Polda Sumsel Terjunkan Psikolog Periksa Kejiwaan Anak Akidi Tio
Polda Sumsel menerjunkan tim psikolog untuk memeriksa kejiwaan anak bungsu Akidi Tio, Heryanty. Hal ini untuk menentukan kelanjutan proses pemeriksaan yang sedang berlangsung.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Kepolisian Daerah Sumatera Selatan menerjunkan tim psikolog untuk memeriksa kejiwaan putri bungsu Akidi Tio, Heryanty. Hasil pemeriksaan psikolog turut menentukan kelanjutan proses pemeriksaan terhadap Heryanty terkait donasi Rp 2 triliun yang dijanjikannya.
Kepala Bidang Humas Polda Sumsel Komisaris Besar Supriadi, Kamis (5/8/2021) di Palembang, mengatakan, pihaknya mengerahkan tim psikolog yang terdiri dari psikolog Polda Sumsel dan psikolog dari Jakarta. Pemeriksaan dilakukan untuk menyempurnakan tahapan pemeriksaan kesehatan yang sudah dilaksanakan dalam dua hari terakhir.
Sebelumnya, Selasa (3/8), dokter Polda Sumsel telah memeriksa kesehatan Heryanty yang sebelumnya sempat mengalami sesak napas. Setelah diperiksa, polisi memastikan kondisi tubuh Haryanty tergolong baik. Selain itu, tim dokter juga melakukan tes usap reaksi berantai polimerase (PCR) untuk memastikan Heryanty tidak terpapar Covid-19.
Heryanty jatuh sakit setelah dimintai keterangan di Polda Sumsel pada Senin (2/8) selama sekitar 10 jam. Ia tidak bisa melanjutkan pemeriksaan pada hari berikutnya dan berada di rumah. Petugas kepolisian pun berjaga di sekitar tempat tinggal Heryanty.
”Walau Kapolda sudah memaafkan, proses pemeriksaan dan klarifikasi mengenai keberadaan dana hibah masih tetap berlanjut,” ucap Supriadi. Pihaknya tetap mengedepankan asas praduga tidak bersalah.
Selain Heryanty, penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel telah memanggil lima saksi lain. Semua yang diperiksa adalah mereka yang datang dalam acara pemberian hibah secara simbolis pada Senin (26/7). ”Kami akan menggali informasi terkait segala hal yang mereka ketahui tentang dana hibah tersebut,” ucapnya.
Walau Kapolda sudah memaafkan, proses pemeriksaan dan klarifikasi mengenai keberadaan dana hibah masih tetap berlanjut.
Berdasarkan hasil klarifikasi Bank Mandiri, bank tempat dana Heryanty disimpan, saldo di rekening giro milik Heryanty tidak mencukupi untuk membayar donasi. Jumlah dananya tidak sesuai dengan nominal yang ada dalam bilyet giro yang diberikan Heryanty kepada Polda Sumsel.
Polda Sumsel juga telah bersurat kepada Bank Indonesia dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk dimintai pendapat mereka terkait kasus ini. ”Kami belum mendapatkan jawaban karena surat permintaan baru saja dilayangkan,” ucap Supriadi.
Sebelumnya, dalam pernyataan permintaan maafnya kepada masyarakat terkait kegaduhan yang ditimbulkan akibat bantuan itu, Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Eko Indra Heri menyatakan memaafkan keluarga besar Akidi Tio. Kapolda juga memaafkan warga yang menghujatnya.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy memastikan dirinya akan bekerja sama apabila sewaktu-waktu diminta penyidik untuk memberikan keterangan. Dia mengakui bahwa dia adalah penghubung antara Kapolda Sumsel dan dokter Keluarga Akidi, Hardi Darmawan.
Namun, itu hanya sebatas memberikan nomor telepon Kapolda. Terkait pembahasan antara Hardi dan Kapolda, Lesty mengaku tidak tahu banyak hal.
”Terkait dana, ya, kita tunggu saja semoga saja memang ada,” ujar Lesty. Kalaupun tidak ada, semoga tidak menyurutkan semangat donatur yang lain untuk memberikan bantuan.