebut bukanlah jalur resmi pendakian, tetapi hanya jalur yang biasa dilewati orang-orang menuju sendang atau hendak berziarah. Sebab, ada sejumlah makam di sana.
Kepala Kantor SAR Semarang Heru Suhartanto menuturkan, pada Jumat, memberangkatkan 1 tim rescue untuk pencarian dan pertolongan. Tim yang turun disertai alat utama SAR vertikal dan alat evakuasi.
”Operasi pencarian dengan mengumpulkan informasi dari Dani (saksi) terkait di mana terakhir survivor hilang. Untuk mempermudah pencarian tim SAR gabungan mengikuti trek jalur pendakian menuju sendang Suroloyo,” katanya.
Heru menambahkan, kendala yang dihadapi tim SAR gabungan, yakni luasnya area pencarian serta kontur tanah yang berlubang. Selain itu, juga tidak ada jejak yang ditinggalkan.