RS M Hoesin, Palembang Tambah Kapasitas Tangki Oksigen Medis
Untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan, RSUP Dr Mohammad Hoesin membangun tangki penampungan oksigen cair dengan kapasitas sekitar 20.000 liter, menambah 14.000 liter tangki yang sudah ada.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang meningkatkan kapasitas tangki penyimpanan oksigen cair dari 14.000 liter menjadi 34.000 liter. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan oksigen yang melonjak akibat pandemi Covid-19. Peningkatan kapasitas itu membutuhkan waktu sampai tiga minggu ke depan.
Hal ini disampaikan Direktur Utama RSUP Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang Bambang Eko Sunaryanto, Rabu (4/8/2021). Dia menjelaskan, saat ini pihaknya sedang membangun tangki penampungan oksigen cair dengan kapasitas sekitar 20.000 liter. Keberadaan tangki ini menambah jumlah tangki cadangan yang sudah ada yang berkapasitas sekitar 14.000 liter.
Kapasitas tangki ini ditingkatkan lantaran melonjaknya kebutuhan oksigen, terutama dalam empat bulan terakhir. ”Biasanya kebutuhan oksigen per hari hanya sekitar 2.500 liter, sekarang meningkat hingga 6.000 liter per hari,” ucap Bambang.
Selain untuk pasien Covid-19, oksigen medis juga dibutuhkan bagi pasien yang mengalami sejumlah penyakit komorbid, seperti jantung, penyakit pernapasan, dan jenis penyakit lainnya. Apalagi saat ini kasus Covid-19 di Sumsel cenderung meningkat.
Dari 299 kamar yang tersedia untuk pasien Covid-19, sudah terisi sekitar 85 persen, sedangkan untuk unit gawat darurat dengan kapasitas 30 tempat tidur sudah terisi 100 persen.
Agar tidak terjadi penumpukan, ujar Bambang, pihaknya membuat aturan, perawatan pasien Covid-19 tidak perlu menunggu sampai hasil pemeriksaan tes reaksi berantai polimerase (PCR) negatif keluar. Jika dalam 10 hari sudah tidak ada lagi gejala pernapasan yang kronis, pasien diperbolehkan pulang.
Bambang menambahkan, selama ini, proses pengisian oksigen tergolong lancar walaupun beberapa kali mengalami kendala karena keterbatasan truk tangki. Dalam dua hari, ujar Bambang, RSMH bisa menampung sekitar 14.000 liter.
”Oksigen itu dipasok dari perusahaan penyedia oksigen seperti PT Ligasin,” ucapnya. Ada juga bantuan oksigen dari PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) dan PT OKI Pulp and Paper.
Biasanya kebutuhan oksigen per hari hanya sekitar 2.500 liter, sekarang meningkat hingga 6.000 liter per hari. (Bambang Eko Sunaryanto)
Menteri BUMN Erick Thohir dalam kunjungannya di Sumsel, Selasa (3/8/2021), mengatakan, hingga kini, PT Pusri sudah membagi 104,7 ton oksigen dan 8.209 tabung oksigen kepada 1.139 warga yang membutuhkan dan 139 rumah sakit di DKI Jakarta, Lampung, Bengkulu, Solo, dan Sumsel.
Pusri bersama OKI Pulp and Paper juga telah menyalurkan isotank dengan total 152,22 ton untuk wilayah Sumsel dan Lampung. ”Bantuan obat, vitamin, dan oksigen, tak hanya bagi karyawan, tetapi juga kepada masyarakat yang membutuhkan merupakan cermin bahwa perusahaan BUMN harus melakukan service oriented,” kata Erick.
”Di tengah kondisi seperti ini, pelayanan untuk membantu rakyat dengan aksi nyata akan memberikan dampak langsung bagi pemulihan pasien,” tambah Erick.
Sebelumnya, Gubenur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, produksi oksigen medis dari sejumlah perusahaan di Sumsel mencapai 100 ton per hari. Jumlah ini melebihi kebutuhan oksigen di Sumsel yang sebanyak 25 ton per hari.
Produksi yang melimpah itu kemudian dikirimkan juga ke provinsi lain yang membutuhkan. Memang saat ini distribusi oksigen medis masih terkendala alat angkut, yakni ketersediaaan mobil tangki oksigen. ”Karena itu, daerah yang membutuhkan oksigen silakan datang ke Palembang, tetapi membawa kendaraan isotank sendiri,” ucapnya.
Tidak hanya daerah dan rumah sakit, warga pun berhak mendapatkan oksigen medis gratis asal membawa tabung oksigen sendiri. ”Ini bukan masalah politik atau ekonomi. Tetapi ini masalah kemanusiaan,” ujar Herman.